Empatbelas

2.9K 189 11
                                    

Setelah mengintip keluar, Aldi melirik jam tangannya.

"Udah mau maghrib, Ca," Aldi melirik pada Salsha, cewek itu kini sibuk dengan ponselnya.

"Hm," gumam Salsha, tanpa menoleh pada Aldi sedikitpun.

Aldi melangkah meninggalkan jendela, mendekati Salsha yang tidak menoleh padanya sama sekali. "Ujannya awet, nih."

"Hm ...,"

"Gak mau pulang?" tiba-tiba suara Aldi terdengar begitu dekat di telinga Salsha. Terkejut setengah mati, cewek itu menurunkan ponselnya dengan gerakan cepat dan tepat di hadapannya kini Aldi tengah membungkuk, membuat kepalanya condong ke depan.

Disaat Salsha nyaris menjerit, Aldi langsung menjauhkan diri dan tertawa terbahak-bahak.

Salsha mendengus kesal. Entah sudah berapa kali jantungnya nyaris copot karena cowok ini.

"Ayo pulang," ucap Salsha ketus.

"Uuu, galak amat."

"Berisik. Ayo pulang,"

"Masih ujan, Ca."

"Bodo. Ayo pulang!"

Aldi mendesah pasrah, dirinya selalu saja kalah dalam perdebatannya dengan Salsha. Ia lalu meraih tas nya, dan membuka pintu ruangan. Udara dingin dari luar langsung menyeruak dengan cepat, membuat Salsha menggosok lengannya perlahan.

Aldi menoleh, menunggu Salsha keluar dari ruangan kemudian menutup pintu.

"Serius mau pulang?" tanya Aldi pelan, tetapi terdengar tegas di telinga Salsha hingga membuatnya agak ragu. Memang benar apa kata Aldi tadi, langit kini sudah mulai menggelap seperti malam padahal waktu masih menunjukan pukul enam sore.

Tidak lucu juga 'kan jika mereka sampai bermalam di sekolah?

"Iya, pulang sekarang."

Dengan itu, Aldi melepas tasnya dan mengangkatnya tinggi tepat di atas kepala Salsha. "Ayo."

Oh, tunggu. Kenapa cowok ini tiba-tiba bersikap manis terhadapnya?

Awkward, Salsha melangkah menginjakkan kakinya pada aspal yang basah. Airnya bercipratan menembus kain sepatu.

Entah hanya perasaannya saja, tapi jalan menuju tempat parkir terasa sangat jauh jika berjalan seperti ini. Aldi sudah basah kuyup, usahanya untuk menutupi Salsha dengan tasnya juga lama kelamaan percuma. Tidak ada yang berlari di antara mereka. Tidak ada yang meminta dan memulainya.

Semakin lama, langkah mereka semakin berjauhan. Salsha tidak dapat mengimbangi langkah Aldi yang lurus kedepan. Tubuhnya semakin menjauh, posisi seperti ini sungguh menyulitkannya. Kemudian refleks, tangan kiri Salsha melingkar pada pinggang Aldi untuk menyamai langkah mereka.

Seketika tempat yang disentuh cewek itu bergetar samar yang menjalar dengan cepat ke seluruh tubuh Aldi, membuat jantung Salsha menghentak resah. Tubuh Aldi menegang, dan Salsha bisa merasakannya dengan jelas.

Salsha langsung melepas pegangannya dan berhenti berjalan, membuat Aldi empat langkah berada di depan.

"Kenapa berenti?"

UnobtainableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang