Twenty Seven

4.2K 656 30
                                    

Wonwoo terududuk, memperhatikan Mingyu yang tengah membereskan pakaian-pakaiannya ke dalam koper. Malam ini Mingyu harus segera bersiap karena esok Nyonya Kim akan segera menjemputnya. Wonwoo tidak bicara apa-apa. Ia yang sedang terduduk di atas kasur Mingyu kini menatap ke sekeliling kamar Mingyu. Dulu kamar ini kosong. Paling-paling hanya ibunya yang menempati kalau Nyonya Jeon kebetulan mampir kesini. Sekarang setelah Mingyu pergi, apakah akan kosong lagi?

Mingyu menghentikan beres-beresnya sejenak dan kemudian mendongak, mendapati Wonwoo yang sedang terdiam dengan pandangan kosong. Setahu Mingyu, Wonwoo sama sekali tidak pernah memperlihatkan ekspresi wajahnya. Maka ketika Mingyu mendapati Wonwoo yang seperti ini, Mingyu tahu benar kalau Wonwoo benar-benar bersedih atas kepergiannya.

"Won..." Mingyu menyahut dan ikut terduduk di samping Wonwoo. Wonwoo menoleh mendengar namanya dipanggil. Wajahnya terlihat kusut.

"Yak! Jeon Wonwoo! Apa-apaan wajahmu, heh?!"

Mingyu sebenarnya tidak ingin berkata kasar kepada Wonwoo. Tapi melihat Wonwoo yang tidak semangat seperti ini, mau tidak mau, ia tidak boleh ikut-ikutan bersedih seperti gadis itu.

"Aishh! Kenapa tiba-tiba berteriak sih, Mingyu-ssi?!" Wonwoo terkejut mendengar teriakan Mingyu.

Mingyu nyengir saja melihat Wonwoo yang kesal terhadapnya. Ya, memang harus seperti ini. Wonwoo tidak boleh bersedih karenanya.

Mingyu kemudian menarik tangan Wonwoo yang membuat keduanya kini terduduk di lantai dihadapan koper milik Mingyu.

"Kau seharusnya membantuku, bukan malah bengong begitu!"

Wonwoo mencibir Mingyu pelan.

"Yak! Ambilkan jaketku di lemari cepat!"

Mingyu memerintah Wonwoo untuk mengambilkan jaketnya. Wonwoo menggerutu pelan, tapi tetap saja mengikuti permintaan pacar dihadapannya itu.

•••

"Huaaaah! Akhirnya selesai juga." Mingyu menghela nafas panjang setelah memasukkan baju terakhirnya ke dalam koper.

"Ugh, kau membuatku capek sekali Mingyu-ssi." Wonwoo meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal.

"Heol, kau bahkan tidak banyak membantu, Wonnie." Mingyu mendecih pelan. Ia kemudian menatap jam yang ada di dinding kamarnya. Pukul sepuluh malam. Sudah waktunya mereka tidur.

"Won, ayo kita segera tidur sekarang." Mingyu bangkit dari tempatnya duduk, dan kemudian menarik tangan Wonwoo untuk ikut berdiri. Wonwoo menurut saja ketika kemudian Mingyu menuntun Wonwoo menuju kamarnya.

"Kalau begitu, aku tidur duluan ya? Terimakasih telah membantuku." Ujar Mingyu dari ambang pintu setelah Wonwoo memasuki kamarnya. Bibirnya tersenyum tulus kepada Wonwoo.

Hey, hanya seperti ini saja-kah? Batin Wonwoo.

Rasanya Wonwoo tidak rela kalau malam ini berakhir.

Sangat tidak rela.

"Sudah ya..." Mingyu mengusap pucuk kepala Wonwoo pelan.

Baru saja Mingyu akan berbalik ketika ia merasakan sepasang tangan kecil menggenggam lengannya.

Mingyu mendapati Wonwoo tengah menahannya pergi.

"Gyu..."

"Ayo ngobrol sebentar..." Ucap Wonwoo pelan.

Ngobrol sebentar? Apakah ini maksudnya Wonwoo sedang mengundangnya untuk masuk ke kamar gadis itu? Apa Mingyu tidak salah dengar?

Seketika itu juga wajahnya berubah merah.

My Nasty Wonnie ✔Where stories live. Discover now