Tigabelas

2.7K 174 4
                                    

Aldi memang benar benar keterlaluan. Berani sekali cowok itu menciumnya lagi.

Perasaan Salsha benar benar sesak. Semuanya seperti hancur terkena badai topan. Dirinya bahkan tidak tau bagaimana ia bisa kembali ke acara peresmian tanpa tersesat. Kakinya terus melangkah, pikirinnya kosong.

Oh, sungguh, ingin rasanya Salsha nembunuh Aldi sekarang juga.

"Sal?" sapa seseorang seraya menahan pergelangan tangannya.

Salsha menoleh, mengusap genangan air di pelupuk matanya.

Salsha tidak mau tersenyum, tapi juga tidak mau terlihat lemah.

"Eh elo, Bas," ujar Salsha, merutuki suara parau yang keluar dari mulutnya.

Sungguh, Salsha benci lemah.

Bastian tampak cemas lalu bergerak mendekat, mengamati lamat lamat wajah cewek di hadapannya. "Lo -lo nangis? Kenapa? Ada apa?"

"Nggak. Gue -gue cuma mau pulang. Bete," suara Salsha terdengar lirih, meski sekuat apapun ia mencoba agar terdengar senormal mungkin.

Dengan air mata yang menggenang di sekitar pelupuk mata cewek itu, suara parau yang bergetar, dan maskara yang awalnya terpoles cantik pada mata cewek itu kini luntur. Oh, apa dengan keadaan seperti itu Bastian akan mudah percaya bahwa Salshanya kini sedang baik-baik saja?

Dengan itu, Bastian tersenyum miris. Salshanya ini sedang tidak baik-baik saja.

Lalu Bastian mengusap lembut pipi kanan Salsha, cemas. "Ada yang jahatin lo? Iya? Siapa? Bilang sama gue, Sal."

"Gue cuma mau pulang, Bas," ujar Salsha, sudah jelas bahwa cewek itu tidak ingin membahas lagi. Ia lalu menepis tangan Bastian dan beranjak keluar.

Namun, Bastian dengan cepat menahan pergelangan cewek itu lalu merangkulnya. "Gue anter lo pulang."

★★★★★

Aldi tengah memantulkan bola basketnya di lapangan indoor sekolah kala seseorang membuka pintu ruangan. Mendongak, didapatinya Kiki yang sedang berjalan ke arahnya dengan langkah mantap. Wajah bersemangatnya tampak pudar saat melihat Aldi dengan wajah kusut.

"Lo di sini ternyata," ujar Kiki seraya duduk di samping Aldi.

Aldi berdeham, melemparkan bola basketnya ke dalam keranjang penuh bola basket, menatap Kiki dengan pandangan malas. Pikirannya kini sedang menjalar kemana-mana.

"Gimana acara opening hotel kemarin malem?" tanya Kiki seraya mendongak, menatap wajah sahabatnya yang tengah kusut. "Katanya ada Salsha, ya? Tadi Bastian cerita. Tapi, Salsha kayak nangis gitu, entah kenapa. Terus, kesempatan deh, si curut nganterin Salsha pulang."

"Serius, Bang? Salsha nangis dan Bastian nganterin dia pulang?"

Kiki mengangguk seraya menautkan alisnya.

Aldi terkesiap. Menatap wajah Kiki dengan tatapan terkejut, lalu mengacak rambutnya sendiri, sangat amat frustasi.

"Goblok, goblok, goblok," gerutunya pelan.

UnobtainableΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα