Chapter 38 : Sakit

3K 260 15
                                    

Mocca's PoV

Pagi harinya, aku dan Hallow harus tetap bangun lebih awal, karena sekolah mengajarkan kita untuk tidak bangun kesiangan, walaupun tidur tengah malam membuat Hella dan Reo sampai membangunkan kami berdua, karena kata mereka kami susah sekali dibangunkan.

Bergegas aku dan Hallow bersiap-siap. Ai dan Lof telah menyiapkan sarapan. Reo, Beethov, dan Greethov sudah bersiap untuk ke sekolah dengan tugas mereka mengawal Hallow dan aku di sekolah.

Saat sedang mengenakan kemeja dan mengancing kancing baju, aku merasa mendengar pintu ruang pakaian istana dibuka. Ruangan yang biasa digunakan untukku mengganti pakaian dengan bantuan Colla. Tapi aku menyuruh Colla tidak membantuku berpakaian lagi. Aku bisa berpakaian sendiri.

Aku menyuruhnya menunggu di luar dan aku pikir yang membuka pintu adalah Colla.

“Colla, aku belum selesai memakai seragamku. Kau tunggu di luar saja, aku bisa melakukan ini sendiri. Bukankah aku sudah bilang itu?” kataku yang aku duga yang masuk ke dalam adalah Colla.

Hening.

Tidak ada balasan.

Aku ingin bersuara lagi, namun kedua lengan yang mengitari pinggangku ini telah membuatku berubah pikiran kalau yang masuk ke dalam adalah ...

“HALLOW! KELUAR DARI SINI SEKARANG JUGA!!!”

Pantulan di depan cermin berukuran setengah badan dari ujung kepala sampai pinggang, menggambarkan diriku tidak sendirian. Di belakangku, ada makhluk wajah tanpa dosa tengah memelukku dari belakang. Tidak tahukah dia kalau aku ... MASIH BELUM MEMAKAI ROK???

Malu? YAIYALAH!

Belum memakai rok dan hanya memakai kemeja, lalu ada Hallow tepat di belakangku sedang memelukku, di mana lagi aku menyembunyikan wajahku??

“Mocca wangi.”

“Hallow! Aku belum selesai berpakaian! Malu, Hallow! Malu!!”

Tetap saja dia tidak melepaskanku. Ada apa dengan anak ini? Tidak biasanya dia masuk ke sini dan memelukku. Pasti ada maunya.

Aku ingin melepaskan diri dan berpaling menghadapnya, tapi mengingat diriku belum memakai rok dan kalau aku sampai melihat berhadapan dengannya ... Tidak. Dia tidak boleh melihat penampilanku sekarang.

“Kita harus bergegas, Hallow. Kita bisa telat ke sekolah jika tidak bergerak lebih cepat. Lepaskan aku dan keluar dari sini. Jangan lihat ke bawah karena aku belum memakai rok,” kataku berusaha tidak gugup mengatakan hal tadi. Untunglah berhasil.

“Moccaaa.”

Seperti itu saja balasan dari Hallow. Nada yang terdengar malas dan manja. Kedua tangannya masih mengitari pinggangku. Aku menghela napas kecil.

“Ya, Hallow? Ada yang kau inginkan? Kalau bisa nanti saja. Kita harus ke sekolah.”

“Hallow tidak mau sarapan.”

Hah?

Kenapa Hallow tidak mau sarapan? Apa selera makannya terganggu lagi? Tapi, Hallow selalu meminum obat multivitamin yang aku berikan padanya dengan rutin. Selera makannya pun membaik berkat obat dariku. Lalu, kenapa sekarang dia tidak ingin sarapan?

“Kenapa tidak mau sarapan? Selera makanmu selama ini baik-baik saja. Tapi, kenapa sekarang kau berkata tidak mau sarapan padaku? Kau tidak akan aku izinkan tidak sarapan bagaimana dan sebanyak apapun kau merayuku. Sarapan itu penting, Hallow. Jangan meremehkan sarapan. Sudah berapa ratus kali aku bilang ini padamu. Hhhh.”

Hallow mempererat pelukannya.

“Aku mohon. Pagi ini saja, aku tidak mau makan.”

Untuk yang kesekian kalinya aku menghela napas.

Mocca HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang