Page 3

13K 1.1K 160
                                    

Suara percikan minyak serta aroma harum telur dadar menusuk indra penciuman Jaehyun dan membuatnya terbangun dari alam bawah sadar. Entah sudah dimensi ke berapa yang berhasil ia lalui selama matanya terpejam.


Dengan mata yang masih menempel, ia mengerjap-ngerjap. Setelah sepenuhnya sadar, Jaehyun meregangkan otot-ototnya yang masih kaku.

"Jihyunie, kau sudah bangun?" sambut Chaeyeon riang. Gadis itu tengah memasak sarapan untuk dirinya dan kawan barunya itu.


Usainya kegiatan yang ia lakukan di dapur ditandai dengan beberapa hidangan yang sudah tersampir di atas meja kecil yang terletak di antara ranjangnya dan ranjang milik Jaehyun.

"Segeralah mandi, kemudian kita sarapan bersama." ucap Chaeyeon pada Jaehyun. Yang disuruh pun tanpa membantah segera beringsut dari kasurnya dan bergegas ke kamar mandi.

Selagi Jaehyun membersihkan diri, Chaeyeon pun menata kasur yang baru saja ditiduri Jaehyun dan melipatkan selimutnya.


Di dalam kamar mandi, Jaehyun mengembuskan napas lega. Untung saja, hingga ia bangun tubuhnya tetap tertutup selimut. Karena memiliki kebiasaan memeluk guling saat sedang tidur, Jaehyun jadi selalu ereksi di pagi hari. Bisa bahaya kalau sampai Chaeyeon melihat aset-nya itu mencungul dari rok pendek yang Jaehyun kenakan.

.

.

.

Suasana Universitas Deokdoo amatlah berbeda dari apa yang Jaehyun imajinasikan. Tak banyak aktivitas yang terjadi, entah karena masih pagi atau memang setiap hari selalu seperti itu. Sebab kampus tersebut dikhususkan untuk mahasiswi, Jaehyun bisa melihat banyak gadis dengan gaya yang berbeda-beda—namun yang paling menarik perhatiannya tetaplah perempuan dengan bokong yang indah. 


Oke lupakan, Jaehyun tak terlalu ambil pusing mengenai itu. Anggap saja sebagai hiburan di tengah penderitaannya menyamar sebagai perempuan. Ya ampun, dari tadi punggungnya terasa gatal. Sebenarnya itu salahnya, sih, karena tidak tanya pada Eunwoo tentang kancing urutan keberapa yang ia gunakan untuk mengaitkan beha Jaehyun kemarin. Jadi sehabis mandi, pria itu asal menyematkan ke kancing pertama. Alhasil, selain punggung yang terasa gatal, dia pun jadi sedikit kesulitan bernapas.


Untuk pertama kali sejak ia bekerja di Easy Smart Corporation—tepatnya dua tahun yang lalu—ia sudah merasa kenyang sepagi ini. Semua berkat masakan yang Chaeyeon buat. Gadis lesbian itu menyuruh Jaehyun makan banyak sekali, bahkan ia sampai repot-repot mencidukkan nasi ke piringnya saat nasinya masih ada setengah. Sungguh dapat dikatakan aneh untuk sosok teman yang baru ia kenal kurang dari dua puluh empat jam yang lalu.


"Ayo, Jihyunie... lewat sini kalau mau ke ruang tata usaha." kata Chaeyeon menginterupsi saat Jaehyun tengah asyik melihat-lihat mading kampus. Tubuh pemuda—yang tengah menyamar—itu pun refleks terhuyung ke samping karena Chaeyeon menariknya.


Mereka pun akhirnya sampai di tempat tujuan. Selagi Jaehyun memasuki ruangan itu dan mengurus beberapa hal, sang kawan—siapa lagi kalau bukan Chaeyeon—pun menunggu di depan. Saat sedang menyandarkan tubuh di dinding sambil menyedekapkan tangan, tiba-tiba seseorang menyapanya.

"Chae!" suara serak-serak basah itu membuat wajah si empunya nama menengadah.

"Eunjin! Kau ada kelas pagi?" Chaeyeon menanggapi sapaan gadis itu dengan riang.

My Lesbian Roommate [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang