[8] Dance With You

1.1K 57 0
                                    

      ||||||||||||||

       29 September.

       Aku mengikat rambutku didepan cermin, sesekali tersenyum manis di depan cermin. Sore ini aku akan mengunjungi rumah Nathan, untuk hari ulang tahunnya. Aku rasa dia sendiri tidak ingat kapan hari ulang tahunnya.

       Aku keluar dari kamarku dan membungkus kue yang baru ku beli sepulang sekolah tadi, dan segera menuju kerumah Nathan.

       Rumahnya sepi, biasanya mama dan papa Nathan tampak beraktivitas di perkarangan rumah. Biasanya juga setiap ulang tahun Nathan, keluarga mereka mengadakan acara potong kue, tapi sekarang sunyi.

       Aku menekan bel, tak lama Nathan membuka pintu. "Ada Nathan nya mas?"

      "Oh, ada. Mau Nathan rasa apa ya, mbak? Original, sedang atau spesial?" Tawar Nathan.

      "Hum, ada yang enggak ada gak, mas?"

       "Yah, udah habis, mbak. Mbak telat sih."

       "Oh iya, kapan ya saya jadi mbak kamu?"

       "Eh, chili gue, ayo masuk chili."

       Setelah percakapan singkat antara pembeli dan penjual, akhirnya aku masuk kerumah Nathan. "Chili chili, nama gue Nadith Oliver, itu sudah ditetapkan." Ucapku ketus lalu duduk di sofa.

       "Itu nama yang gue berikan ke elo, bagusan chili. Hem, apa yang lo bawa? Pasti buat gue ya? Haha, makasih, Nadith."

       "Bukan, bukan buat lo, ini baju-baju lo yang pernah gue pinjam."

       "Oh, gitu, gak usah dibalikin."

       "Kenapa gak usah?"

        "Biar orang tahu, bahwa gue pernah menginjak kehidupan lo."

        "Ya udah, buat gue aja. Gue sumbangin ke panti, kan lumayan, berbuat baik ke orang lain di sayang tuhan."

       "Disayang Nathan juga dong."
Nathan duduk disampingku dan mencoba melihat apa isi plastik yang aku bawa ini, tapi aku menghalang-halanginya.

       "Katanya baju gue, kenapa malah di sembunyiin gitu? Hayo apa? Lo mau main teka-teki kan? Gue tebak itu-"

       "Eh eh, Nathan lo bau keringet mandi sana."

       "Hem masa?" Nathan mencium ketiaknya sendiri.

       "Bener, gue bau keringet."

       "Ya udah mandi sana."

       "Nadith, ini rumah gue, kenapa lo nyuruh-nyuruh waktu mandi gue? Perhatian ya?" Goda Nathan.

       "Ih, emang bener kok lo bau, lo sendiri tadi yang bilang, dan saat lo bau, lo harus mandi, apa Nathan mau digigit nyamuk?"

       Nathan menggeleng sambil memajukan muncungnya. "Nathan gak mau digigit nyamuk." Ujarnya seperti anak kecil, aku mengelus rambut panjangnya.

For You, NathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang