Epilog

15.8K 466 30
                                    

Seorang laki-laki dengan wajah blasteran, menggendong seorang anak laki-laki berumur 2 tahun di atas bahunya dan berputar-putar riang di halaman belakang rumah. Anak itu melonjak-lonjak senang sambil menggerak-gerakkan pesawat mainan yang berada di tangannya.

"lagi lagi lagi lagi", ujarnya terus berulang-ulang. Gigi-gigi mungilnya tampak berderet rapi saat dia mengembangkan senyum dan tawanya. Badannya sengaja digerakkan naik turun tidak peduli pada laki-laki blasteran yang ditungganginya.

"pesawatnya mau masuk rumaaaah", ujar laki-laki blasteran yang menggendong anak laki-laki di atas bahunya. Langkahnya sengaja dipercepat memasuki rumah yang penuh dengan balon berwarna-warni. Tawa anak kecil itu semakin menggelegak saat tubuhnya bergerak lebih cepat masuk ke dalam rumah.

"balon balon", teriaknya seakan baru melihat benda bulat berwarna-warni meskipun sudah sejak tadi pagi balon-balon itu berada di sana.

"Ressa sayang, ayo turun", seorang laki-laki menghampiri mereka dan menengadahkan kedua tangannya hendak mengambil anak kecil tersebut. Tapi anak kecil itu menggeleng dan memeluk kepala laki-laki blasteran yang berada di bawahnya.

Laki-laki blasteran itu tertawa mengejek, "kasian banget lo Raf, anak lo maunya sama gue. Iya kan ca?", ujarnya meminta persetujuan si anak. Sia anak dengan polosnya mengangguk.

"Eca maunya sama papah apa sama om Aro?", tanya laki-laki blasteran itu lagi.

"om alo", jawabnya dengan riang.

Raffa, laki-laki yang mendekat tadi memasang wajah kecewa, "lo ngajak dia maen terus sih bang, jadi nggak mau kan sama gue"

Aro, tertawa puas karena berhasil membuat Raffa kesal padanya, "gapapa lagi, kan gue cuma seminggu di sini. Mau gue puas-puasin main sama ponakan gue ini"

"Eca sayang papah nggak?", ujar Raffa masih belum menyerah.

Anak kecil itu terdiam dan menatap Raffa, "tayang", jawabnya. Membuat Raffa tersenyum senang sekaligus merasakan kehangatan di dalam hatinya.

"papah punya kue buat Eca, yuk ke sana liat kuenya", bujuk Raffa padanya.

Mata Raffa berbinar saat anak itu mulai tertarik dengan bujukannya, "kue? Kue apah?", mata anak itu pun berbinar karena bujukan Raffa, tangannya mulai melambai pada Raffa. Meminta untuk membawa tubuhnya dalam pelukan Raffa.

"kue ulang tahu, hari ini kan Eca ulang tahun", ujar Raffa pada anak yang kini sudah berada di dalam pelukannya.

"yee curang lo! Pokoknya abis ini gue mau bawa Eca jalan-jalan", cemberut Aro pada Raffa namun Raffa menghiraukannya.

Mereka membawa Ressa ke ruang keluarga dan di sana sudah berkumpul para orang tua, Dian, dan juga Ines yang masih sibuk menyalakan. Saat melihat Raffa datang membawa Ressa, Ines pun menghentikan aktivitasnya dan menyambut dua orang kesayangannya. Lagu selamat ulang tahun pun dinyanyikan selanjutnya Ines, Raffa, dan Ressa meniup lilin bersama. Ya, hari ini tepat dua tahun umur Ressa. Mereka semua merayakannya dengan penuh kebahagiaan.

Jatuh cinta, bagi kami bukanlah sebuah kebetulan.

Ini takdir.

Kami bahagia,

Dan akan selalu melalui apapun kesulitan yang kami hadapi,

Bersama.

Berdua.

.

.

.

Tidak, bertiga.

Our WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang