Chapter 24: Hesitate

1.6K 189 56
                                    

"You are mine," deklarasi Mark.

Ia menarik tubuh Bambam berputar ke arahnya, menangkup wajahnya segera dan menempelkan bibirnya tanpa aba-aba.

Bambam membelalakan matanya terkejut, bibir yang awalnya hanya menempel sekarang mulai bergerak, melumatnya perlahan dan mulai sedikit agresif.

Mark menutup matanya, menikmati setiap tahap permainan yang ia buat sendiri.

Bambam yang awalnya terkejut, mulai tenang saat ia merasakan tidak ada paksaan dalam aksi Mark, ia melakukannya dengan lembut dan perlahan dan lagi, wajah Mark dengan mata tertutup terlihat begitu menikmati setiap celah bibirnya. Tidak ada alasan untuk Bambam menolak sekarang.

Ia mulai menutup matanya perlahan, menikmati setiap sentuhan Mark pada bibirnya. Merespon dan menyambut kedatangan sebuah bibir yang mencuri ciuman pertamanya.

Tanpa melepaskan tautannya, Mark mengangkat satu tangannya ke arah kamera dan menjentikkan jari.

Klik

"Ok aku mengerti," respon Jackson dari ruang kontrol.

"Padahal ini bagian yang paling menarik, hmmm," lanjutnya lagi.

Semua sambungan putus, tv setiap kelas mati otomatis di bawah kendali Jackson.

"Ahhhhhh," semua kelas merespon bak paduan suara, kecewa karena bagian paling menarik dari real drama yang mereka tonton diputus, hingga diikuti sebuah suara.

"Yeoreobun, drama hari ini berakhir tragis bagi Jaebum dan bahagia bagi Mark and the gank, serta mari kita doakan bersama semoga Markbam hidup bahagia selamanya. Aminn.."

" Dan sekarang, mari kita lanjutkan kegiatan seperti biasa, yeah, belajar!"

"Wang is King, King is Jackson, the handsome King, Wang Jackson akhirnya pamit, sampai jumpa di drama-drama berikutnya, annyeong~.."

Ting tong.

Pemberitahuan berakhir, semua membuang nafas kecewa. Pertunjukan berakhir, sekarang mereka kembali ke real life siswa yang sebenarnya. Belajar. Well, untuk itulah mereka disekolahkan bukan? Drama hanya bonus untuk selingan pikiran mereka.

***

"Kau kembali ke kelas literature!"

"Tapi dad.."

"Cukup Jaebum. Sudah cukup kau membuat masalah, ikuti perintahku sekarang,"

"Ray, tolong pindahkan anak ini ke kelas seharusnya dia berada," lanjut ayah Jaebum di ruang Mr.Tuan.

"Baiklah, itu urusan mudah. Tapi berjanjilah jae jangan buat masalah lagi. Kalau bukan karena ayahmu teman baikku, aku tidak akan melakukan sampai sejauh ini," balas Mr.Tuan.

"Kau dengar itu Im Jaebum? Sudah cukup kau permalukan aku sampai saat ini. Ini kesempatan terakhirmu, jika kau kembali berulah, aku akan mengirimmu ke tempat kakekmu di Amerika, kau mengerti?"

"Baik dad, aku.. mengerti," jawab Jaebum.

"Kau boleh pulang sekarang, istirahatkan pikiranmu. Kejadian hari ini mungkin sedikit melelahkan bagimu," ucap sang kepala sekolah.

"Terima kasih banyak Ray, aku sungguh tidak tau harus berkata apa lagi. Kau sudah sangat banyak membantu,"

"Tidak masalah Im, itulah gunannya teman kan? Membantu saat diperlukan,"

"Baiklah, aku pulang dulu sekarang. akan kubawa anak ini ke tempat perenungan untuk merenungi setiap kesalahannya dan segera bertobat," mr.im berdiri dan membungkukan badannya memberi salam pada mr.Tuan.

Sweet // MarkbamWhere stories live. Discover now