Trio gamon

18.9K 2.4K 194
                                    

Malam pun berlalu, ketiga pria dengan penampilan rumahan duduk bersantai di rumah salah satu dari mereka.

Tak lama mereka duduk bersantai, tercium bau parfum yang semerbak memenuhi ruang tamu saat ini.

Ketiga pria itu melihat ke arah yang sama. Salah satu sahabat mereka tersenyum tak bersalah saat di tatap.

"Lo mandi minyak wangi apa begimana?" tanya salah satu dari ketiga pria itu.

"Ini biar saya lewat, yang cium langsung klepek-klepek!" jawabnya tak bersalah. Ketiga temannya hanya bisa menghela napas dan membuang pandangan mereka ke arah lain.

"Yang ada sesak napas orang gara-gara nyium parfum lo," Aidan menatap Rajidan–orang yang menyebabkan satu ruangan ini menjadi wangi sekali–yang dari tadi tersenyum lebar.

"Lo kenapa dah?" tanya Devan, yang pertama kali menanyakan pertanyaan pada Rajidan semenjak ia hadir di depan ruang tamu.

"Saya mau kencan." Ucap Rajidan menunjukkan gigi rapihnya, juga menghilangkan bola matanya yang terhalang oleh tulang pipinya yang naik.

"Emang punya pacar? Katanya gak pacaran!" Attariq yang sedari tadi tidak membunyikan suaranya, akhirnya bersuara juga.

"Heh jomblo, brisik! Diem aja. Anteng aja di rumah. Aa' Rajidan mau kencan dulu." Ucap Rajidan yang terdengar menjengkelkan oleh ketiga temannya.

"Gue doain malah di putusin." Doa Aidan dengan penuh khitmat.

"Amin..." Kedua temannya–Attariq dan Devan–mengaminkan doanya dengan khitmat pula.

Rajidan membulatkan matanya tak percaya melihat ketiga temannya saat ini. Tapi tak di perdulikannya setelah melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 18.45 WIB.

Rajidan segera belari. Tak lupa ia meneriakkan sesuatu pada teman-temannya. Khususnya Devan.

"DEVAN SAYA PINJEM MOBIL KAMU YA? APA DEV? OKE SAYA KEMBALIIN KOK TENANG AJA." Teriak Rajidan bermonolog sendiri.

"OGAHH!"

Mengapa Rajidan bisa memakainya? Karena Devan selalu meletakkan kunci mobilnya pada gantungan dekat pintu. Jadi, hal itu membuat Rajidan leluasa untuk mengambil alih mobilnya.

'Hap'

Dengan sigap Rajidan mengambil kunci mobil Devan, dan segera berlari menuju garasi. Tentu saja di ikuti oleh ketiga temannya.

"Ya Tuhan, bantulah hamba mu ini yang hendak berkencan. Sesungguhnya bahagiaku adalah bahagiamu. Janji deh ga bakal pegang-pengang. Amin." Doa Rajidan saat tiba di garasi rumah Devan.

'Brak'

Rajidan membanting pintu mobil dengan kuat dan segera menguncinya. Devan yang mendengar itu langsung meringis.

"Mobil gue..." teriaknya lirih. Pasalnya, Rajidan suka sekali memakainya dengan tidak hati - hati.

"Kalian sih!" Kesal Devan saat tak bisa mencegah mobilnya meluncur ke jalan.

"Lah kok kita." Ucap Aidan kesal. Apalagi saat melihat Rajidan bebas dengan mudahnya.

"Yang sabar ya, paling dia kembaliin pas tinggal rangka doang. Tapi itu lumayan dari pada engga." Ucap Attariq dengan tak berdosanya dan tertawa keras.

'Bugh'

Devan membogem pipi Attariq pelan. Sangking kesalnya dia dengan Attariq. Dan Attariq masih saja tertawa kencang. Senang dengan keadaan Devan yang setengah mati mengkhawatirkan mobilnya.

Aidan? Dia hanya dapat menggelengkan kepalanya saat melihat kedua temannya, yang malah sibuk dengan dunia mereka sendiri.

Aidan sangat penasaran, bagaimana Babanya berkencan. Dan apa kata-katanya untuk membuat Tiffani tertawa ataupun memerah.

The SomvlakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang