Mine

2.4K 241 8
                                    

By : Mia


Sesudah baca jangan lupa tinggalkan jejak ya :) Aku masih harus banyak belajar tentang penulisan, jadi kritik sangat diperlukan ^_^ Happy reading <3


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-Suga POV-


Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal saat melihat gadis di depanku yang disibukkan dengan setumpuk buku saat aku baru memasuki rumahnya. Tugas lagi? Bukannya ini sudah mendekati akhir semester? Kenapa masih banyak tugas?

"Rajin sekali." Ucapku.

Dia yang sedang menulis segera mendongak dan memandangku, "Kenapa datang?" Tanyanya tanpa menyambung dengan ucapanku.

Aku mendecih sambil menjitak kepalanya, "Masih bagus Oppa kesayanganmu ini mau datang. Jika tidak bagaimana? Kuyakin kau akan menangis karena rindu denganku."

"Percaya diri sekali! Dasar gula aneh!" Cibirnya sambil mengusap kepalanya yang kujitak.

"Bukannya itu kenyataan?"

"Kenyataan dari mana?"

"Bukannya sudah jelas, kau itu tak bisa lepas dariku? Padahal sudah setahun sejak kutolak, tapi masih saja tak bisa menghilangkan perasaan itu."

"Oppa, kau mau tidak mengendarai sepeda yang sedang dibakar?" Tanyanya dengan senyum manis.

Aku tertawa sinis, "Aku masih waras, bocah! Untuk apa aku menaiki sepeda seperti itu jika ada sepeda yang lebih baik?"

"Siapa tahu Oppa perlu dibakar dulua agar tidak asal bicara! Dasar menyebalkan!" Gumamnya sambil mengambil pena dan bersiap untuk menulis.

Aku duduk di mejanya, memandangnya yang kembali fokus pada tugas. Tak banyak perubahan yang terjadi padanya, masih manis dan semakin dewasa walau kecerewetannya masih tak berubah. Masih kuingat dia yang menangis saat kutolak di toko buku setahun yang lalu. Saat itu sebenarnya aku ingin menghampirinya dan meminta maaf, tapi melihat Jungkook yang lebih dulu memeluknya, jadi ya... Sudahlah. Mungkin aku memang tak berjodoh dengannya dan hanya ditakdirkan untuk menjadi Kakak dan Adik angkat.

"Bagaimana hubunganmu dengan Jungkook?" Tanyaku setelah terdiam beberapa menit.

"Kenapa menanyakan hal itu?"

"Bisa tidak kau langsung menjawab pertanyaanku? Bukannya malah bertanya balik!" Aku memandangnya kesal.

"Bukannya Oppa juga sering seperti itu? Kenapa saat giliranku Oppa malah tak suka?" Dia balas memandangku polos, membuatku mengusap tengkuk karena serba salah.

"Itu... Ah! Sudahlah! Lupakan saja!" Aku mengibaskan tangan, dia mencibir.

"Selalu seperti itu jika sudah kehabisan kata-kata."

Aku tak menjawab, hanya mendorong keningnya dengan pelan. Dia mendecih dan langsung memukul pahaku yang berada di sampingnya.

"Bisa tidak jangan mendorong atau menjitak kepala dan keningku!" Protesnya.

"Bisa." Jawabku cepat.

"Kalau bisa, ya lakukan!"

Aku merendahkan wajah, "Tapi di dalam mimpi."

"OPPA!"

Aku tersenyum manis dan mengusap rambutnya, "Belajar yang rajin, anak pintar."

"Aku bukan anak-anak!"

"Oh ya?" Aku memandangnya tak percaya, "Buktinya? Bukannya kemarin kau masih menangis seperti anak kecil saat kukerjai. Ckck, dasar bocah!"

"OPPA!"

Aku hanya tersenyum manis, tak peduli dengan dirinya yang pasti akan mengomel panjang lebar. Tapi peduli apa? Justru inilah kesenanganku, membuatnya mengomel dan kesal. Dengan begitu dia akan terus mengingat dan tak bisa lepas dariku sedikitpun. Karena selain milik Jungkook, dia juga milikku, bukan?

-FIN-

[Suga x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang