Ilham & zahra

534 22 0
                                    

Terkadang waktu bisa merubah kita yang dulunya percaya menjadi kecewa,yang dulunya benci sekarang cinta. Dan yang dulunya cinta menjadi musuh.

-about our feeling-

____________________________________

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah ku.mungkin benar saat ini yang perlu aku lakukan hanyalah menunggu. Menunggu seseorang dari masa lalu ku.

Tiupan angin begitu terasa di kulit ku,kerudung ku terbang-terbang karena ditiup angin.

"Assalamualaikum". Langkah ku terhenti begitu mendengar pemilik suara tersebut.

"Masih sama". Aku tak menghiraukan ucapannya,karena aku takut rasa ini akan membuat aku semakin lemah.

"Wa alaikum salam". Aku berusaha menghindari dia untuk saat ini. Mungkin.

"Kakak perhatikan kamu sedikit pucat? Apa kamu sakit". Kenapa sih?kenapa kamu mesti perhatian sama aku kak. Aku gak mau perasaan itu hadir kembali dan itu akan membuat aku semakin lemah.

"Masa sih kak,mungkin aku hanya kecapean aja kali. Aku kan dari kemarin sibuk ngurusin pernikahan kakak sepupu aku. Oh iya kak aku lupa kalau hari ini aku piket. Aku duluan ya kak. Assalamualaikum". Jujur air mata ku mengalir begitu saja saat mendengar informasi dari sahabat baik ku sekaligus sepupu ku. Mungkin aku akan melepaskan kamu bang atha.
Aku duduk di kursi ku dan membuka buku novel ku yang belum habis aku baca semalam.

Jangan terlalu berharap jika dengan harapan itu kamu semakin jauh dari kenyataan dan juga membuat mu jatuh secara tidak perlahan.

Air mataku kembali mengalir saat mendapatkan pesan itu dari sahabat baik ku. Dia adalah kak ilham. Dia tau aku menyukai bang atha dan dia juga lah yang memberitahu aku tentang perjodohan nayya dan bang atha.

"Percayalah apapun yang telah ditetapkan allah itu yang terbaik untuk kita. Meskipun kita merasakan sakit terlebih dahulu". Aku menoleh kebelakang dan mendapati kak ilham telah duduk di hadapan ku. Ingin rasanya menjadi seperti kak ilham yang hidup tanpa beban.

"Kak apa jatuh cinta itu salah?". Entah mengapa aku lebih dekat dengan kak ilham dari pada kak daffa,padahal kakak kandung ku itu kan daffa bukan kak ilham. Mungkin aku dan nayya 'putri tertukar' kali ya?. Soalnya kita tuh beda banget,aku lebih dekat dengan kak ilham sedangkan nayya lebih dekat dengan kak daffa.

"Perasaan itu gak salah ra. Ya udah nanti kita jalan-jalan ke gramedia, dan kakak akan traktir buku yang kamu suka ra. Asalkan kamu jangan sedih lagi ya?masih banyak cowok di dunia ini ra". Aku pun tersenyum mendengar tutur kata kak ilham. Dia memang berbeda dengan kak daffa.

"Kakak ke kelas dulu ya. Assalamualaikum". Akupun menjawab salam dari nya.

Kak ilham benar.'jangan terlalu memaksa kehendak jika kita tak ingin tersakiti'.

Bel pulang berbunyi. Aku menuju parkiran dan benar dugaan ku kak ilham sudah menunggu ku diparkiran.

"Kita berangkat sekarang ya ra". Aku pun mengangguk lalu masuk kedalam mobil bang atha.

Seperti biasa aku selalu berceloteh ria tentang hari-hari ku di sekolah.

"Gimana bisa guru yang terkenal killer nya diam hanya karena pak irfan". Aku tak sanggup lagi. Perut ku sakit jika membayangkan bagaimana reaksi ibu meylan saat tadi bertemu dengan pak irfan. Dia pasti malu karena terpeleset di hadapan pak irfan.

"Mungkin bu meylan menyukai pak irfan kali". Jawab ku ngasal.

Dan kami pun akhirnya tiba di gramedia. Aku turun dari mobil kak ilham dan langsung masuk ke toko buku tersebut. Kak ilham hanya menggeleng melihat tingkah laku ku.

"Kak aku mau pilih buku...nah ini". Aku menunjukkan sebuah buku yang sudah lama ingin aku beli. Yah buku itu adalah 'sebening syahadat'. Kisah nya aku belum tau,soalnya aku baru setengah baca nya di wattpad ku,setelah itu ceritanya dihapus.

"Ya udah sekarang kita ke kasir yuk?". Aku pun mengangguk seraya meninggalkan tempat tadi.

Pulang dari gramedia tadi aku sibuk dengan aktivitas membaca buku ku. Namun sebuah ketukan pintu membuat ku harus menghentikan aktivitas ku sejenak.

"Dek ada tamu diluar?." Tamu?siapa ya?. Aku beranjak dari kamar ku. Aku sempat bingung saat melihat kak ilham di rumah lengkap dengan baju koko dan peci hitam yang semakin menambah ketampanan nya.

"Eh. Mama,papa dan kak ilham toh,kirain siapa?." Aku lebih memilih duduk di samping mama.

Mereka saling pandang yang membuat aku semakin bingung.

"Kenapa sih?." Namun mereka tetap diam.

"Em...ra minggu depan kakak akan ke amerika untuk mengikuti study banding, dan mungkin kakak akan lama disana. Kakak cuma mau pamit aja sama kamu ra. Sama mami dan papi juga." Terang kak ilham.

"Kok mendadak sih kak?."

"Tadi kakak juga kaget gitu pas dapat kabar dari pak margianto. Oh ya daff selama gue pergi loe ya yang jagain mereka berdua." Ilham menunjuk nayya dan zahra.

"Itu pasti. Jangan lupa sama kita di sini tuh?." Ilham terkekeh mendengar candaan daffa.

"Ya enggaklah."

"Siapa tau kalau udah ketemu bule disana lupa deh sama yang disini." Ah resek nih bocah.batin ilham.

"Sebentar ya zahra ke kamar dulu?." Aku pun berlari ke kamar.

"Kapan mau ngomong sama zahra ham?." Ujar bunga.

"Ma...Ilham takut nanti zahra menjauh jika mendengar pengakuan dari ilham. Biarkan seperti ini dulu ma. Dan mami,papi juga loe daff,jangan sampai dia tau. Aku hanya ingin beri waktu dulu untuk dia. Setelah gue sukses baru. Aku kesini lagi mi." Angga hanya bisa pasrah dengan keadaan ini. Aku gak mau memaksa kehendak.

Setelah itu kami hanya diam. Sampai suara cempreng marwa membuat suasana hening menjadi rusuh.setidaknya ini bisa menghilangkan kegalauan ku. Aku akan kembali secepatnya ra. Kamu tenang aja ra. Cowok di dunia ini bukan dia aja. Masih banyak orang yang sayang sama kamu dengan tulus.hanya saja kamu yang enggan untuk menoleh ke dia nya. Seperti aku.

✒✒✒

Sepulang dari rumah zahra aku langsung ke bandara untuk langsung terbang ke amerika. Berat? Itu pasti,ada sebagian jiwa ku yang hilang saat aku meninggalkan tanah kelahiran ku ini. Aku bohong. Aku pergi bukan cuma untuk study banding saja,tapi juga untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi dan juga mungkin untuk sementara aku harus menjauh dari nya.

Walaupun nanti aku tak bisa lagi berada di sisi mu,tapi ingat satu hal. Hati ku masih sama. Masih mencintai diri mu. Jika seandainya kita tak bisa bersama! Aku berharap semoga kelak aku bisa menjadi seseorang yang pernah menjadi bagian terindah dari hidup mu. Harapan ku hanya satu. Bisa menjadi pelindung bagi mu dan satu hal lagi bisa menjadi teman hidup mu. Jika tidak bisa,aku hanya bisa berdoa semoga kamu mendapatkan pendamping yang bisa menuntun kamu ke jannah-Nya allah lebih daripada diriku.

About Our FeelingWhere stories live. Discover now