11

11 2 0
                                    

Sudah 2 minggu Kayle berada di Paris. Ia mengurus acara fashion shownya sekaligus memantau perusahaan miliknya disana karena beberapa minggu yang lalu orang kepercayaannya menelepon Kayle kalau saham perusahaan miliknya itu sedang tidak beres akhir-akhir ini.

Sebenarnya selama Kayle berada di Paris, ia selalu memikirkan Remi. Kayle merasa bersalah padanya karena tidak dapat meluangkan waktu lebih banyak untuk anak gadisnya.

Pesawat tujuan Indonesia tak lama tiba dan membuat Kayle untuk segera bergegas masuk ke dalam pesawat. Ia memesan tiket layanan kelas satu. Bukannya ingin bermaksud sombong akan kekayaannya, tapi ia hanya malas berurusan dengan orang-orang yang meminta foto dan itu mengganggu istirahatnya.

5 jam perjalanan menuju Indonesia membuat punggung dan juga bokong pegal jika tidak terbiasa melakukan perjalanan jauh dengan pesawat. Tapi itu adalah pengecualian untuk Kayle.

Sesampainya di bandara Soekarno-Hatta, ia langsung bergegas ke arah pintu keluar dan menaiki taksi yang ada di depannya. Kira-kira 1 jam kemudian Kayle sudah tiba di rumah megahnya. Para maid yang melihat kedatangan majikannya langsung menyibukkan diri mereka masing-masing. Para bodyguard yang berjaga di sekitar taman membantu Kayle membawa koper serta beberapa tas belanja oleh-olehnya ke depan kamar Kayle.

Sementara itu, Remi selama 2 minggu belakangan kian semakin dekat dengan kakak kelas yang beberapa minggu lalu mengajaknya mengobrol di kantin.

Jovian yang terus berada di dekat Remi tak luput mendapat perhatian dari kedua bodyguard Remi. Karena sampai sekarang kedua bodyguardnya masih belum mengetahui siapa.sebenarnya Jovian ini. Biasanya mereka akan cepat bisa mendapat informasi dari orang yang profilnya ingin mereka ketahui. Mereka berasumsi bahwa Jovian adalah nama palsu anak laki-laki tersebut dan sampai sekarang mereka masih terus mencari informasi mengenai Jovian.

Remi yang mengetahui ini juga tidak berniat sama sekali untuk penasaran terhadap Jovian dan menghiraukan kedua bodyguardnya yang terus memberikan peringatan agar jangan mendekati Jovian dulu.

Seperti sekarang ini disaat semua orang sedang melakukan ujian tengah semester Remi sedang asyik mengobrol berdua dengan Jovian di kantin yang tentu saja masih di bawah pengawasan kedua bodyguard nya yang terus memantau mereka dari jauh.

Kalian pasti bingungkan kenapa mereka malah enak-enakan di kantin sementara teman-temannya yang lain masih ujiankan?

Sebenarnya mereka sudah selesai duluan mengerjakan soalnya karena bagi Remi dan Jovian ini termasuk ujian yang mudah apalagi untuk Deno dan Ifa yang notabenenya seorang mahasiswa.

Ya, gue tahu mereka itu pinter so jangan iri sama mereka ya... hehee. Oke back to topic.

Entah sejak kapan juga Deno merasa sangat ingin selalu dekat dan melindungi Remi. Ia tak ingin kejadian beberapa hari yang lalu menimpa Remi lagi.

Kalian bingungkan yang mana kejadiannya?? Next chapt ya?

























Gak kok gue bercanda... oke gue ceritain kejadiannya.

Flashback on

Malam yang masih sama seperti malam-malam yang lainnya. Sunyi, cahaya rembulan dan bunyi daun-daun yang saling bergesekan yang selalu menemani malam. Hanya saja malam ini dirasakan berbeda oleh Remi. Ia selalu merasakan kegelisahan di dalam tidurnya. Entah sudah berapa kali dia berganti posisi dalam tidurnya hanya untuk dapat membuatnya bisa merasakan nyaman untuk tidur.

Kantuk yang sudah menerjangnya begitu lama tapi tetap saja ia tak bisa tidur dengan nyenyak. Mata, tubuh, dan otaknya menyuruhnya untuk bisa segera tidur tapi tidak dengan batinnya.

Batinnya selalu memberikan rasa gelisah yang Remi sendiripun tidak tahu apa sebabnya.

Batin dan otaknya terus memberikan perlawanan stau sama lain dan pada akhirnya otaknya lah yang menang. Dan dengan mengabaikan batinnya yang yerus bilang untuk berjaga, perlahan Remi memasuki dunia mimpi.

Belum ada satu menit ia menutup matanya, telinganya menangkap sebuah suara dari arah balkon kamarnya. Tapi ia mengabaikan suara itu dan melanjutkan keinginannya untuk dapat tidur nyenyak.

Tak berapa lama setelahnya ia merasakan sesuatu seperti mengikat tangannya. Beberapa kali Remi mencoba untuk menggerakan tangannya. Tapi nihil. Tangannya sama sekali tidak dapat digerakan, begitupun kakinya. Sangat berat rasanya untuk hanya sekedar membuka mata dan melihat apa yang terjadi pada kedua tangan dan kakinya.

Remi hanya terdiam, dan semakin mempertajam pendengarannya. Suara langkah kaki yang mendekat dapat terdengar jelas di telinganya, dan sepertinya lebih dari satu orang. Remi tetap menutup matanya dan menunggu apa yang orang itu sedang lakukan.

Remi tidak mendengar suara apapun setelahnya selama beberapa menit tapi ia dapat merasakan perlahan tubuhnya seperti diangkat. Refleks Remi membuka matanya dan shock. Ia melihat tangan dan kakinya diikat dan kini tubuhnya sedang digendong oleh seseorang yang wajahnya ditutupi topeng hitam begitupun dua orang lainnya yang ada di belakang dirinya.

Mungkin karena mereka menyadari Remi yang sudah sadar dari tidurnya, orang yang juga bertopeng hitam disebelah kirinya menempelkan jari telunjuk ke depan bibirnya,

Sssttt bisiknya.

Tapi Remi mengabaikannya lalu berteriak. Sebuah saputangan yang sepertinya sudah dipersiapkan sebelumnya langsung dilyangkan kearah mut dan hidung Remi. Awalnya Remi terus memberontak sampai pada akhirnya ia kembali jatuh tertidur karena efek obat yang mungkin sudah dituangkan pada saputangan tersebut.

Segera setelahnya ketiga orang bertopeng hitam tadi bergegas melancarkan kembali rencana mereka  untuk menculik Remi.

Deno dan Ifa yang memang setiap malam tidak tidur dan bergantian berjaga mendengar teriakan spontan dari arah kamar Remi.

Mereka berlari menuju kamar Remi, mendobrak pintu kamar itu dan terlihatlah tiga orang di balkon kamar Remi dengan salah satunya menggendong Remi yang sudah dalam keadaan terikat dan tertidur.

-justdoubt-

Ya, gue tau ini pendek banget. Abis daku udah mulai mentok nih idenya jadi segini dulu ya... next chapt doakan agar cepat selesai ya ;).
Dan ini belum gue revisi, jadi maaf ya kalau typonya bertebaran tapi kalo nih cerita udah selesai bakan aku revisi, edit lgi deh. O iya follow jga ya akun wattpad w yg lain : anelia_30. Thankyou

Love JA

Only DoubtWhere stories live. Discover now