Two

6.3K 815 27
                                    

"Aku sedang bingung Hyesun-ah, bagaimanapun aku harus melepas Mingyu ke korea.. Hanya saja kau tahu bukan? Aku tidak mungkin meninggalkannya sendiri disana. Biar bagaimanapun, ia tetap saja orang asing disana..."

"Kalau begitu kau bisa membuatnya tinggal bersama Wonwoo-ku. Aku tahu anakmu baik dan tidak akan macam-macam.

Kim Eunsang tersenyum mendengar ucapan sahabatnya dari telepon. Ia sangat terharu melihat bagaimana sahabatnya mempercayai ia dan anaknya. Jeon Hyesun bahkan tidak ragu-ragu menyuruh Kim Mingyu tinggal bersama putrinya itu. Meskipun Kim Mingyu adalah seorang laki-laki.

"Ah... Tapi..." Jeon Hyesun mendadak ragu melanjutkan ucapannya.

Apakah Hyesun berubah pikiran? Batin wanita bermarga Kim itu.

"Putriku... Ia... Sangat jorok...."

"Aku tidak yakin kalau putramu betah tinggal bersamanya...." Lanjutnya lagi.

Kim Eunsang tertawa di seberang telepon. Tentu saja tidak masalah buatnya. Itu bukan hal besar.

"Kalau begitu biar nanti Mingyu saja yang memberesi rumah anakmu. Mingyu cukup rajin ngomong-ngomong."

"Hey, mana bisa begitu!" Bantah Jeon Hyesun.

"Tenang saja Hyesun-ah, aku sudah sangat berterimakasih padamu Mingyu sudah diperbolehkan tinggal disana. Mana mungkin aku protes bukan?"

"Ah, kau belum bertemu putriku, makanya kau bisa berkata begitu.."

"Kalau begitu, mungkin dengan adanya Mingyu disana anakmu akan sedikit berubah, barangkali?"

Jeon Hyesun tersenyum getir sambil menerawang.

"Yah.. Semoga saja..."

•••

Wonwoo menghela nafas panjang. Sangaaat panjang. Bahkan lebih panjang dari tembok cina. Ia kini tengah bersusah payah membersihkan kamarnya. Membetulkan letak seprai, menata buku pada tempatnya, merapikan ulang isi lemarinya dan kemudian ia terduduk di lantai kelelahan.

Stamina Wonwoo memang terbilang cukup buruk. Ia mudah sekali lelah bahkan ketika ia hanya disuruh berdiri untuk sekedar menunggu antrian di kasir. Sebenarnya bukan karena Wonwoo punya penyakit atau apa, itu hanya murni karena ia kurang berolahraga. Yah, bagaimana bisa ia berolahraga jika hari-harinya hanya dihabiskan untuk mengunci diri di kamar sambil membaca buku?

Sambil terduduk, ia teringat perkataan ibunya tiga hari yang lalu. Ibunya yang datang jauh-jauh dari Changwon itu mendadak berkata padanya bahwa seseorang akan ikut tinggal bersamanya.

Untuk mengubah sifat buruknya kalau menurut versi Nyonya Jeon.

Wonwoo tentu saja menolak. Ia amat sangat tidak suka kehidupan pribadinya terusik oleh seseorang. Apalagi oleh seseorang yang tidak dikenalnya.

'Tenang saja Wonwoo-ya, ia anak yang baik..."

Huh! Bagaimana bisa ibunya tahu kalo 'anak itu' adalah anak yang baik? Bukankah ibunya sendiri yang berkata kalo anak itu tinggal di amerika sejak umur lima tahun? Kalau begitu, ibunya tidak punya alasan apapun untuk menyebut anak itu dengan sebutan 'anak yang baik'.

Tapi titah eomma-nya adalah sesuatu kewajiban yang tidak dapat dilanggar. Ia kini hanya berharap anak itu, perempuan itu, tidak akan mengusiknya dengan segala macam hal. Ah, atau malah mungkin saja Wonwoo mendapat teman baru?

Yah, tidak buruk.

Jadi dimulai dari dua hari yang lalu, Wonwoo dan ibunya mulai membersihkan flat kecil Wonwoo. Nyonya Jeon membersihkan dengan detail, terutama kamar kedua yang ada di flat Wonwoo itu. Anak itu akan tinggal disana katanya.

My Nasty Wonnie ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя