Chapter 31 : Lezat

3K 269 31
                                    

Mocca's PoV

Aku berusaha membuka mataku dan di saat itu juga aku mendengar suara Hella menyebut gelar Ratu. Nadanya sangat cemas. Selesai mataku sukses membuka sepenuhnya, aku mengarahkan mataku kepada seorang gadis berambut coklat berkepang dua. Dia menggabungkan tangannya dan mengatakan syukur beberapa kali. Lalu dia berjalan keluar dari kamar sambil memanggil gelar Raja Hallow.

Dia berisik sekali. Kalau aku bertemu dia lagi, lain kali aku akan menutup telingaku. Oh iya, bukankah seharusnya aku berada di perjalanan pulang menuju istana? Saat itu, kereta kuda kedua kalinya diserang oleh kesatria vampir brengsek itu. Aku harap Hallow dan ketiga penjaga berhasil melenyapkan kelompok vampir itu.

Baju sekolahku sudah ditukarkan dengan baju tidur. Aku mendudukkan diriku dan meregangkan otot-otot tubuhku. Tidur ataukah pingsan, tapi rasanya tubuhku seperti baru saja bangkit dari kematian. Atau ... merasa seperti hidup kembali? Haha ... tidak. Aku kan sudah hidup dari awal aku dilahirkan. Bodoh sekali aku ini.

Ah, akhirnya aku bisa bebas dari sisi lainku. Aku akan memanfaatkan waktuku sebisa mungkin. Tanpa sisi lainku itu, aku bisa membahagiakan diriku termasuk cintaku, Hallow.

“Mocca!” Akhirnya suara yang aku tunggu-tunggu terdengar juga. Aku menoleh dan mendapati sosok Hallow melangkah cepat ke arahku. Rambut putih dan sayap malaikat itu sudah tidak ada pada dirinya. Dia telah kembali dengan sosoknya yang dulu. “Mocca, kau membuatku khawatir lagi.”

Hallow menarik tubuhku ke dalam pelukannya. Terlalu erat sampai kedua tanganku memberontak karena pelukannya sudah cukup bagiku. Dia tertawa dan melepaskanku.

“Maafkan aku sudah membuatmu khawatir lagi. Tapi, apa yang sudah terjadi? Bukankah kita masih berada di dalam perjalanan? Kalian berempat sedang berusaha melenyapkan kelima vampir itu lalu ...”

“Mocca, aku kaget sekali ketika darah tiba-tiba saja keluar dari mulutmu. Padahal kelima vampir itu sama sekali tidak bisa menyerangmu bahkan menyentuhmu, karena kau berada di dalam perlindunganku. Aku memerintahkan Reo menggunakan sihirnya kemudian kita semua melarikan diri ke istana sebelum sihir Reo berakhir. Demi keselamatanmu, aku menunda pertarungan. Aku tidak tahu apa yang membuatmu terluka lagi,” potong Hallow seraya menyentuh wajahku. “Atau, aku telah gagal lagi menjagamu?”

Aku tersenyum. Tanganku mengambil tangannya yang memegang wajahku. Menggenggam erat tangannya yang dingin. “Tidak. Kau menjagaku dengan baik. Buktinya kau menunda pertarungan demi diriku.”

Hallow masih menatapku sendu. “Tapi Mocca, waktu mulutmu mengeluarkan darah tanpa sadar, kau juga mengerang keras sekali. Seakan kau sedang disiksa oleh sesuatu yang tidak bisa orang lain lihat kecuali dirimu. Aku takut sekali kau akan terjadi apa-apa yang tidak aku inginkan.”

Aku mengulurkan kedua tanganku meraih tubuhnya yang rapuh. Memberikan pelukanku untuk membuatnya kembali memikirkan hal positif. Hallow menerima pelukanku. Bisa aku rasakan dia sedang menahan tangis. Aku mengelus kepala kemudian punggungnya.

“Kau tidak perlu cemas lagi, karena aku masih baik-baik saja. Tidak ada rasa sakit lagi di dalam diriku. Tenanglah. Hei, jangan sampai aku melihat kau menangis hanya karena ini. Aku bisa menyebutmu cengeng meskipun kau adalah Rajaku, Hallow.”

Aku merasakan tangan Hallow mencengkeram belakang bajuku. “T-tapi, waktu itu kau berdarah. Kau ...”

Mendadak aku melepas pelukanku. Menjauhkan dia dariku dengan cara mendorong kedua pundaknya. Aku tercengang melihat keadaan Hallow sekarang.

“Ah, ya ampun Hallow, aku baru saja bilang padamu jangan sampai aku melihatmu menangis. Aku tidak mau menghapus air matamu dan aku akan menyebutmu cengeng jika begini caranya.”

Mocca HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang