Sembilanbelas

2.3K 181 52
                                    

Salsha kini telah duduk di bangkunya, bersama Steffi yang ada di samping kanan. Ia menatap Steffi yang masih terus mengoceh tentang pacarnya, Alwan.

"Gue pengen putus pokoknya!" Steffi menarik-narik tasnya dengan wajah cemberut.

Salsha menopang dagu, mengerutkan dahinya, merasa tidak setuju dengan apa yang dikatakan Steffi barusan. "Pikirin dulu baik-baik, Stef. Masa cuma gara-gara Alwan sering telat jemput, lo jadi pengen putus. Masalah sepele. Anak kecil banget, tau nggak? Kecuali kalau cowok lo punya cewek baru. Nah, baru tuh."

Dan kini, cerita Steffi sedikit terganggu karena ricuhnya kedatangan empat orang cowok yang tengah memasuki kelas.

Bastian melesat mendahului Aldi yang akan duduk di bangkunya. Cowok berambut acak-acakan itu sudah duduk tepat di hadapan Salsha, menopang dagunya dengan punggung tangan yang bertumpu pada sandaran kursi.

"Hai," Bastian nyengir, tingkahnya itu membuat Salsha terkekeh.

"Kok makin hari lo makin cantik aja, sih?" Bastian beraksi, tidak menyadari bahwa sedari tadi Aldi tengah memperhatikan tingkahnya.

"Masa, sih?" Salsha mencondongkan wajahnya, ikut menopang dagunya menatap Bastian.

Tanpa disadari, Aldi mulai memasang raut wajah yang tidak mengenakan.

"Nanti siang, nonton yuk?" Bastian mengangkat kedua alisnya.

"Nonton apa? Battle?"

"Bukan. Nonton film. Mau ya?" tanya Bastian, dengan wajah tidak kalah memelas dari ajakan sebelumnya.

Salsha bingung.

Hari ini, kan, jadwal tutornya bersama Aldi? Tapi, tidak mungkin kan ia menolak ajakan Bastian lagi?

Salsha tidak tega.

Lagi pula, Aldi juga sudah dua hari berturut-turut bertemu Katya, kan? Sampai meninggalkan jadwal tutor, dan meninggalkan Salsha begitu saja. Cukup. Cukup ia memikirkan orang yang sama sekali tidak memikirkannya. Jangan bodoh.

Akhirnya, cewek itu mengangguk. "Iya."

"Yeah, akhirnya!" pekik Bastian, lalu bangkit dari kursi yang bukan miliknya.

Si pemilik sudah berdiri di sampingnya sedari tadi. Memperhatikan percakapan mereka berdua. Dengan sigap ia menyeka keringat yang membasahi keningnya. Entah kenapa kepalanya mendadak panas, cairan otaknya seperti mendidih saat ini.

Aldi melemparkan tasnya ke atas meja dengan keras. Salsha sedikit tersentak, melepaskan tangannya yang masih menopang dagunya.

"Hari ini nggak tutor dulu ya, Al?" Salsha menepuk pundak Aldi, mendekatkan wajahnya dengan telinga cowok itu karena Aldi kini sudah berada di depannya.

"Terserah."

Salsha mengernyit, lalu menepuk pundak cowok itu lagi. "Kenapa, sih? Lo lagi bete, ya?"

Aldi tidak menjawab, hanya menggeleng.

"Ada masalah sama Katya? Atau, lo lagi bete sama Katya? Lo boleh cerita kok sama gue."

Aldi memutar tubuhnya. "Gue bilang nggak, ya, nggak!" cowok itu memasang tampang sewot lalu kembali berbalik ke arah depan.

Salsha mengangkat sebelah alisnya, lalu terkekeh menatap punggung cowok itu.

'Satu sama?' batinnya.

"Sal! Alwan ngajak gue jalan nanti pulang sekolah!" Steffi berteriak, menatap layar ponselnya dengan raut senang.

Salsha yang mendengarnya hanya menggeleng, memperhatikan tingkah temannya itu.

Katanya mau putus? Dasar labil!

UnobtainableWhere stories live. Discover now