Hak untuk mengingat

3.6K 731 74
                                    

Jingga's view

Entalah ini benar atau salah, pagi ini gue sudah di taman yang dekat dengan kompleks perumahan gue.

Yap, tempat janjian gue dengan Taeyong.

Gue menerima ajakan Taeyong untuk hunting pagi ini. Kata Ten iyain aja, siapa tahu katanya gue inget.

Jadilah gue di sini, duduk bersama kamera yang diberikan Taeyong semalam.

"Hm udah jam 7 tapi kok Taeyong belum dateng yah?" Gue bermonolog sembari menatap ponsel gue.

"Kalau 15 menit lagi dia gak dateng mending gue pulang." Putus gue pada akhirnya.

Krik! Bunyi ban yang direm mendadak dan bersinggungan dengan aspal menyita perhatian gue.

Sebuah sepeda olahraga berhenti di, si pria penunggangnya melepas earphone dan membelai rambutnya dengan kedua tanganya.

Shit. Why so hot?

"Jingga?" Panggilnya.

What a destiny?

"Johnny? Lo ngapain?"

"Olahraga. Elo sendiri ngapain di Taman pagi-pagi?"

Gue menaikkan kamera yang gue pegang. "Pengen hunting. Hehe."

Johnny turun dari sepedanya dan duduk di samping gue.

"Terus ngapain duduk doang di sini? Gak moto?"

"Nungguin temen gue," Jawab gue setenang mungkin, beda dengan jantung gue yang sudah berdentum sedari tadi.

"Cowok kamu?"

"Enggak. Temen." Sanggah gue.

Johnny ber'oh' ria.

"Btw gue follow ig lo loh Ji."

"Ah masa?" Gue sigap membuka aplikasi sosial media gue dan melihat notifikasinya.

Johnny_seo start to follow you.

"Follback dong. Hehe," Pinta Johnny di samping gue.

"Iya ini mau difollback."

Dan kamipun bertukar cengiran satu sama lain.

"Kita gak pernah satu sekolah apa gimana gitu?" Tanya gue penasaran karena merasa kenal dekat dengan orang ini.

"Gak tau. Ehm jujur gue lagi sakit,"

"Heh?" Heran gue.

Katanya dia sakit, tapi olahraga berat kayak sepeda.

"Gue kena amnesia retrograde, gue lupa beberapa memori gue. Mungkin elo temen SD, SMP atau SMA gue. Cuman gue gak inget. Maaf ya Ji."

Deg! Gue tersentak.

Gue mengalami hal yang sama.

"Masa? Serius lo?"

Johnny mengangguk.

"Gue juga. Dokter gak bilang sih ini amnesia secara gamblang. Tapi gue lupa beberapa hal,"

Johnny juga tidak kalah kagetnya mendengar pernyataan gue.

"Lo habis kecelakaan?"

"Iya, kecelakaan tunggal setahun lalu. Katanya gue nambrak." Jawab gue.

"Ah gitu. Btw boleh gue minta contact lo Ji?"

"Boleh." Gue tanpa ragu memberikan Johnny barcode line gue.

Dia tersenyum sembari mengembalikan ponsel gue.

"Thanks, kalau ada waktu ngopi bareng deh kita sekali-kali Ji."

"Of course, gue ngerasa elo orang yang asik. Apalagi elo pacar Jennie temen gue."

Apalagi elo pacar Jennie temen gue.

Apalagi elo pacar Jennie temen gue.

Entah kenapa gue merasa dejavu.

Gue sepertinya pernah mengucapkan kalimat ini sebelumnya. Tapi kenapa? Dan kapan?

Semetara gue asik dengan obrolan gue dan Johnny. Taeyong berlari dari ujung Taman dan menginterupsi obrolan kami.

"Hhhhhhhhh sorry Ji gue telat, hhhh gue ketiduran." Taeyong masih mencoba mengatur pernafasannya.

"Gak apa-apa kok lagian gue ada temen." Jawab gue.

Taeyong mendongkak dan mendapati Johnny yang tersenyum ramah ke arahnya.

Gue bisa melihat Taeyong cukup tersentak kaget melihat keberadaan jJohnny.

"Hai mas, tadi Jingga-"

"Yuk Ji." Taeyong tidak peduli sapaan Johnny dia malah menarik tangan gue pelan agar menjauh.

"Tapi,"

"Di sudut sana, pemandangannya lebih keren Ji." potong Taeyong yang kini sudah mengegenggam tangan gue.

Tapi gue berhenti.

"Kenapa lagi?" Tanya Taeyong.

"Tunggu," Gue membuka lensa kamera gue, dan menekan tombol on.

"JOHNNY!" Panggil gue.

Johnny menoleh, dan...

CEKREK. 📷

Gue harus mengabadikan moment ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gue harus mengabadikan moment ini. Gue gak mau lupa.
Gue punya hak buat mengingat.

-To be continued -

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)

OH MY 'J'Where stories live. Discover now