Terungkap

79.6K 7.5K 200
                                    


'Brukk'

"Apa - apaan lo!" Attariq menatap seorang lelaki yang menendang meja dengan kesal.

"Halo. Teman lama, eh ?" Sapanya dengan nada sinis. Mata Attariq berdalih mengamati si pria dengan Rajidan yang membuat kontak mata sinis.

"Anjir.. Baba sipit bisa sinis juga ya." Ucap Attariq sambil melongo.

"Attariq bodoh.." ucap Rajidan jengah. Sedangkan Attariq hanya menatap Rajidan polos.

"Ya Allah, tolong Rajidan menghadapi makhluk ciptaan mu satu ini." Ucap Rajidan pasrah. Ia sampai lupa di depannya ada seorang pria yang menunggunya untuk bertarung.

"Tobat eh ?" Tanya pria tadi dengan nada menyombong.

"Setidaknya, gua tobat gak bakal ngelakuin hal jahanam macam itu lagi! Gak kaya lu, tampang ustad Dalamnya bejad. Poor u." Ucap Rajidan remeh. Attariq yang sudah mengerti suasana hanya terdiam. Duduk manis menyaksikan Rajidan dan teman lamanya ini.

"Duel?" Tanya si pria tersebut.

"Harus ? Sama pengecut kaya kamu?" tanya Rajidan.

"Tunjukin aja kalo diri lo bukan pengecut, Aji." Setelah ucapan terakhir yang diucapkan Rajidan terdiam sesaat dan mematung. Setelah itu, dia pergi meninggalkan Rajidan yang termenung dengan luka lamanya.

Attariq yang tau, ada yang tak beres dengan Rajidan langsung beranjak mendekati Rajidan dengan cepat.

"Baba, Baba, gak papa ? Baba sakit ? Woi Ba. Jangan bengong onyet." Ucap Attariq berusaha menyadarkan Rajidan.

***

Flasback

"Aji, hari ini kita pergi ke toko buku yuk. Aku mau beli buku baru. Dan kamu harus mau, kalo engga. Aku marah, dan ga mau ngomong sama kamu selama satu minggu." Ancam seorang gadis cantik dengan tatapan cemburunya.

"Aku mau engga ya ? Kan kamu ga bisa, ga ngomong sama aku. Barang sehari sekali pun." Goda seorang pria, yang di panggil Aji tadi.

"Aji, Caca serius. Ga ngomong seminggu nih." Gadis tadi menunjukkan Ekspresi kesalnya. Sang pacar, Aji. Hanya terkekeh sambil membelai pipi gadis tadi dengan lembut.

"Sejak kapan Aji nolak perintah ratunya ? Bukannya emang harus kan ?" Tanyanya pada Caca. Dan Caca hanya mengangguk setuju.

"Aji tuh, kalo ngomong suka bener. Caca kan ga pernah salah. Aji aja yang nakal kadang, buat Caca khilaf." Ucapnya bersemangat.

Mereka berdua, telah menjalin hubungan sekitar, 2 tahun yang lalu. Aji, yang notabennya brandalan. Menyukai dengan gadis cupu namun cantik seperti Caca. Sekarang, mereka menduduki kelas tiga bangku sekolah. Hubungan mereka bukan lah berpacaran. Namun, hubungan yang mengikat. Tapi tak memiliki arti lebih.

Aji menyayangi Caca, begitupun sebaliknya. Hanya itu yang mereka tau, dan mereka cukup kecil untuk mengenal arti lebih.

"Yaudah, jam berapa kita perginya Ratu ? Rajamu ini, akan selalu menaatinya." Ucap Aji sambil membungkuk hormat.

"Ah! Caca jadi malu," ucapnya dengan pipi yang sudah merona merah.

"Caca malu aja Aji cinta, apalagi Caca ga malu - malu." Goda Aji yang membuat rona di pipi Caca makin tercetak jelas.

"Caca sayang Aji."

"Aji lebih.."

Flasback off

***

"RAJIDAN DODOL. Malah begong." Teriak Attariq yang membuat semua pandangan tertuju kearahnya. Dia hanya memberikan cengiran tak enaknya.

"Dia bakal balik Riq," ucap Rajidan dingin. Attariq hanya mengernyit bingung. Tak mengerti maksud dari Rajidan itu apa.

"Balik maksudnya ??" Tanya Attariq pada Rajidan dengan tatapan tak mengerti. Attariq memasang muka berfikirnya. Kerutan terlihat jelas di dahi tampannya itu.

"Kamu kaya monyet kesasar kalo kaya gitu Riq." Ucap Rajidan sambil terkekeh. Attariq yang mendengar itu hanya menatap Rajidan sebal.

"Asu kamu ya anjing :)"

"Sama aja artinya, Attariq sayang."

"Geli. Jauh - jauh sana lo. Dasar sarap."

***
Attariq dan Rajidan hanya terduduk diam di salah satu cafe dekat puncak. Setelah bertemu dengan orang tadi, Attariq membawa Rajidan pergi dari sana. Saat ini mereka bergelut dengan pikiran masing - masing. Tak ada yang mau membuka suara, hingga sejam lamanya.

Pandangan Rajidan terlihat kosong. Attariq hanya menghela napasnya. Cukup sudah, dia tak tahan dengan keadaan diam ini.

"Aji, emangnya siapa dia ??" Gumanan Attariq membuat Rajidan menoleh dengan tatapan tajam.

"Gua salah?" tanya Attariq pada Rajidan yang menatapnya tajam.

"Gausah dipikir, Aji udah mati." Ucap Rajidan sarkas.

"What the, tapi dia tadi manggil lo Aji." Ucap Attariq tak percaya.

'Brakk'

"Kalo saya bilang dah mati ya dah mati. Jangan ngurusin idup saya! Urusin idup kamu yang belom benar sana!" Teriakan Rajidan membuat Attariq terkejut. Pasalnya, dia tak merasa membuat kesalahan.

Attariq yang terpancing emosinya pun menunjukkan ekspresi tak senang terhadap Rajidan.

"Gue bawa lo kesini buat tenang. Ternyata percuma aja. Buang - buang waktu gue percuma." Ucap Attariq sinis. Dia hendak pergi dari hadapan Rajidan.

Namun satu suara menginterupsinya.

"Aji kembaran gue Riq.."













"APA ?!"




***

The SomvlakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang