Please, Stop It!

5.1K 365 3
                                    

By : Mia


"Tutup matamu, lalu tidur! Aku tidak ingin kau sakit, Mia."


-oOo-


-Suga POV-

Aku memandang datar ke yeoja di sisi kiriku yang terus mengoceh tak jelas--dalam bahasa Inggris--sambil memainkan laptop

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku memandang datar ke yeoja di sisi kiriku yang terus mengoceh tak jelas--dalam bahasa Inggris--sambil memainkan laptop. Ini sudah satu jam sejak aku datang ke rumahnya, telingaku sudah panas mendengar celotehannya yang terus terdengar. Apakah dia tidak lelah terus mengoceh seperti itu? Padahal aku tahu sangat kelelahan setelah seharian tidak pulang ke rumah karena memperbaiki laptopnya--dan sialnya, laptop itu tidak juga baik.

Setelah beberapa menit berlalu--dan telingaku pun sudah sangat panas, kujitak asal kepalanya. Dia yang sedang asyik memandang layar laptop tersentak kaget dan menoleh ke arahku dengan pandangan tak suka, tangannya bergerak memukul pahaku, berhasil membuatku meringis.

"Ya'! Oppa tua! Jelek! Gula pedas! Kau tidak punya sopan santun atau bagaimana? Menjitak kepalaku sembarangan! Memangnya kepalaku ini apa?" Gerutunya dengan dengan wajah bertekuk.

Aku memandangnya malas, "Berhenti mengoceh, dan istirahatlah." Perintahku.

"Tidak mau!"

Aku mendesis geram, "Istirahat! Matamu sudah merah, kau itu kelelahan, jangan sam-"

"Tugasku belum selesai, Suga Oppa... Sayangku, Oppaku, gula pedasku, cintaku! Bagaimana mungkin aku bisa istirahat?" Tanyanya dengan nada geram.

"Memangnya tugas apa lagi yang belum selesai?" Tak kuperdulikan ekspresi kesalnya.

"Bahasa Inggris."

"Ya sudah, aku saja yang mengerjakannya, kau tidurlah. Aku tidak suka melihatmu memaksakan diri seperti ini." Ucapku sambil mengambil alih laptopnya.

Dia diam, aku memandangnya yang juga memandangku, "Ada apa?"

"Tidak, hanya heran saja. Apa benar yang di sampingku sekarang ini Suga Oppa? Bukan hantu yang sedang menyamar 'kan? Suga Oppa kan tidak pernah mau membantuku, tahunya hanya mengomel seperti Ahjumma tua yang kehilangan semangkuk nasi!" Ucapnya dengan wajah datar--setengah mengesalkan.

Aku kembali menjitak kepalanya, "Bukannya bersyukur mau kubantu, malah mengata-ngataiku! Sudahlah, cepat tidur! Jangan sampai kelelahan, aku tidak ingin kau sakit." Gumamku di akhir kata sambil kembali memandang layar laptop.

"Baiklah, aku percaya kau Suga Oppa yang asli."

Aku tak menjawab, mataku sibuk memandang layar laptop dari balik kacamata yang kupakai. Sampai kurasakan hembusan nafas hangat di leherku, akupun menoleh, memandang Mia yang tengah memandangku lucu sambil menyandarkan dagunya ke bahuku.

"Oppa menawarkan bantuan, tapi... Memangnya Oppa tahu yang mana tugasku?" Tanyanya.

Ah! Benar juga, aku kan tidak tahu yang mana tugasnya. Arghh!!! Kenapa aku bisa lupa? Pasti sekarang dia ingin meledekku! Ck! Sialan! Dasar ceroboh!

Mia tertawa, berganti menyandarkan kepalanya ke bahuku, "Buka saja file tugas bahasa Inggris bagian Adjective Clause, lalu tulis itu di buku, selesai." Ucapnya memberi tahu.

Kembali aku tak menjawab, melainan langsung membuka bagian file yang disebutkannya tadi. Dan... Ah! Ini dia! Sekarang tinggal menyalinnya ke buku. Tapi tunggu, apakah Dosennya tidak curiga? Tulisanku dan tulisannya kan berbeda.

"Mia, apa-"

Ucapanku terputus saat melihat Mia yang tengah memejamkan mata di bahuku. Wajahnya sangat kelelahan, aah... Mia, kau benar-benar membuat hati ini tidak tega untuk mengganggumu. Aku tahu, kau terus berceloteh karena ingin melupakan rasa lelahmu 'kan? Hhh... Kenapa kau harus memaksakan diri seperti ini, huh?

Kurangkul bahunya, dia membuka mata, mengerjabkannya dua kali lalu bertanya 'kenapa?'. Aku tersenyum dan merangkulnya semakin erat, "Tidurlah, aku akan menyelesaikan semuanya." Jawabku.

Dia tidak menjawab, hanya menarik nafas dan kembali memejamkan matanya yang memerah karena kantuk dan lelah. Tangan kiriku menepuk-nepuk bahunya pelan, sedangkan yang sebelah kanan menulis apa yang ada di laptop ke buku yang telah disediakannya.

Kurasakan Mia telah tertidur pulas, dia memang mudah tertidur jika kelelahan. Sejenak aku berhenti menulis, kupandang wajahnya yang tampak damai dalam tidur. Tanpa sadar tanganku mengusap pipinya, menjauhkan helaian rambut yang mengganggu.

"Kumohon, jangan memaksakan senyum di depanku, itu membuatku sakit. Aku tahu kau lelah, aku tahu kau bohong, aku tahu semua tentangmu, Mia. Dan kau sendiri juga sadar, bukan? Kau tak bisa berbohong denganku yang memiliki sifat sama denganmu. Kau boleh mengeluh jika bersamaku, karena itulah, berhenti bertingkah menutupi semuanya dan bersikap seolah semuanya baik-baik saja." Ucapku pelan, tak peduli dia akan mendengarku atau tidak. Tapi yang pasti, aku sudah mengatakan apa yang ada di hatiku.

-FIN-

[Suga x Mia]Where stories live. Discover now