Begining

14K 1.4K 52
                                    

Gue pelan-pelan membuka kedua mata.

Gue rasanya lupa kapan kornea mata gue bertegur sapa ama sinar matahari pagi. I believe it's for along time.

Bau obat-obatan mengganggu indera penciuman gue, itu menyengat.

I remember i hate this smell.
But why i'm here?

Mata adik yang lebih muda lima tahun dari gue itu membulat, seakan tidak percaya dengan apa yang di pandangnya.

Kopi kaleng yang sedari tadi di genggamnya jatuh, dan menumpahi lantai putih bersih rumah sakit.

Ya gue yakin gue sedang di rumah sakit, melihat interior serba putih dan selang infus di tangan gue.

"Jeno," panggil gue dengan suara yang sangat parau.

Jeno menutup mulutnya tidak percaya, seakan-akan sebuah keajaiban yang tak mungkin, terjadi di hadapanya.

Tangannya bergetar, air matanya mengalir.

Ah, why my strong brothers act like this? So chicken.

"Jeno." Panggil gue sekali lagi.

Jeno berlari ke arah bangsal dan mengenggam tangan gue erat sembari menangis.

"Kak Jingga.. Huhuhu kakak, ini Jeno kak.. PAPA.. KAK JINGGA SADAR PA!"

pria paruh baya itu berlari dan menatap gue lama, dia hanya mematung. Tanpa sepatah kata.

"PAPA INI ANAK NYA SADAR GIMANA SIH AH?" Omel Jeno.

My brother just like my mom. Dia cerewet.

"Papa," Panggil gue.

Setelah panggilan gue, Papa terduduk di lantai seolah kakinya lemah.
Dia juga menangis keras dengan ucapan syukur yang tak pernah berhenti keluar dari bibirnya.

Sebenarnya ada apa ini?
Kenapa semua orang menangis saat gue membuka mata?

"DOKTER... SUSTER ANAK SAYA SADAR!"

Dua pria yang paling berarti dalam hidup gue itu sedang memperlakukan gue seperti Putri Raja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dua pria yang paling berarti dalam hidup gue itu sedang memperlakukan gue seperti Putri Raja.

Yang satu menyuapi gue dan yang satunya lagi mengenggam tangan gue sembari menciumi punggung tangan gue berkali-kali.

"Papa ih, tanganJjingga entar bau."

"Bawel, makan nih,"

"Ih jeno pelan-pelan nyuapinya!"

"Telan dulu kak elah."

Setelah semua peralatan medis di badan gue di lepas. Gue untuk pertama kalinya dalam setahun makan seperti manusia pada umumnya.

Setahun belakangan ini nutrisi untuk badan gue, gue dapatkan dari cairan infus atau suntikan vitamin.

Gue koma dan tak sadarkan diri selama satu tahun karena kecelakaan parah.

Itu semua diceritaikan oleJ jeno adik laki-laki gue.

Tapi ada yang aneh, Jeno kelihatan sangat hati-hati bercerita.

Tidak. Itu bukan hati-hati. Itu ekspresi seseorang menutupi sesuatu. Tapi apa yang Jeno tutupi dari gue?

"Jadi kakak kecelakaan tunggal?"

Jeno mengangguk mantap.

"Kok aneh ya?"

"Aneh gimana? Pokonya kakak kecelakan mobil tunggal, karena nabrak pembatas jalan."

"Tapi Jen?"

"Gak ada tapi-tapian. Makan. Aaaa~"

Gue pun membuka mulut gue dengan pasrah pada akhirnya.

Papa sekarang sedang mengobrol dengan dokter yang menangani gue, dan meninggalkan gue dan jeno berdua.

"Aaaa ~"

"Kakak udah kenyang Jen," Tolak gue.

Jenopun meletakkan sendoknya kembali.

"Ya udah kalau gitu kakak istirahat gih."

Gue pun mengangguk dan mencoba memperbaiki posisi gue.

Kepala gue belum menyentuh bant namun tiba-tiba sakit kepala menyerang gue.

Parah.

Sangat.

Seperti ada tombak yang menancap.

"AAAAAAAAAAA....!!!"

"KAK JINGGA? KAKAK KENAPA?  DOKTER.. DOKTER!" Panik, Jeno berlari keluar memanggil dokter.

Sementara gue masih memegangi kepala gue.

Semuanya gelap.

Telinga gue berdengung.

Dan bayangan itu muncul di pikiran gue.

"Jingga, tunggin aku."

"Hei aku cium kamu yah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hei aku cium kamu yah."

"Jingga aku Cinta kamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jingga aku Cinta kamu."

"AAAAAAAAAAAAAAAA!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"AAAAAAAAAAAAAAAA!"

Dia siapa?

Cowok di kepala gue... Siapa?

"Hei J."

J?

Who are you?


-To be continued -

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟) 

OH MY 'J'Where stories live. Discover now