Part 6

19.8K 604 7
                                    

Gaes jangan lupa klik bintang ya atau komen cerita ini agar aku semakin semangat cepat cepat mempost chapter selanjutnya 😁😊😊

Back to story



Semakin lama kandungan Berlian tampak sangat besar dan memacu timbulnya gosip di perusahaannya, hormon yang meningkat membuatnya sering marah dan kesal tak tanggung-tanggung ia selalu memarahi bawahannya baik karena masalah kecil hingga besar. Hal ini membuat semua bawahannya tampak ketakutan jika menghadap bahkan berpapasan dengannya. Bahkan OB saja jadi tempat amukan nya di pagi hari ini

"Hei kau sini" teriak Berlian, entah kekuatan dari mana sekarang suara Berlian seperti suara lelaki sangat keras, berwibawa, dan tegas

"Iya Bu?" Jawab sang OB dengan suara dan muka ketakutannya

"Kenapa lantai ini sangat licin ha? Kau mau membuatku jatuh? Kenapa tidak ada tanda lantai licin? Kamu bisa kerja gak sih?" Amukan Berlian membuat semua orang menatap kasihan pada sang OB

"Maafkan saya Bu, saya tidak ada maksud membuat ibu jatuh, maafkan saya Bu tolong jangan pecat saya" jawab sang OB semakin panik

"Emang siapa yang mau memecatmu? Saya cuma bertanya saja kok" ucap Berlian dengan suara biasanya dan melangkah pergi

Semua orang takjub melihat kejadian tersebut bahkan sang OB sampai menganga, "what cuma gitu doang, jantung gua mau copot dasar bumil" ucap sang OB dalam hati sambil bernafas lega

Pada bulan ke-6 masa kehamilannya terlihat sangat baik, Berlian terlihat menerima sang janin, ia selalu menjaga asupan makan, vitamin, olahraga ibu hamil, dan ia juga selalu mengajak anaknya berbicara tentang apapun karena anaknya selalu merespon dengan tendangan kecil di perutnya hal ini membuat kepuasan tersendiri didalam hatinya.

"Hai sayang apa kabar anaknya mami sehatkan? Jangan kelahi ya didalam perut mami, jaga jarak jangan berdempetan nanti kalian malah kelahi perut mami kan kecil sedangkan kaliankan besar, hihihihii" ucap Berlian ke sang cabang bayi sambil cekikikan dan direspon tendangan oleh anaknya

"Aduh, anak mami jangan saling nendang-nendang dong perut mami jadi sakit, kalian akur akur ya di dalam perut mami, nanti mami beliin Hadian kalau kalian Uda lahir" ucap Berlian lagi sambil mengelus perut buncitnya

"Permisi Bu, ini laporan keuangan hari ini dan data orang yang ibu cari" ucap asisah sambil menyerahkan berkas yang diinginkan bosnya

"Baik terimakasih kamu bisa keluar" ucap Berlian dengan nada datar, sang asisten pun keluar dengan tersenyum

"Anak-anak mami pingin baca berkas tentang papi kalian, kalian diam dulu ya jangan nendang-nendang terus" ucap Berlian sambil mengelus perutnya, iapun membuka dan membaca tiap lembar tentang papi anaknya. Ia terkejut ternyata papi anaknya termasuk orang penting di dunia perusahaan.

"Sayang nama papi kalian Dava Putra Senjaya, cucu musuh bebuyutan Kakek kalian" ucap sang Berlian mengelus perutnya sambil membaca tentang Dava

Sedangkan ditempat lain seperti biasa
Dava sedang duduk tegap dan mengerjakan berkas berkas perusahaannya. Tanpa ia sadari ternyata ibunya sudah ada di depan mejanya

"Ehm.. ehmm.. ehmmm... halo halo Bandung ibu kota perjuangan... halooo sepadaaaaaa" ucap sang Mama ke anak laki laki satu-satunya ini. Dengan jengkel karena anaknya sama sekali tidak merespon nya

"Ada apa sih ma? Kenapa keruangaku? Ganggu aja" ucap sang anak tanpa melihat sang Mama

"Jadi Mama tidak boleh kesini? Kenapa sih kamu Dava? Mama lihat kok kamu jadi kayak anak durhaka sama Mama? Kamu Uda gak sayang lagi sama mama? Kamu lupa Mama yang ngandung kamu 9 bulan, bawa kamu kemana mana dengan susah payah dan sekarang kamu bilang ganggu aja? Kamu jahat banget sama mama tau gak?" Ucap sang Mama dengan penuh drama

"Kagak, udah lah ma jangan drama deh, biasanya juga Mama selalu keruangan papa, kalau Mama keruangaku pasti karna ada maunya nih, pake drama segala lagi" ucap Dava kesal

"Hehehe kamu tau Mama banget deh hihiii" ucap sang Mama

" Memang tau, jadi ada apa nih?" Tanya Dava dengan raut wajah penasaran

" Jadi gini loh, besok kamu temani Mama sama papa makan malam yah sama koleganya papa.. ini penting banget lo" ucap sang Mama

"Gak ah malas, biasanya juga Mama sama papa selalu berdua, kenapa mesti ajak aku, aku banyak kerjaan Mama" jawab Dava

" Tapi ini penting banget buat kamu, kamu tau teman papa mu yang namanya Alvin Benhart, dia punya anak gadis cantik banget, baik, dan pintar masak lo, Mama rasa kamu cocok sama dia, jadi besok malam kamu ikut ya sayang" bujuk sang mama

"Mulai lagi deh, Dava itu belum mau menjalin hubungan Mama, sudah deh jodoh itu gak kemana-mana Mama jadi ngapain sih pakai jodoh-jodohin segala kayak aku gak laku aja, malu maluin tau gak sih ma" ucap Dava dengan kesal

Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran mamanya yang tiap hari menyodorkan perempuan untuknya, sang Mama tidak tau aja kalau Dava masih trauma diduakan oleh yang namanya perempuan, dia masih sakit hati dengan kelakukan Virna mantan kekasihnya itu.

"Dava kamu itu yah, umur kamu itu bentar lagi mau menginjak 30, kamu gak kasihan sama orang tuamu ini yang rindu suara tangis dan ketawa bayi bayi lucu?"ucap sang Mama dramatis

"Is Mama ini, sudah la nanti aku sendiri yang cari jodoh untukku, pokoknya Mama jangan ikut campur soal masalah teman hidupku, titik gak pake koma oke, Dava masih banyak kerjaan Mama jadi tolong mengerti Dava" ucap Dava dengan. Raut wajah memohon

"Terserah kamu biar saja Mama mati tanpa melihat cucu Mama, biar kamu senang" ucap sang Mama berjalan keluar dan menutup pintu ruangan Dava dengan kasar

"Hah, sial selalu seperti ini, ehmmm huekkk.... huekkkk..." Dava langsung berlari ke toilet pribadi yang ada di ruangnya. Yah selama beberapa bulan ini mual yang di derita Dava sama sekali tidak hilang bahkan semakin parah, hal ini yang membuat pekerjaan Dava menumpuk ia menjadi tidak fokus karna selalu mual bahkan makannya pun jadi sedikit... oh kasihannya dirimu Dava

ONE NIGHT STANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang