19; Second Chance

Start from the beginning
                                    

.
.
.

Sesuai dengan dugaan Baekhyun, mereka bahkan datang lebih awal. Maksudnya, ayah,ibu dan kakaknya. Baekhyun sudah terbiasa sendiri di mansion megah itu, jadi jangan salahkan dirinya kalau ia merasa canggung.

"Baekhyunnie... Hyung membawa makanan kesukaanmu," bahkan Baekbeom segera mengunjungi kamar Baekhyun.

Baekhyun menoleh kearah pintu dimana kakak tertuanya tengah mengangkat bungkusan kecil. Tanpa kata ia mengalihkan lagi pandangannya pada buku yang sedang ia baca. "Simpan saja, aku akan memakannya nanti."

Senyum Baekbeom menipis, namun setidaknya Baekhyun menerima pemberiannya bukan. Kemudian lelaki dewasa itu berdeham. "Kau sudah makan malam?"

"Hm? Makan malam? Sepertinya aku melewatkannya, aku akan mengambilnya nanti," jawab Baekhyun tanpa menoleh kearah kakaknya.

Sebelum Baekbeom hendak berbicara lagi, seorang pelayan datang ke kamarnya. "Tuan muda, teman anda tuan muda Chen sudah datang," katanya memberi tahu, dan disitulah Baekhyun kembali menoleh dan tersenyum lebar ketika menemukan sahabatnya ada diujung pintu.

"Anyyeonghaseyo, Baekbeom-hyungnim," sapa Jongdae, kemudian masuk kedalam kamar Baekhyun.

Baekbeom sedikit merasa tenang ketika Baekhyun menunjukan senyumnya walau itu hanya pada sahabat lamanya, Chen aka Jongdae. Yah, setidaknya ia tidak akan merasa terlalu kesepian. Heol, sepertinya Baekbeom memang tidak pernah tahu betapa menyenangkannya hidup Baekhyun dan sahabat-sahabatnya yang lain. Tentu, sebelum Park Chanyeol datang layak negara api menyerang avatar.

"Kalian ada tugas kelompok? Kalau begitu, selamat mengerjakan," pamitnya.

Plak!

"Ah!! What the--" Baekhyun meringis ketika Jongdae menepuk lengannya keras. Sialan, Kim Jongdae. Baekhyun segera mengusap-usap lengannya yang perih itu. "Apa masalahmu?" erang Baekhyun.

Jongdae masih menunjukan ekspresi terkejut. "Baekbeom hyung terlihat sangat menyedihkan, atau itu hanya perasaanku saja?"

Baekhyun menggidikkan bahunya tak tahu. "Hanya perasaanmu, dan sepertinya kau datang lebih awal hanya karena ingin menggunakan wifi rumahku lebih awal," Jongdae tersenyum lebar, setuju dengan perkataan Baekhyun dan segera melemparkan dirinya ke atas kasur empuk Baekhyun.

Dugh!!!

"Haaahhhhhh~~~ sepertinya kasurku harus diganti, punyamu lebih empuk dari terakhir kali aku datang kesini-... Ayo kita stalking  Xiumin sunbae!!!"

Baekhyun menggelengkan kepalanya karena kelakuan sahabatnya sebelum kembali fokus pada tugas-tugasnya. Sedangkan Jongdae? Ia hanya akan datang merengek diesok hari untuk mendapatkan buku tugas Baekhyun dan menyalinnya. Yeoksi.. Uri Kim Jong Chen Dae..

TING TONG!

Baekhyun menoleh kearah jam dan itu sudah menunjukan angka 7:49. Dengan malas ia beranjak dari kursi untuk menyambut tamu terpaksanya. Jongdae yang melihat Baekhyun pergi dari ujung matanya kemudian duduk diatas kasur.

"Kemana?"

"Tamunya sudah datang, lebih baik kau berhenti memainkan handphone dan siapakan meja diatas karpet bulu itu," perintah Baekhyun. Jongdae dengan malas mengangguk dan memasukkan handphonenya. Walaupun bertindak sombong sebagai tamu, ia juga bertanggung jawab jika Baekhyun sudah memerintahnya.

"Dia sudah pergi? Ah kalau begitu, saatnya menyuruh para maid," bisiknya senang, dan kemudian memanggil maid yang kebetulan melewati kamar tuan mudanya.

.
.

"Oh, Baekhyun? Temanmu sudah datang," kata ibunya bersama Krystal disampingnya. Baekhyun tersenyum canggung, namun tetap mendekati kedua wanita yang hampir sama tingginya itu.

[C] SOUL : Last page.Where stories live. Discover now