Kisses

3.3K 266 7
                                    

By : Mia


Warning! Semi NC :) Sesudah baca jangan lupa tinggalkan jejak :) Aku masih harus belajar banyak tentang penulisan, jadi kritik sangat diperlukan ^_^ Happy reading <3


-Suga POV-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Suga POV-


Aku menyipitkan mata saat melihat Mia yang berdiri di depan pintu rumahku sambil tersenyum manis. Aneh, tidak biasanya dia datang ke rumahku malam-malam seperti ini--malam Jum'at pula. Ada apa? Ada keperluan yang mendadak atau bagaimana?

"Oppa, kau tak ingin menyuruhku masuk, huh?" Tanyanya sambil menjentikan jari di depan wajahku.

"Masuk saja. Tapi ada keperluan apa kau datang ke sini?" Tanyaku curiga. Yang ada di hadapanku sekarang memang benar-benar Mia, bukan? Bukan hantu yang sedang menyamar seperti yang ada di fanfictionnya?

"Meminjam buku bahasa Inggris."

"Memangnya tak bisa besok?"

"Jika bisa, tak mungkin aku datang malam-malam seperti ini."

Aku diam dan mengangguk-angguk. Jadi itu alasannya, hhh... Dasar bocah tukang merepotkan!

"Jadi, boleh masuk tidak?" Desaknya kemudian.

"Sudah kukatakan, masuk saja."

"Oke! Oh ya, bukunya di mana?"

"Di kamarku."

Dia tak menjawab, melainkan langsung masuk dan menuju kamarku yang sudah dikenalinya dengan baik. Aku mengikuti langkahnya dan duduk di tepi tempat tidur saat dia sibuk mencari buku yang dimaksudnya di rak.

"Oppa, bisa bertanya sesuatu?" Tanyanya setelah mendapatkan buku yang dicari.

"Tanya saja."

Dia duduk di meja belajarku, mata coklatnya menatapku datar. Aku balas menatapnya sambil sedikit menaikkan alis. Apa yang ingin ditanyakannya? Kenapa sepertinya sangat serius?

"Kapan Oppa memiliki kekasih? Memangnya Oppa tidak bosan terus dekat denganku? Sedangkan aku sudah memiliki Jungkook."

Aku diam dan memasukkan tangan ke saku celana, "Jangan bilang tujuan utamamu datang ke sini adalah untuk menanyakan hal tak penting ini." Gumamku.

"Kalau iya, kenapa?"

Aku berdiri dan mendekatinya. Jadi itu tujuannya datang ke sini? Ntah kenapa emosiku jadi sedikit meningkat. Tapi sedikit kunaikkan alis ketika melihat dua kancing atas kemejanya yang terbuka.

Tanganku menarik kerah kemejanya, "Apa maksudnya ini? Ingin menggodaku?"

Dia melirik tanganku yang menarik kerah bajunya. Lalu kembali memandangku dengan berani, "Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh seorang Min Yoon Gi kepada gadis yang sudah menjadi milik orang lain?" Tantangnya.

Aku terdiam. Kemudian melepaskan tangan dari kemejanya dan memegang sisi meja. Kurundukkan wajahku agar semakin leluasa memandang wajah manisnya. Kusipitkan mata saat dia memalingkan wajah, aku tahu dia gugup.

"Bukannya sudah pernah kukatakan, bertanggung jawablah atas apa yang kau lakukan. Jadi sekarang, bertanggung jawablah dengan ucapanmu tadi."

"Memangnya apa yang ha-"

Aku menutup bibirnya dengan ciumanku. Kusesap bergantian bibir atas dan bawahnya dengan tenang tapi menuntut. Dia tak memberontak, justru memberikan izin untukku menciumnya lebih jauh saat aku menggigit bibir bawahnya. Darahku berdesir saat dia mulai membalas ciumanku, sedangkan tangannya sudah berpindah ke leherku.

Tanganku menarik pinggangnya agar jarak kami semakin menghilang. Satu tanganku mulai menelusup ke dalam kemeja dan menyentuh kulit halusnya. Satu desahan berhasil lolos dari bibirnya saat tanganku meremas dada kirinya, tubuhku semakin memanas dan menginginkan hal yang lebih jauh dengannya.

Aku menurunkan ciumanku ke lehernya. Aku tak peduli tangannya yang mengacak rambutku, aku terlalu sibuk dengan lehernya. Tanganku pun tak berhenti memanjakan dadanya, membuat desahannya terus mewarnai pertemuan kami malam ini.

Satu tanganku melepaskan sisa kancing kemejanya dan langsung melepaskannya hingga menyisakan tank top berwarna putih. Kulit putihnya yang terekspos benar-benar membuat keinginanku bertambah menggila--belum lagi desahannya yang terus menggoda. Aku benar-benar kehilangan kendali dan tak mengingat lagi bahwa dia adalah Adik angkat yang harus kulindungi, bukannya kurusak.

Aku mengangkatnya dan menuju tempat tidur. Kucium lagi bibirnya saat baru saja duduk di tepi tempat tidur. Dia yang dipangkuanku memejamkan mata dan terus membalas setiap gerakan bibirku. Tangannya mulai berpindah dan membuka setiap kancing kemejaku lalu mengusap tubuhku dengan pelan--namun berhasil membuat otakku tak berfungsi dengan baik. Masa bodoh dengan dirinya yang milik Jungkook, yang pasti malam ini dia milikku.

"Suga Hyung!"

Aku tak peduli saat ada yang memanggilku.

"Suga Hyung! Bangun!"

Eh?

Aku mengerjabkan mata saat melihat yang berada di depanku adalah wajah Jungkook, bukan Mia. Dan di detik kemudian aku langsung mendorong wajah tersebut dan bangun. Mataku bergerak memandang sekeliling, ini bukan kamarku, ini ruang tamu di rumah Mia. Tapi bagaimana mung-

"Hyung jahat sekali. Baru bangun sudah menyiksaku."

Aku memandang Jungkook yang mengusap-usap kepalanya. Wajah manisnya tampak lucu dengan bibir yang mengerucut. Tapi tunggu, baru bangun? Apakah itu maksudnya....

"Jam berapa sekarang?" Tanyaku pada Jungkook.

"Jam sembilan malam. Hyung tertidur selama tiga jam."

Aku mengumpat dalam hati. Sialan! Jadi tadi cuma mimpi! Kenapa manis sekali? Dan kenapa Jungkook harus membangunkanku di saat aku akan merasakan hal yang lebih manis lagi dengan Mia? Aku jadi tak tahu, harus mensyukuri hal ini atau tidak. Yang pasti ini sangat menyebalkan!

-FIN-

[Suga x Mia]Where stories live. Discover now