Feeling Bad

1.2K 112 7
                                    


Gelap malam memayungi kota Seoul yang terhiasi bias lampu yang berada di setiap sudut bangunan. Suasana yang ramai tak menjamin setiap orang akan tak kesepian. Karena pada buktinya, di sebuah rumah yang penghuninya adalah seorang gadis bersurai lurus, ia justru terdiam sambil menatap kosong pada layar laptop yang menampilkan seorang pria yang juga memandangnya.

"Jadi, sampai kapan kau akan diam seperti ini?" Pria itu bertanya, lelah dengan kesunyian yang dihadirkan.

Mia—gadis itu—mengembuskan napas cukup keras. Ia bersandar, berusaha untuk duduk senyaman mungkin. "Jungkook mana?" tanyanya kemudian, mencoba mencari pembicaraan yang menarik untuk dibahas bersama Yoon Gi, kakak angkatnya.

"Di kamar yang lain. Kenapa? Kau khawatir dengannya?"

Senyum tipis menghias wajah gadis bermata sipit itu. Ia menggeleng, tertunduk, kemudian kembali mendongak. "I just miss him," jawabnya pelan.

Gantian, Yoon Gi yang menarik napas. Tak mengerti dengan tingkah adiknya yang—menurutnya—sangat aneh. "Kenapa tidak langsung menghubunginya saja?"

"Nanti."

Lagi, kesunyian yang melingkupi seluruh ruangan. Dua orang ini saling diam. Yoon Gi tak ambil suara, lebih memilih untuk menatapi wajah cantik adiknya yang tampak berbeda dari biasa. Gurat muram yang berusaha disembunyikan tak bisa menipu pandangan si pria bermarga Min. Membuat pria ini harus menarik napas dan berdecak pelan, mengerti dengan perasaan gundah yang adiknya tunjukkan.

"Dia baik-baik saja di sini. Dia juga tak melirik gadis lain. Jadi, berhenti memasang wajah muram. Kau jelek seperti itu," ucapnya datar, seolah tak peduli apakah ucapannya terlalu pedas atau tidak.

Mia tertawa kecil. "Aku tahu. Dia tak akan selingkuh dengan mudah," jawabnya sambil mengangguk-angguk paham.

"Lalu, kenapa kau masih memasang wajah seperti itu?" selidik Yoon Gi lebih lanjut karena rasa tak nyaman dengan berbagai anggapan tentang apa yang kira-kira terjadi pada adiknya di Korea sana.

Hening.

Mia tak langsung menjawab, justru menarik napas dan tersenyum tipis. "I'm fine, don't worry!" cetusnya berusaha meyakinkan. Tapi, Yoon Gi justru berdecak tak suka. Sangat ketara jika gadis itu menyembunyikan sesuatu, dan Yoon Gi tak pernah menyukai saat-saat seperti ini.

"You lie, Mia. Katakan padaku, kau kenapa?"

Gadis bermarga Min itu masih diam, menatap pada Yoon Gi yang balas memandangnya penuh ketegasan. Perlahan, tarikan napas terlihat jelas dari Mia. Gadis ini tersenyum miring, kemudian sejenak menundukkan kepala sebelum ia kembali memandang ke Yoon Gi.

"I feel bad."

Yoon Gi mengerutkan kening. Tak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Mia. Adik kesayangannya itu memang lebih suka berteka-teki daripada langsung membicarakan inti. Menyebalkan memang, tapi ia harus bersabar.

"I feel very bad," lanjut Mia kemudian sambil tersenyum getir. "Selalu merasa kehilangan saat Jungkook sudah tak di sini. Tapi saat dia ada, aku tak bisa menjaganya dengan baik." Gadis Min itu tercekat, mencoba menahan air mata yang akan turun.

Lagi, Yoon Gi menarik napas dalam-dalam. Akhirnya dia paham apa yang dipermasalahkan oleh Mia kali ini. Tapi dia tak menyangka saja, adiknya itu menghubungi untuk menceritakan hal sensitif seperti sekarang.

"Padahal dia selalu menunjukkan seluruh kasih sayangnya saat bersamaku. Tapi aku? Aku ... ah! Stupid Mia!" Terakhir, Mia benar-benar tak bisa lagi menahan air matanya. Tapi, air mata itu langsung dihapus dengan gusar. Seolah mereka adalah hal yang tak diharapkan.

Selama beberapa detik, Yoon Gi hanya diam. Namun otaknya merangkai sebuah jawaban yang mungkin bisa membantu. Tapi, hingga menit berlalu, ia masih tak bisa menemukan jawaban yang pas. Terlalu rumit, terutama baginya yang tak pernah mengalami hal seperti ini.

"Haruskah aku memanggil Jungkook?" tawar Yoon Gi pada akhirnya. Otaknya buntu, dan ini solusi terbaik dari seluruh pilihan.

Tapi, Mia justru menggeleng. Menolak mentah-mentah tawaran yang diberikan oleh sang kakak. "Aku tak ingin dia melihatku menangis seperti ini." Dia memberi alasan, tapi justru membuat Yoon Gi menarik napas.

"Jadi, kau baik-baik saja jika aku yang melihatmu menangis, begitu?" gerutu pria manis ini dengan perasaan setengah tak rela.

Kali ini Mia tertawa kecil, sebuah ciri khas jika tak ingin membuat orang lain cemas terhadapnya. "Setidaknya melihat wajah Oppa lebih menenangkan," canda gadis bersurai lurus tersebut.

Decakan terdengar, Yoon Gi menatap jengah ke Mia yang mengusap sisa air mata. "Jangan menangis, kau terlalu cengeng, tahu!" tegurnya kemudian.

"Aku memang cengeng, jahat juga." Gadis manis itu menjawab secara asal.

"Baguslah jika kau menyadari hal itu."

Bukan delikan mata atau decak marah yang terdengar, justru tawa miris yang tak mengenakkan didengar oleh Yoon Gi. Membuat rasa bersalah sedikit banyak menelusup halus ke hati pria bermarga Min tersebut. Tapi tampaknya Mia tak ambil pusing, justru gadis ini mengembangkan sebuah senyum manis yang tak diketahui apa artinya.

"Oppa, sampaikan salamku pada Jungkook. Katakan juga padanya, tidur yang cukup. Jangan sampai dia kelelahan," ucap Mia memberi pesan, tanda bahwa percakapan mereka akan berakhir.

"Akan kusampaikan. Tapi ... kau mau mendengar sesuatu dari kakakmu ini, tidak?" tanya Yoon Gi lebih dulu. Dijawab oleh anggukan dari Mia, Yoon Gi pun menarik napas. Sedikit ragu dengan apa yang akan dikatakan.

"Oppa?"

"Aku sebenarnya tidak tahu harus memberi saran apa. Tapi menurutku, lebih baik kau mengubahnya. Sayangi dia, beri perhatian seperti yang ia lakukan padamu. Yah ... walau hubungan kalian memang baik-baik saja sekarang, tapi bisa saja ada titik jenuh yang akan Jungkook rasakan. Aku tak ingin hubungan kalian kandas setelah sekian lama, apalagi karena hal sepele. Dan aku juga tak ingin melihatmu terus bersedih jika sedang berpisah dengannya karena rasa bersalah yang tak jelas," tegas Yoon Gi panjang lebar.

Mia tersenyum, kemudian mengangguk mengiyakan. Tapi, ia tak ingin meneruskan pembicaraan kali ini. Terlalu sensitif untuk dibahas. Lagipula, ia tak yakin bisa menahan air mata jika dilanjutkan. Dan untunglah, Yoon Gi mengerti sepenuhnya dengan raut yang adiknya tunjukkan. Pria ini tersenyum, seolah dengan ini ia telah menyalurkan sebuah semangat untuk gadis yang tengah gelisah.

"Night. Jangan tidur terlalu malam, kesehatanmu sedang buruk. Jangan lupa minum obat juga sebelum tidur, semangat untuk besok." Yoon Gi tersenyum saat memberi pesan terakhirnya pada Mia yang lagi-lagi hanya mengangguk untuk memberi jawaban.

"Jallja, Oppa."

Diakhiri dengan lambaian tangan, video call mereka pun terputus. Yoon Gi menarik napas, berharap adik tersayangnya itu tak terlalu tenggelam dalam rasa bersalah yang ia rasakan. Jadi ... yah, semoga saja semua akan baik-baik saja hingga dia pulang nanti.


-FIN-

[Suga x Mia]Where stories live. Discover now