Chapter 54 : Salah

2.6K 261 11
                                    

Author's PoV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author's PoV

Kereta labu yang dinaiki oleh Mocca dan para pengikutnya telah tiba di depan gerbang istana. Gerbang tersebut telah rusak karena dihancurkan oleh pasukan vampir yang ingin menerobos gerbang istana. Kereta labu berjalan masuk ke halaman istana yang dihamburkan dengan api yang membakar tumbuh-tumbuhan termasuk beberapa bagian istana.

Mocca menyembulkan kepalanya dari jendela kereta. Matanya berkaca-kaca melihat keadaan istana Mixolydian. Kota dan istana Mixolydian sedang terluka parah. Ia harus melakukan sesuatu agar lukanya tidak semakin parah.

Begitu kereta labu berhenti, Mocca turun dari kereta dan berlari cepat menghampiri salah satu pohon yang sedang terbakar. Violet, Serta, dan Greyina segera turun dari kereta, mengejar dan sampai di samping Mocca. Ashtan dan Mocciyato juga menyusul setelah Mocciyato menjentikkan jarinya untuk membuat kereta labu dari sihirnya itu menghilang.

Mocca mengaktifkan sihir di dalam dirinya. Ia meyakinkan dirinya untuk bisa mengendalikan semua api yang menyala. Mata Mocca menyala berwarna jingga terang. Kedua tangannya telah ia angkat ke atas. Di depan pohon yang terbakar, ia akan mengarahkan sihirnya dari pohon itu dan terhubung ke api-api yang menyala di seluruh pelosok kota Mejiktorn termasuk istana untuk segera padam.

"Padamlah."

Satu kata itu diperintahkan kepada api-api yang ada dari sihirnya untuk segera lenyap. Api yang membakar pohon di depannya berangsur-angsur padam meninggalkan warna hitam gosong dan asap. Begitu juga dengan api-api yang melahap beberapa bagian istana dan kota.

Semua api yang menyala telah padam.

Mata Mocca telah kembali berwarna biru gelap. Napasnya terengah-engah dan hampir saja jatuh terbaring ke tanah jika tidak ditahan oleh Serta yang sigap menolong Mocca.

Mocca mulai tahu, sihir khusus barunya sangat boros memakan energi sihir dan tenaganya. Ia memakai sihir api pada pedangnya dan memadamkan seluruh kota dan bagian istana yang terkena api. Secara tidak terhitung, ia telah memakai banyak energi. Dan ia pun kelelahan.

"Anda baik-baik saja? Wajah Anda mengeluarkan banyak sekali keringat!" ucap Serta sangat khawatir melihat Mocca memegang kuat bahunya.

"Wajah Anda juga pucat," imbuh Violet juga merasa cemas.

Mocca tersenyum sekilas. "Aku tidak apa-apa. Hanya masalah fisikku yang kelelahan. Kalian bisa membantuku berjalan masuk ke dalam?"

"Tentu saja, Ratu," jawab Serta segera meletakkan lengan Mocca di bahunya.

Begitu juga dengan Violet. Ia melakukan hal yang sama, yaitu membantu Mocca tetap berdiri. Mereka membopong Mocca, sedangkan Ashtan, Mocciyato, dan Greyina melihat sekitar dengan was-was jikalau ada yang akan menyerang. Mereka berada di area berbahaya. Dan kapan saja musuh bisa menyerang mereka secara tiba-tiba.

Greyina terkejut ketika melihat satu pasukan vampir akan menyerang Mocciyato dari belakang.

"MOCCIYATO! DI BELAKANGMU!!"

Mocca HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang