MERDEKA

29.8K 2.3K 249
                                    

SPESIAL 3M READERS DAN MAU TUJU BELASAN.
Aku share kembali yang sempet aku share di TS 2. Kangen btw wkwkwk
Btw hepi riding.

Maapkeun aku yang sudah sibuk TO di les dan berbagai macam quiz.

Hepi riding all
***

"TUJUH BELAS AGUSTUS TAHUN 45 ITU LAH HARI KEMERDEKAAN KITA..." seseorang tengah bernyanyi lagu kemerdekaan dari bangsanya dengan semangat. Hingga dia berteriak sangat lantang tanpa perduli bagaimana kondisi dan situasi yang ada di rumahnya.

"HARI MERDEKA NU—" belum sempat dia melanjutkan nyanyiannya. Suara melengking melebihi suaranya pun menghentikan nyanyiannya.

"INI MASIH JAM 4 PAGI. KALO MAU NYANYI TENGAH LAPANGAN SONO. GANGGU AJA LO!" Teriak seseorang tetangga yang rela-rela keluar dari rumahnya demi meneriaki seseorang yang tengah bernyanyi itu.

"YE SIRIK AJA LU, TINGGAL DI HUTAN SANA! JADI GA BERISIK!" Teriak si penyanyi dengan tampang sinisnya. Si peneriak pun akhirnya mengalah dan memasuki rumahnya dengan damai.

Namun sebelum dia memasuki rumahnya, dia sempat berpesan dahulu pada si penyanyi.

"Gua doain kerongkongan lu masuk laler lu. Amin." Ucap si peneriak dengan penuh dendam. Si penyanyi sinis.

"Awas lu bang, gua kasih tau istri lu, lu kamaren godain Bi Surti kan? Untung aja rumah gua ada cctv." Ancam Si penyanyi pada si peneriak yang kemarin sempat menganggu pembantunya. Padahal si peneriak sendiri sudah mempunyai istri, bahkan, ia sudah memiliki anak.

"Ah ga asik lo, mainnya ngancem gue," si peneriak, yang sebenarnya bernama Julkipli, langsung melunturkan semua emosinya, demi si penyanyi, yang bernama Aidan Rajendra.

"Kalo gak mau di ancem, jangan buat gua kesel bang! Sono tarik selimut sama baca doa, doain hati gue baik ga ngasih tau istri lu!" Ucap Aidan dengan nada suruhan.

Secara ajaib Bang Julkipli menuruti ucapannya bak peliharaan yang sangat mencintai dan mematuhi majikkannya.

'Brukk'

Bang Julkipli dengan pelan menutup pintu rumahnya dan menghilang di balik pintu yang sudah terkunci dan tertutup rapat.

Aidan sempat terdiam sejenak. Berpikir, mengapa dia berlatih di pagi-pagi buta, sedangkan teman-temannya saja malah tertidur dengan pulasnya.

"Untung aja gue ketua osis berperi keosisan serta patuh dan taat pada perintah guru serta sekolah. Kalo engga, datang aja gue engga nih!" Oceh Aidan sambil menggelengkan kepalanya, dan memutuskan untuk tidur kembali.

***

"WOI BANGUN!" Teriak Pria bermata sipit yang selalu kita kenali dengan ciri khasnya yang sering berkata tidak penting ini, membangunkan semua temannya dengan cara tidak santai.

"WOI BANGUN!" Teriaknya lagi. Semua temannya menatapnya bingung.

"Lu..." Attariq menggantungkan katanya sejenak. "sehat?" lanjutnya lagi. Karena sebenarnya, mereka malah sudah berpakaian dengan rapi dan siap untuk pergi ke sekolah bersama.

Termasuk Rajidan yang malah sudah melingkarkan bendera kecil di tangan serta dahinya.

"Ya saya sehat lah! Gimana sih kamu..." ucap Rajidan dengan tampang kesal. Attariq, Aidan, serta Devan menatapnya dengan tatapan makin bingung lagi.

The SomvlakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang