Chapter 21 : Finding Angel [2]

Start from the beginning
                                    

Gigitan yang membuat Ron marah dan memberikan hadiah tamparan di pipi mulus Angel hingga darah keluar di sudut bibirnya. Yang mau tidak mau membuat Angel menangis karena rasa sakit itu.

"Kenzo.." Angel terisak seraya memeluk dadanya.

"Bitch! Panggil saja orang itu. Tidak akan ada yang mendengarmu..." tangan Ron yang hendak membuka paksa paha Angel terhenti ketika sebuah tangan dari belakang secara tiba-tiba menarik kerah bajunya hingga dirinya tersungkur ke belakang.

"Berani-beraninya kau menyentuh kekasihku!" Kenzo menarik kerah Ron dan mendorongnya ke dinding. Kenzo melayangkan tinjunya berkali-kali hingga tubuh pria dibawahnya lemas.

"Brengsek!" Kenzo murka. Buku jarinya yang memerah masih dengan kuat memukuli Ron yang tak lagi berdaya. Cucuran darah segar mengalir di wajah pria itu, dan Kenzo tidak peduli.

"Hiks!"

Kenzo membeku mendengar isakan Angel di belakangnya. Dia memutar tubuhnya, ketika tangisan gadis itu semakin keras terdengar di indera pendengarannya. Dia pun menjatuhkan Ron ke lantai dan berjalan menghampiri Angel.

"Angel.." panggil Kenzo cemas.

Angel tidak mempercayai pendengarannya. Dia takut membuka matanya dan mendapatkan bahwa dia tidak sungguh-sungguh mendengar suara Kenzo di dekatnya.

Kenzo berlutut di depan Angel dan mengulurkan kedua tangannya di bahu gadis itu.

"Angel.." panggilnya sekali lagi.

Angel masih memejamkan kedua matanya ketakutan. Gadis itu menarik kedua kakinya semakin mendekati tubuhnya yang gemetar.

"Angel, ini aku, Kenzo. Kamu sudah aman, Sayang." Perlahan-lahan kedua mata Angel terbuka dan melihat sosok laki-laki yang selama ini memenuhi pikirannya.

Tangis Angel meledak begitu matanya melihat wajah Kenzo. Gadis itu memeluk leher Kenzo dengan erat.

"Kenzo... Angel takut.. me.. mereka.." Angel menangis terisak di pelukan Kenzo.

"Sekarang kau aman, Sayang. Tenanglah, aku ada di sini." ucap Kenzo seraya menciumi leher dan telinga Angel.

"D..dia ingin menci.. cium Angel.. Angel ben.. benci.."

Kenzo melepaskan pelukannya dan menatap wajah Angel yang penuh dengan linangan air mata. Sudut bibirnya yang berdarah perlahan dicium lembut oleh Kenzo.

"Tidak ada yang boleh menciummu selain aku. Hanya aku yang boleh menciumu. Hanya aku." Setelah mengucapkan kata-kata posesif itu, Kenzo kembali mencium lembut bibir Angel. Sebuah ciuman yang membuat wajah Angel memanas.

Angel langsung melarikan wajahnya di leher Kenzo. Angel merasa sangat aman. Tidak ada lagi yang dapat membuatnya takut ketika dia berada di pelukan Kenzo. Merasakan kehangatan pelukan laki-laki yang dia kasihi.

"Ayo kita pulang."

Kenzo menggendong Angel di depan. Angel melingkarkan kedua tangannya ke leher Kenzo dan menyembunyikan wajahnya di pundak pria itu hingga kemudian dia kehilangan kesadarannya.

***

-Routh Hospital-

Angel terbangun ketika seberkas cahaya putih nan silau menembus wajah. Sekilas pandangannya terasa kabur. Berkali-kali dia mengusap matanya dan mencoba fokus. Berada sendirian di sebuah kamar putih dengan jarum infus menancap ditangannya. Angel melihat ke sekeliling dan mencari sosok pelindung, namun dalam usaha itu Angel tidak menemukannya.

Lamat-lamat peristiwa perkosaan malam itu kembali menari dan membayangi kepala. Trauma akan peristiwa kelam malam itu membuat Angel kembali dalam rasa takut.

Angel memaksakan tubuhnya untuk bangkit. Angel mencabut paksa jarum infus tersebut. Dia ingin mencari Kenzo dan pulang. Namun pintu kamar tiba-tiba terbuka dan mendapati tiga orang perawat dengan satu dokter mencegahnya untuk bangun.

"Nona mau kemana?" Seorang dokter datang dan mencegah niat Angel.

"Lepas! Angel mau pulang!" Angel berteriak ketika mereka menangkap kedua tangannya, lalu membawanya kembali ke tempat tidur.

"Nona, anda harus istirahat. Nona tidak boleh keluar dari sini."

"Angel bilang lepas! Angel mau bertemu Kenzo! Angel mau pulang!!" Angel memekik dengan histeris.

"Sania, tolong siapkan obat bius, dan kalian berdua pegang tangannya." Perintah dokter bertubuh besar kepada dua perawat di belakangnya.

"Tidak! Angel tidak mau!" Angel kembali panik dan menangis. Dia meronta ketika kedua perawat itu memegangnya.

Ceklek.

Pintu terbuka. Kenzo berdiri di depan pintu dengan tangan kanan memegang kenop, dan tangan lainnya membawa bekal makanan.

"Apa yang kalian lakukan?" Kenzo menarik langkah maju, lalu mendorong dokter Patrick ke belakang agar menjauhi Angel.

"Kenzo!" Angel merentangkan kedua tangannya kepada Kenzo.

"Nona ini mencoba kabur. Kondisi tubuhnya tidak memungkinkan untuknya keluar dari rumah sakit. Dia memerlukan banyak istirahat." Jelas dokter Patrick.

"Kalian bisa pergi sekarang. Kupastikan dia akan istirahat dengan cukup." Kenzo menerima pelukan Angel dengan membelai lembut punggungnya yang ramping.

Ketiga perawat dan dokter itupun pergi. Namun Angel masih setia memeluk Kenzo.

"Mereka sudah pergi, Sayang. Sekarang kamu bisa istirahat lagi."

"Tidak.." Angel masih bersikukuh memeluk leher Kenzo.

"Angel, kalau begini bagaimana kamu bisa istirahat?"

"Tidak. Pokoknya tidak! Nanti kamu pasti ninggalin Angel sendirian lagi!"

"Aku tidak akan meninggalkanmu. Jadi apa yang kamu takutkan?"

Angel tidak menjawab pertanyaan Kenzo. Namun pelukannya malah semakin erat dilakukan olehnya.

"Angel takut kamu ingkar janji lagi..."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Spoiled Angel [21+] | ENDWhere stories live. Discover now