Page 1

23.5K 1.4K 104
                                    

Tak terhitung sudah berapa menit yang telah Cha Eun Woo buang hanya untuk mendesak seseorang melakukan hal yang terbilang mudah—cuma berdiri menghadap cermin, apa susahnya?


"Ini menjijikkan, sungguh!" decak pria yang kini refleksinya secara penuh mengisi manik obsidian milik Eunwoo.


Pemuda Cha itu langsung menggeleng, "Bos selalu mempercayakan perintahnya pada orang yang tepat."


Mendengar ucapan Eunwoo, Jaehyun—nama lelaki itu—pun refleks bergidik. Entah mengapa kalimat itu terdengar seram di telinganya.

"Aku terlihat seperti banci yang cari pelanggan di lampu merah, kau tahu?! Tapi ini berkali-kali lipat lebih menjijikkan." imbuh Jaehyun seraya mengibas-ngibaskan rok pensil dan kardigan warna kuning yang tengah ia kenakan. Merasa geli dan seakan ingin segera melepasnya. Ditambah rambut yang kebetulan dicat warna pirang dan sedikit gondrong, membuat Jaehyun benar-benar terlihat seperti perempuan.


"Oh, ayolah... survei ini hanya akan berlangsung selama, yah, satu atau dua mingguan, mungkin? Tak akan lama. Seperti biasa." Eunwoo coba mendinginkan kepala Jaehyun yang sudah terlanjur disambangi oleh pikirian-pikiran kalut.

"Hampir saja lupa, pakailah ini, Jae." pria itu menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna hitam. Dengan hati yang masih kesal, Jaehyun meraih kotak itu dan lekas membukanya.


Dahinya seketika mengernyit, "Berkilauan sekali, sih? Ewwh!" hardik Jaehyun mencibir sepasang anting berbentuk lingkaran pemberian Eunwoo.

"Aish, jangan banyak cing-cong! Pokoknya kau harus memakainya agar cosplay-mu semakin meyakinkan. Bukannya kau selalu bilang kalau kau adalah pegawai yang menjunjung tinggi totalitas dalam bekerja?" Eunwoo menyeringai licik, wajah kecilnya menorehkan raut bahagia atas kemenangannya dalam adu mulut dengan Jaehyun.


Cha Eun Woo sialan!


"Kau yang lebih pantas menjalankan pekerjaan ini!" sentak Jaehyun.

"Hei, memangnya kau tak kasihan padaku yang baru saja melakukan penelitian di sebuah gembong narkoba? Tekanan batin, tahu! Aku butuh waktu memulihkan kondisi mentalku." Eunwoo berdalih. Lawan bicaranya itu pun cuma bisa menelan ludah, tak memiliki balasan untuk menimpali.


Jaehyun tentu paham betul bagaimana perjuangan Eunwoo menyamar menjadi pegawai baru di sana. Karena dia juga ikut andil dalam proses penyusunan laporannya. Pokoknya menyeramkan, lingkungannya tidak bersahabat, keseharian para pekerjanya tak pernah luput dari kekerasan. Intinya, kehidupan semacam itu sungguh berat, mengingat Eunwoo merupakan pemuda baik-baik dan masih polos.


Pemuda jangkung itu akhirnya beralih pergi dari hadapan cermin dan segera mendudukkan dirinya di atas sofa. Wajahnya masih diselimuti raut sarkatis.

"Inilah alasan mengapa aku sangat benci mahasiswa jurusan sosiologi. Mereka menyusahkan!"


Eunwoo menggeleng. Tak setuju dengan doktrin yang baru saja Jaehyun cetuskan. "Mereka adalah sumber penghasilan terbesar ketiga setelah fakultas kedokteran dan jurusan teknik elektro, bro."


Karena sudah terlampau kesal, Jaehyun akhirnya memilih abai dengan penuturan kawannya itu.

My Lesbian Roommate [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang