1. Sepeninggal Papa

1.6K 45 0
                                    

Jakarta, Tahun 2016

Gue benci hidup ini!!!

Seperti pernyataannya barusan, Alga sangat membenci hidupnya. Mama. Kak Anya. Sekolah. Pelajaran. Guru-guru. Dan semua yang berkaitan dengan hidupnya kini. Dia begitu semenjak kepergian Papanya setahun yang lalu. Bahkan ia pernah ingin bunuh diri ketika mendengar berita itu terjadi.

Papanya seorang profesor terkenal yang sangat cerdas dan memiliki segudang prestasi. Bahkan ia pernah memiliki perusahaan sendiri yang dibangun bersama kerabatnya. Tidak hanya itu, Papa juga hebat dan ahli dalam hal memperbaiki mesin-mesin elektronik yang rusak seperti teve, kulkas, radio, DVD, mesin cuci dan lain-lain. Papa sering mencoba untuk bereksperimen. Menggabungkan mesin-mesin ini itu yang bisa di daur ulang kembali. Bahkan ia pernah membuat mesin hemat energi dan hemat lingkungan sendiri untuk kebutuhan rumah keluarganya. Namun itu semua berakhir begitu saja, ketika suatu malam Papa harus meninggalkan Alga dan keluarganya lantaran kecelakaan mobil yang di alaminya. Beberapa berita mengatakan bahwa seseorang mencoba mengikuti mobil Papa, entah untuk apa alasannya. Intinya, Papa ingin menghindari mobil yang mengejarnya tersebut, namun naaslah yang sampai. Papa membanting stir hingga mobil menabrak pemisah jalan dan terbalik di jalanan yang sepi itu. Dan inti dari semua inti lainnya adalah; Seseorang itu berhasil menghilang dengan cepat tanpa meninggalkan jejak apapun. Hanya meninggalkan sebuah mobil di TKP. Mirisnya, tidak ada bukti yang bisa ditemukan aparat untuk mengetahui siapa orang yang mengejar mobil Papa. Serta, apa motif dan tujuannya. Bahkan anjing pelacak pun memberikan hasil yang sangat nihil.

Itulah sebabnya, sampai kini Alga masih sangat menyimpan dendam pada orang yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Juga pada Mamanya yang memaksa Papa keluar dari rumah malam itu hanya karena hal sepele.

Kebencian dan Kedendaman itulah yang membuat hidup Alga berantakan. Menjadi pembangkang. Cuek dan santai. Nilai sekolah tidak memuaskan. Perokok berat. Dan seringkali membuat hati Mamanya sedih.

~

Sumpah demi apapun Alga sangat membenci sekolah ini. Apalagi guru-gurunya. Bahkan ia sendiri tidak pernah memperdulikan teman-teman yang sangat memperdulikannya. Ia tergolong menjadi anak yang penyendiri. Guru-guru bahkan sampai angkat tangan untuk membimbing Alga menjadi murid yang cerdas dan berperilaku lebih baik. Tapi harapan itu hanyalah angka nol besar yang tidak bisa di tambahkan lagi.

Hari ini pengambilan rapor SMA kelas sebelas semester satu. Rapor tidak akan di berikan kepada siswa apabila tidak ada wali dari murid. Sehingga hal ini sangat memaksa Mama untuk datang ke sekolah dan mengetahui nilai-nilai Alga selama satu semester ini.

"Ibu Salma, mohon maaf Ibu saya harus memberitahukan hal ini kepada Ibu. Ini juga untuk kebaikan Alga dalam prestasi belajarnya di sekolah ini" ujar Bu Widia, wali kelas Alga di sekolah. Sesuatu ingin disampaikannya pada Mama Alga. "Nilai Alga sangat menurun, Bu. Jauh berbeda pada saat ia masih di kelas sepuluh dulu. Saya dengar itu dari Ibu Nadia, wali kelas Alga pada saat itu, dan saya juga telah melihat perbedaannya dari track record Alga saat kelas sepuluh dan kelas sebelas ini. Tapi mohon maaf yang sebesar-besarnya Bu, atas kelalaian saya dalam membimbing Alga untuk menjadi anak yang lebih baik dan bisa memberikan nilai yang memuaskan untuk Ibu Salma. Saya sudah berusaha sebisa saya, tetapi Alga...-"

"Tidak apa, Bu. Saya paham." potong Salma, "Ini juga kesalahan saya dalam membimbing Alga saat di rumah. Saya sangat sibuk dalam urusan pekerjaan saya. Sehingga membuat Alga merasa kalau saya kurang perhatian padanya. Apalagi semenjak Papanya...-" Salma menangis. Dia tidak mampu lagi untuk membendung air matanya kalau harus mengingat kejadian setahun yang lalu. Ia bahkan juga turut mengerti dengan apa yang tengah di rasakan Bu Widia kini. Sama menyerahnya ia dalam menghadapi Alga pada saat di rumah.

KALA (FINISHED)Where stories live. Discover now