Tujuh

2.7K 187 0
                                    

"Lo masih nungguin dia?" Iqbaal bertanya dengan raut heran.

Aldi menghela napas. "Beberapa hari lalu, gue sempet jemput dia di sekolahnya, nganterin dia pulang ke rumah. Gue gak cuma nunggu, Baal."

Mata pelajaran hari ini sudah berakhir. Mereka kini sedang berada di kantin. Sejenak rehat hanya untuk mengisi perut dan mengobrol santai. Lagi pula jika mereka pulang, tidak ada hal apapun yang mereka kerjakan di rumah. Maka setelah ini pun sepertinya mereka akan melanjutkan acara berkumpul di apartemen Bastian atau rumah Aldi. Mengingat hari ini jawal kegiatan mereka masing-masing free.

"Emang dia udah putus sama cowoknya?" Kiki yang baru saja datang dengan beberapa makanan ringan di pelukan dadanya ikut nimbrung.

"Siapa tuh nama cowoknya?" kali ini Iqbaal yang bertanya.

"Devan," celetuk Bastian

"Nah itu! Dia udah putus sama Devan?" tanya Kiki lagi kali ini.

Aldi merebut salah satu makanan ringan Kiki diatas meja, lalu membukanya, dan menjawab pertanyaan Kiki dengan santai "Belum."

"Itu namanya lo masih nunggu, bego! Nunggu dia putus," ucap Iqbaal tak segan-segan menoyor kening Aldi

"Jangan mau nunggu kelamaan. Inget, ini hati bukan halte." Bastian menepuk-nepuk dada Aldi sambil terkekeh. Di sambut tawa meledak dari dua sahabatnya yang lain.

Aldi berdecak kesal seraya menepis lengan Bastian.

"Katya. Secepatnya bakalan jadi milik gue," Aldi berkata seraya menudingkan telunjuknya pada wajah sahabat-sahabatnya yang kini sedang asik terbahak.

Brak

Hentakkan tangan itu mulus mengagetkan keempat laki-laki yang sedang asik saling meledek ini. Selembar kertas mendarat di atas meja di hadapan mereka.

"Gue udah urus semuanya," ucap gadis yang berdiri di samping Bastian.

"Sayang, gak nyantai banget. Aku sampe kaget," ucap Bastian, membuat gadis itu ingin muntah mendengarnya.

Cih, sayang. Cih, aku-kamu. Hueeek. Umpat Aldi dalam hati.

Entah mengapa setelah mendengar ucapan Bastian, mendadak telinga dan perasaannya menjadi sensitif. Hatinya seperti tercubit.

Aldi meraih kertas tersebut. Karena dia yakin, gadis itu memberikan kertas ini untuknya.

---

LEMBAR NILAI
Alvaro Maldini S. : A
Ttd,
Dr. Setya Ajali. S,Pd.

---

Aldi tercengang, setengah tidak percaya setelah membaca tulisan yang tertera di atas kertas. "Nilai gue A?"

"Hmmm," gadis itu hanya berdehem cuek, lalu meninggalkan keempat mahluk aneh yang masih sibuk dengan makanan mereka.

"Salsha... cantik ya, Di?" Kiki menatap Aldi yang masih fokus pada kertas di hadapannya.

"Iya lah. Cewek gue," sambar Bastian.

"Mmm... dia tipe cewek lo kayaknya, Di," Iqbaal manggut-manggut.

"Ck! Apaan sih!" Bastian lagi-lagi menyambar dengan wajah sewot.

Aldi berdecih sebelum akhirnya berkata, "Santai kali, Bas. Gue gak suka sama cewek pinter. Cenderung ngebosenin! Galak lagi. Apaan banget."

★★★

"Gue bilangin sekali lagi, gue gak suka dan gak akan pernah suka sama Salsha! So, stop ngomporin gue sama cewek galak itu," Aldi memperingatkan ketiga sahabatnya saat mereka sudah sampai dilahan parkir sekolah.

UnobtainableOnde histórias criam vida. Descubra agora