bahagia bersama mu

526 21 0
                                    

2,5 tahun kemudian...

Aku baru saja menyelesaikan ujian akhir ku. Yap benar UN .Dan sudah 1 tahun ini kak andrian tidak menghubungi ku dan sekarang dia sedang sibuknya dengan masa-masa perkuliahan nya di paris. Dia mengambil jurusan manajemen perhotelan. Dia ingin kelak bisa meneruskan perhotelan yang sudah di bangun oleh ayah nya. Ayah kak andrian bukan cuma jago di bisnis perhotelan saja dia juga jago di bagian perusahaan lebih tepatnya lagi di bagian properti. Wow...

"Eh sya,gimana kabarnya kak andrian?." Mendengar nama itu membuat aku sedih,sebab dia tak ada kabar nya dari 1 tahun belakang sampai sekarang.

"Sorry sya." Aku hanya tersenyum kecut.

"Gak papa kok marwa,oh iya minggu depan aku akan berangkat ke suatu tempat dan mungkin aku akan menetap disana?."

"Kemana? Kok kamu tega sih ninggalin aku. Padahal kita kan udah daftar kampus bareng." Aku terkekeh melihat tingkah sahabat aku ini.

"Kenapa tuh bibir. Digigit tawon bu?." Ah... Aku bakalan kangen ni sama sahabat ku yang satu ini.

"Aku akan pergi ke paris untuk menemui kak andrian selama nunggu pengumuman kelulusan aja. Dan tenang insyaallah aku bakalan kuliah disini kok. Lagian aku kangen banget sama kak andrian wa." Saat ini aku hanya membutuhkan pelukan kak andrian. Hanya itu.

"Sudah sore ni. Balik yu." Segera ku raih tas selempang ku. Aku di jemput oleh abang ku. Yah siapa lagi kalau bukan bang rifqi Kalian pasti bertanya kemana bang rizqi kan? Bang rizqi mendapatkan beasiswa di kairo. Enak banget kan. Dia bakalan pulang kalau udah sukses. Aku juga kangen sama bang rizqi.

"Dek." Aku pun tersadar dan kemudian turun dari motor cbr nya bang raqi. Rumah ini masih sama seperti dulu. Kosong tanpa ada kak andrian. Aku disini tinggal sama bang raqi,karena kak andrian yang minta. So gak perlu khawatir lah. Kita gak tinggal berdua aja kok ada bi iyem sama mbok imah. Sengaja untuk membantu aku mengurusi rumah segede ini.

"Assalamualaikum." Aku pun segera melangkah kan kaki ku ke kamar. Namun betapa terkejutnya aku saat melihat sosok yang selama ini aku rindu kan. Aku berhamburan ke pelukan dia dengan air mata mengalir begitu saja.

"Hei kenapa nangis?." Pelukan ku semakin erat saat mendengar suaranya.

"A...ku kangen sama ka...mu..k..ak." Aku semakin terisak dia pun kembali mengeratkan pelukan ku. Mungkin dia juga merindukan ku.

"Udah..jangan nangis lagi kan sekarang aku udah kembali. Maaf ya udah buat kamu merindukan ku sampai-sampai kamu kurus gini." Dia melepaskan pelukan ku.

"Kamu jahat kak. Kenapa sih kakak gak kabar in aku. Aku kan khawatir dan juga rindu sama suara kakak." Aku mengerutkan bibir ku.

"Udah dong ngambek nya. Kakak itu kemarin ingin menyelesaikan kuliah kakak cepat-cepat supaya cepat lulus dan ketemu sama kamu. Dan akhirnya kakak berhasil kan. Minggu depan kakak wisuda." Aku kaget mendengar hal tersebut. Secepat itu.

"Secepat itu kak. Emang bisa?." Aku masih gak percaya. Jujur dalam waktu 2.5 tahun dan kak andrian sudah menyelesaikan kuliahnya.

"Bisa kok, asal kita pintar. Kakak itu sudah gak sabar kembali ke sini dan juga bertemu kamu. Makanya kakak gak pulang. Maaf ya?." Aku kembali memeluk kak andrian. Dan kami terbuai dengan rasa bahagia.

"Selama aku berada di sisi mu. Aku akan selalu bahagia. Kamu adalah harta ku yang paling berharga dan dengan mu aku bisa tersenyum dan bisa berbagi semua yang ku alami di masa dulu walaupun sekarang. Perjodohan ini membuat aku bisa mengenal dengan wanita sebaik mu." Batin andrian.

"Maaf ya udah buat kamu khawatir. Dan maaf juga udah abaikan kamu selama 1 tahun ini. Tapi itu semua karena aku sedang menyelesaikan kuliah ku,supaya bisa kembali ke sini."

"Iya. Aku ngerti kok kak." Aku bersyukur karena ujian yang pernah di berikan allah bisa kami lewati bersama.

Makasih telah memilih aku...Aku bahagia bisa berada di setiap momen hidupmu. Tolong jadikan aku orang yang selalu membuat hidup mu berwarna dan jadi kan lah aku wanita yang pertama bagi mu. Jika tidak bisa tolong jadikan aku wanita terakhir di kehidupan mu. Aku percaya jodoh aku itu kamu. Karena dengan mu membuat aku semakin dekat dengan sang pencipta. Aku tak pernah merasakan sebahagia ini selama hidupku. Hanya dengan mu aku bisa tersenyum,tertawa lepas dan nyaman.

Semoga kita bisa membangun keluarga kecil yang diridhai oleh allah. Dan semoga kita bisa disatukan juga disurga nanti. Aku harap kamu adalah sayap pelindung bagi keluarga kita nanti. Amin.

" 3 hari lagi kita berangkat ke paris ya? Dan mungkin kita akan tinggal disana selama 1 tahun. Soalnya kakak mendapatkan tawaran pekerjaan disana. Dan kamu sekalian bisa kuliah disana?." Duh gimana nih.

"Aku pikir dulu ya kak. Soalnya aku udah janji sama marwa akan kuliah disini." Kak andrian mengelus rambut ku.

"Yah...masa kita LDRan lagi sih." Aku hanya bisa tersedia geli melihat tingkah lalu suami ku ini.

"Aku belum memutuskan jawabannya loh kak. Kenapa kakak udah simpulkan bahwa kita akan LDRan sih kak. Lucu deh kakak." Sumpah udah lama aku tidak tertawa lepas. Mungkin selama jauh dari kak andrian aku gak pernah tertawa seperti ini. Dan bahkan senyum pun jarang.

"Kita ke rumah mama yu?." Tawar andrian.

"Boleh deh kak." Dan kami pun turun dan bergegas menuju ke rumah mertua ku.

Tiba di rumah aku dan kak andrian di sambut hangat oleh ibu mertua ku dan juga kak alsya(kakak sepupu andrian) dan juga anak kak andrian.

"Assalamualaikum." Mama pun menghampiri kami berdua dan mulai deh hal yang paling ku hindari di ungkit.

"Ah...andrian sama risya masuk nak." Aku mencium tangannya mama dan setelah itu aku pun masuk. Aku duduk di samping kak andrian dan ditengah kami ada aura anaknya kak alsya. Dia memang dekat dengan ku jika aku main ke sini.

"Aura cantik banget sih." Kata ku sambil meneol pipinya yang sedikit temben.

"Udah cocok tuh sya." Aku dan andrian pun saling pandang dengan tatapan sulit untuk kami artikan.

"Cocok apa sih ma." Kata andrian.

"Yah jadi ibu dan ayah." Kali ini kak alsya yang angkat bicara.

"Nanti dulu ma. Lagian andrian baru saja lulus belum lagi wisuda. Dan kerjaan aja andrian belum dapat." Bohong kalau masalah itu. Itu hanya alasan semata bagi ku untuk menghindari arah topik yang di bicarakan mama. Aku tau risya itu belum siap.

"Mau sampai mama mati yan."

Skatmat...

Kalau udah gini pasrah aja deh. Selain kata 'iya' tak ada jawaban lain.

Aku dan risya saling pandang, lalu ku lihat risya mengangguk itu artinya dia tidak bisa menolak keinginan mama nya.

"Lagi pula kalau masalah kerjaan kan gampang. Kamu itu putra satu-satunya di keluarga kita. Jadi pasti kamu lah yang akan mendagri pewaris harta papa kamu." Mulai deh mama omongan nya jika udah kesal dan pengen sesuatu namun tak tercapai gini nih.

"Insyaallah ma. Kita berdua akan berusaha." Kata risya.

"Ma kita pulang dulu ya. Soalnya mau ke rumah bunda lagi. Sekaligus mau lihat persiapan pernikahan bang atha." Kata andrian seraya bangkit dari sofa.

"Ya udah. Mana tunggu kabar baik nya ya andrian,risya." Kami pun hanya mengangguk lalu bangkit dan meninggalkan rumah mama.

About Our FeelingWhere stories live. Discover now