8. Selamat datang di Tahun 2015

389 28 1
                                    

Jakarta, Jumat, 5 Juni, Tahun 2015.

Alga tiba di rumahnya, tepatnya di ruang rahasia Papa dimana tempat mesin waktu berasal. Pintu lift mesin waktu terbuka. Alga bersyukur karena bisa kembali ke rumahnya, sayangnya ia teringat akan dirinya yang bukan berada di tahunnya berasal; tahun 2016. Melainkan ia berada di tahun 2015. Ruangan itu gelap, hanya ada cahaya-cahaya kecil dari lampu-lampu tombol-tombol pada mesin waktu. Ketika Alga melihat-lihat lagi ruangan ini. Alga cukup yakin bahwa Papa atau Julian pasti akan menciptakan mesin waktu itu nanti.

Namun Alga harus dikejutkan oleh lemari rak buku yang terbalik, tempat keluar-masuk ruangan ini dari ruang kerja Papa. Ternyata itu adalah Papa. Papa yang merasa ruangan tersembunyinya dimasuki oleh seseorang, bersuara; "Siapa itu...?"

Alga semakin panik karena merasa terpojok. Ia teringat akan pesan Papa dan Danial, bahwa ia tidak boleh terlihat oleh orang-orang yang mengenalnya di tahun ini, kalau tidak, ia akan melanggar aturan waktu.

Papa di tahun 2015 berjalan pelan-pelan, kemudian menyalakan lampu. Ruangan menjadi terang. Namun Papa tidak bisa menemukan siapa-siapa yang pikirnya ada seseorang yang masuk ke ruangan ini. Atau mungkin... tersasar menembus waktu dari tahun lain.

Alga berhasil bersembunyi di balik meja kayu berukuran sedang, yang cukup untuk menyembunyikan dirinya dari Papa.

Belakangan ini Papa di tahun 2015 selalu memutar video yang dibuatnya untuk kapsul waktu. Kapsul waktu di buat bisa berwujud sebuah benda, video ataupun medium lain guna memberikan sebuah pesan pada seseorang yang entah beberapa tahun, puluhan tahun atau mungkin ribuan tahun lagi, yang dapat melihat kapsul waktu tersebut.

Dengan jemari yang bermain dengan cantik, Papa secepat kilat dapat membuka file yang berisi dokumen video kapsul waktu tersebut pada komputer canggih yang telah diciptakannya bertahun-tahun. Diputarnya video tersebut. Papa memerhatikannya lagi dengan penuh kefokusan menonton dirinya pada kapsul waktu tersebut.

Dalam rekaman video itu, terlihat Papa sedang berbicara "Sepuluh, dua puluh atau mungkin tiga puluh tahun lagi, mungkin negara kita akan menjadi negara liberal. Negara yang bebas, modern, dan bertekhnologi maju. Dalam hal ini, saya menunjukan bahwa saya; Julian Darmawan, dengan jerih payah sendiri, saya dapat menciptakan mesin waktu tanpa bantuan teman-teman saya ataupun orang lain. Saya tahu, kenyataan adanya mesin waktu sangat ilegal di negara ini. Namun saya tetap mencoba dan berusaha untuk menciptakan mesin waktu ini, bukan karena adanya keinginan saya sendiri. Melainkan... dorongan dari anak kedua saya, Alga Darmawan. Percaya atau tidak, anak saya, Alga-lah yang telah menyokong saya agar dapat menciptakan mesin waktu pada saat saya berusia masih sangat muda"

Alga yang masih bersembunyi di kolong meja, mencoba mendengarkan suara yang cukup terdengar ditelinganya itu dengan serius.

Papa dalam rekaman video itu masih melanjutkan. "Anak saya, Alga adalah orang yang berhasil menembus waktu ke tahun 1989, dimana saya masih berpredikat pelajar SMA. Dia menolong saya yang sedang dalam keadaan bahaya, karena di ancam oleh teman sekolah saya yang tidak perlu saya sebutkan namanya. Sampai akhirnya, saya membalas kebaikan Alga dengan mengijinkannya tinggal di rumah saya. Alga yang sudah terbiasa dengan hidup serba modern dan tekhnologi maju berusaha meyakinkan saya bahwa ia datang dari masa depan dengan menggunakan mesin waktu. Pada saat itu, Alga belum tahu bahwa saya adalah Ayah kandungnya di masa muda. Yang ia tahu, saya ini adalah Julian D. Yang tak lain adalah teman barunya. Alga seberusaha mungkin meyakinkan saya bahwa ia datang dari masa depan. Awalnya, saya tidak mempercayainya, namun lama-kelamaan, saya bisa mempercayai Alga dengan sebegitu yakinnya. Bukti-bukti saya meyakini bahwa Alga datang dari masa depan adalah, gaya bahasanya yang sangat modern, dan ia serba tahu, apa saja benda-benda bertekhnologi maju saat di masa depan. Satu-satu ia sebutkan tanpa ada keterbataan. Pembicaraannya yang sangat cepat dan jelas, juga mampu membuat saya yakin bahwa ia memang datang dari masa depan. Namun hidup kami berdua di masa itu tidak hanya bahagia saja. Alga sangat banyak membantu saya, terlebih saat ia tahu bahwa saya sangat menyukai gadis cantik di sekolah bernama Pertiwi. Alga menyuruh saya untuk menyatakan perasaan saya pada Pertiwi. Namun di saat itu terjadi, kenyataan baru diketahui oleh Alga bahwa saya adalah Ayah kandungnya. Oleh karena itu, agar tidak melanggar aturan waktu, Alga pun mengatakan dihadapan saya dan Pertiwi bahwa saya adalah Ayah kandungnya, dan menyuruh saya agar tidak melanggar waktu dengan jatuh cinta pada Pertiwi. Yang ia takutkan adalah, kalau sampai hubungan saya dengan Pertiwi berjalan dengan lancar, dan mengalir sampai berujung pernikahan. Ia takut saya akan melanggar aturan waktu. Oleh karena itu dia berusaha mencegah hubungan percintaan antara saya dan Pertiwi. Dia menyuruh saya untuk mencari gadis bernama Salma Pradinda yang tak lain adalah Istri saya sendiri, Mama dari Anya dan Alga. Kemudian Alga meminta saya untuk menjalin hubungan dengan Salma lalu menikahinya. Tentunya, hal itu membuat saya semakin bingung dan kacau. Terlebih Pertiwi yang sudah terlanjur sakit hati. Disitu saya langsung membenci Alga. Saya mengatakan padanya; Toh, kalaupun saya dan Salma sudah pasti berjodoh, selanggeng apapun hubungan saya dengan Pertiwi, tentunya akan hancur juga, karena Tuhan telah menakdirkan saya berjodoh dengan Salma. Dan kalaupun Alga akan lahir berorang-tuakan saya dan Salma. Tentunya, ia tidak perlu repot-repot untuk mengurusi masa muda saya. Saya bahkan menuduhnya, bahwa ia juga mencintai Pertiwi. Ternyata Alga salah. Pikirnya, saya akan merusak aturan yang sudah dibuat oleh waktu. Nyatanya tidak sama sekali. Dialah yang merusak kebahagiaan di masa muda saya"

KALA (FINISHED)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora