[35] Nadith & Nathan (1/2)

897 49 3
                                    

Recommend buat didenger 👆🏻

| | | | | | | | |

Fourty Five ::

Nadith & Nathan.


***


       Jarum jam masih berputar ke arah kanan. Hingga sampai pada waktunya, Nadith tersadar, matanya yang sedari tadi memperhatikan jalanan dari jendela taksi. Beralih ke pesan yang baru saja masuk ke ponsel nya.

       "Nathan?" Sebutnya tak percaya. Berkali-kali ia memperhatikan isi dari pesan itu. Dia tidak salah baca, itu benar pesan dari Nathan. Segera Nadith menekan tombol panggil. Dan mendekatkan ponsel ke telinganya.

       Sayang nya, sang operator tidak perduli akan perasaan bimbang pelanggannya. Nomor yang anda tujui sedang tidak aktif.

       Terpaksa, Nadith menggenggam kembali ponselnya. Gugup dan bimbang dia saat ini. "Pak, tolong cepat ya." Pinta Nadith ke supir. Senyuman manis terukir sekilas di bibirnya. Nathan...

       Taksi berhenti di pinggir jalan. Nadith keluar dari sana. Ia tidak terlalu yakin, apakah itu pesan dari dia atau bukan. Dan jika benar Nathan menyuruh Nadith untuk ke taman, sejak kapan ia pulang ke Indonesia?

       Dengan perasaan bimbangnya, Nadith membuka kembali kotak masuk dan membaca ulang pesan itu;

From : 0822*****

Chili! Ini gue, gue tunggu lo di taman Greenpeace, dekat air mancur. Mau lihat wajah tampan gue lagi gak? Makanya datang! Bukan cuma lo, gue juga rindu ama lo. Paham kan?

NathanJems.

       Nadith memantapkan hatinya , dan mulai berjalan ke arah air mancur. Hatinya berdegup kencap begitu saja. Matanya memutar mencari sosok Nathan. Tapi tidak ada, yang ada hanya anak kecil bersama orang tuanya yang sedang membeli balon udara. Dan badut sirkus berhidung bulat, berambut kribo, dan bedak tebal, sedang menghibur siapapun yang lewat di sana. Dengan permainan lempar bola bergantian.

       Nadith memilih menunggu sambil duduk di bangku yang sudah tersedia didepan air mancur. Bukan sekedar badut, badut itu mendekat ke arah Nadith membuat mata Nadith terfokus ke dia.

       Badut itu memulai aksi permainan yang biasa di lakukan oleh badut-badut sirkus lainnya. Setelah selesai, Nadith bertepuk tangan kecil. "Yeee."

       Mata Nadith kembali mencari sosok Nathan. Sudah 10 menit ia duduk disana. Apa ini pesan palsu? Tanya nya dalam hati.

       Tanpa di sangka badut itu menarik tangan Nadith. Nadith terkejut atas tindakan si badut.

       Badut yang kostumnya dominan berwarna orange itu, melakukan gerakan yang tidak dimengerti Nadith. Dia seperti ingin melakukan atraksi sulap. Menimbulkan benda dari selembar tissue.

For You, NathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang