[29] Oliver's Family

817 47 0
                                    


"Haiii, gue Nadith Oliver, lihat yuk liburan kami di weeknd yang cerah ini! Eh, apa iya cerah. Mendung gini, wkwk"

***

       Oke. Kali ini aku harus terima. Ya bagaimana lagi. Aku di desak untuk ini. Aaahhrg. Menyebalkan!

      "Hey, nona Oliver! Bisa kah kau bergerak lebih gesit?" Tanya malas ayahku, yang sedari tadi berdiri didepan pintu. Menunggu ku memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper, yang memang di sengaja menggunakan slow motion. Karena aku memang tidak menginginkan nya.

       Aku lebih memilih berdiam diri dirumah sambil menatap Nathan. Maksudnya, foto Nathan di galeri ku.

      "Nadith, kalau tidak sekarang kapan lagi? Kau akan sibuk dengan tugas kuliah mu." Ayahku lagi.

      "Baiklah..." Aku menarik retsleting koperku, dan memastikannya tertutup sempurna, kemudian menggendong nya ala bridal style.

      "Ck," Decak Ayah. "Di tarik Nadith."
 


     "Hee," Aku menurunkan koper ku dan mulai menariknya. Dengan slow--motion.

     "For godness, cepatlah Nadith!" Geram ayah. Ya, aku tahu dia kesal terhadap perilaku ku yang terlalu banyak menggunakan slow--motion.

      Aku mempercepat langkahku bahkan melewati ayahku yang juga sedang turun dari tangga. Dengan sabar ayahku mengatakan. "Pelan-pelan Nadith."

     "Aku sudah besar ayah, aku tahu" Balasku akhirnya. Bukan apa, aku memang sudah besar, dan urusan pelan atau tidak nya aku berjalan itu tetap aku. Kalian tahu lah yah, masa yang aku jalani ini adalah masa nya aku. Dan cukup aku. Bukan kau. Apalagi doi.

      "Hello, sayang." Sapa hangat Naura.

      "Morning ma." Balasku singkat, tetapi tak meninggalka kesan hangat. Perlahan tapi pasti, aku mulai menerima nya kembali untuk keluarga ini. Dan kembali menjadi istri seorang Dorris dan Ibu bagi ku.

      Jadi, sebelumnya tidak seperti itu?

     Ah. Aku juga tidak tahu. Aku tidak ingin mengingat kejadian itu. Entahlah, mungkin Angela tidak akan lupa akan kejadian itu.

=>>>

Los Angeles.

      Wanita itu. Wanita yang sudah berusia 23 tahun. Memiliki seorang adik yang sangat ia rindukan. Dia bahkan terus berfikir, apakah adiknya bahagia atau tidak.

      Tangannya terlipat di atas perutnya, banyak yang sudah berubah dari dirinya, bahkan hal terkecil seperti pori-pori kecil, dan kuku.

Tampak kulitnya bercahaya, dan mungkin jika disentuh mungkin memberikan kesan seperti jelly. Kuku yang tampak terbiasa akan manicure and pedicure. Pakaian yang ia kenakan juga tidak sembarangan.

Dan orang yang juga berada di restoran itu tahu. Itu adalah pakaian dari designer terkenal di Los Angeles.

Kakinya terbalut dengan wedges hitam yang membuat indah dan tampak menawan kaki jenjang nya.

For You, NathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang