Funtzehn - 15

38 25 23
                                    

Siapa nih telepon? Batin Echa dalam hati.

"Halo?" Ucap Echa sambil menempelkan benda pipih berwarna putih itu di telinganya.

"CHA, BURUAN KE RUMAH SAKIT SEJAHTERA, ATA TANGANNYA PATAH." Ucap Bryan di ujung telepon.

"Hah? Serius? Ini siapa?"

"Gue serius. Gue Bryan."

"Gue kesana, Kak."

Di dalam kamarnya Echa langsung bersiap-siap menuju RS Sejahtera. Sebenarnya apa yang terjadi sampai tangan Ata patah? Buru-buru Echa memesan gojek online.

Sesampainya di sana Echa langsung menuju kamar yang tadi ia peroleh dari suster yang berjaga. Echa mencari-cari kamar yang sesuai dengan info yang ia dapat tadi. Bryan dan Ray berada di depan kamar Ata.

"Permisi, apakah diantara kalian termasuk keluarga pasien?" Ucap dokter bersamaan dengan sampainya Echa di depan kamar Ata.

"Keluarganya sedang dalam perjalanan dok, kami sahabatnya." Balas Ray kepada dokter tersebut.

"Baik, mari salah satu dari kalian ikut saya sebentar ke ruangan saya."

Echa lalu membuntuti dokter yang tadi menangani Ata. Echa menggigit bibir bawahnya, raut wajahnya jelas menunjukkan kekhawatiran.

"Begini, setelah saya melihat hasil pemeriksaan pasien, tangan pasien mengambil masalah yang agak serius dan perlu pemulihan yang cukup lama." Ucap dokter tersebut sambil menunjukkan hasil CT-Scan.

"Saya menyarankan bisakah lebih memerhatikan tangan pasien dengan sungguh-sungguh?" Lanjutnya.

"Apakah dengan begini pasien tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan olahraga dok?"

"Saya harap pasien tidak melakukan itu dalam masa pemulihan karena akan sangat berbahaya bagi tangannya."

Echa meninggalkan ruangan dokter tadi setelah mengucapkan terimakasih. Echa kembali ke kamar Ata. The King termasuk Ata sudah menunggu Echa sejak tadi. Apakah yang dikatakan dokter tersebut? Tanya mereka semua yang ada di dalam ruangan .

"Cha gue gak apa-apa kan? Gue masih boleh main basket kan?"

"Maaf Ta, buat sekarang lo belum boleh melakukan kegiatan yang berhubungan dengan olahraga."

"Lo serius Cha?" Ucap Dimas yang berada di samping ranjang Ata.

"Gue gak terima, gue harus bales tuh bocah!" Timpal Ray sambil meremas tangannya sendiri.

"Anak mana tuh bocah? Gue pengen tojok tuh mukanya." Gantian Vino yang emosinya meledak.

"SMA Karya." Ucap Ata dengan tatapan penuh dendam.

"Ta, ini sebenernya ada apa?" Echa yang sejak tadi hanya mendengarkan akhirnya buka suara.

"Cabut kalian! gue mau ngomong sama Echa!"

"Aelah pacaran mulu lo." Desis Ray.

"Jomblo ya gitu," ucap Vino cekikan.

"Iri aja lo jomnes, jomblo ngenes." timpal Dimas sambil menjitak Ray.

Setelah The King keluar dari kamar Ata baru Ata menjelaskan.

"Jadi, gue tadi main basket terus ada semut lewat eh ketabrak makanya gue jatuh." Ucap Ata sambil cekikan.

"Kasian semutnya tauk. Gue serius Ta."

"Eh malah kasian semutnya. Jadi gini tadi gue main basket, streetball sih sebenernya, lawan gue njegal gue makanya gue jatuh dan kek gini jadinya."

"Lo streetball? Uang dari bokap nyokap lo gak cukup apa buat lo hidup? Lo tau kan streetball itu dilarang bahkan itu mirip judi?"

"Iya gue tau. Cie khawatir cie. Cie mukanya merah cie."

"Lo itu emang ya!!" Echa menonjok lengan Ata dan tak sengaja mengenai sedikit tangannya yang terluka.

"Aw! Sakit tau!"

"Sukur. Emang gue pikiran, siapa suruh bandel!"

**

23 April 2017

Akhirnya update part baru!!

Jangan lupa ya bintang yang paling bersinar di klik ;)

Ngerti kan maksud w?

Echa sama Ata ntar bakalan kayak gimana ya kira-kira?

Say SomethingWhere stories live. Discover now