HOPE (chapter 7)

Beginne am Anfang
                                    

“Neng,kok pergi?” Lelaki itu mengikutiku

Kenapa bapak-bapak-tengik ini? Mau dilempar sepatu?!

Ya Allah, tolonglah akuuu... metromini... cepatlah datang...!

Aku berpikir, ini bukanlah dongeng, nggak akan mungkin yang kamu ingingkan langsung terjadi begitu saja. Seperti sekarang, dimana metromininyaaa?!!

Aku terus berlari sampai pada akhirnya melihat sebuah metromini yang lewat, tanpa pikir panjang aku langsung naik. Disini sepi... dari dalam metromoni kulihat lelaki-tengik tadi memanggil-manggilku ‘neng!kok kabur?!’ menyeramkan...

Aku duduk disebelah ibu-ibu berkejema putih sambil memeluk tas kulitnya, kurasakan degupan jantungku beredetak cepat, bukan deg-degan karena cinta atau apalah namanya, tetapi karena takut!!

“Yak, terminal Pulo Gaduuung... Pulo Gaduuung...” Teriak seorang lelaki dengan suara nyaring sambil berjalan dari arah pintu depan metromini menyuruh semua penumpang keluar—tak lama setelah aku duduk.

HAH? Terminal Pulo Gadung? Rumahku kan jauh dari sini?? Tunggu...

“Bang, ini 07, kan?”

“ini 87, neng”

“HAH?!” Aku terkejut, yaampun, gara-gara gelap aku salah mengira seharusnya 07 jadi 87!!. Mana disini sepi banget. Nggak tau jalan pulang, mamaaaaa...!!

“bang... bang... tau nggak ke jalan Sumba?” Tanyaku dengan wajah memelas

“Hah? Nggak tau tuh neng. Wah neng salah naik metromini yaaa?”

Aku mengangguk “Itu, baang... yang deket kampus sama rumah sakit!”

“Wah neng, ati-ati atuh kalo udah malam gini, mendingan naik taksi aja, neng. Bahaya kalo peremuan naik angkutan umum sendirian. Masih muda pula.”

Aku ketakutan, nggak tau arah, nggak... bukan itu juga... nggak ada duit!!

“Ohhh... i... iya deh saya cari taksi dulu,” Ucapku dengan nada berat, lemas, takut!

Drrrt... drrrt...

Ponselku bergetar, kulihat nama ‘mama’ yang tertera di layar ponselku. Mama menelepon. Akupun segera mengangkatnya.

“Kamu dimana!! Udah malam gini bukannya pulang!! Perempuan itu nggak baik keluar malam-malam!! Sebelum maghrib harusnya sudah sampai dirumah!!” baru saja aku menerima panggilannya, tiba-tiba saja nada tinggi mama terdengar sakit ditelingaku.

“Aku nyasar mamaaaaa... “ Aku ketakutan

“Hah?! NYASAR?! Kamu dimana?!”

“Terminal Pulo Gaduuung... aku salah naik metrominiiiii...”

“Tunggu, tunggu... mama suruh Erlangga jemput kamu sekarang!”

“Iyaaa... hiks”

Feelingku mengatakan, malam ini adalah malam yang panjang. Mama pasti marah-marah.

                                       *           *           *                                  

Siang itu aku berjalan dengan langkah gontai menelusuri koridor sekolah yang sepi, beberapa murid sudah pulang sekolah, aku menunggu kakakku menjemput, namun ia telat datang dikarenakan ia sedang mengambil bahan untuk tugas dari dosennya. Lama sekali...

Duduk sendirian di dekat gerbang sekolah, membosankan...

“Nungguin siapa, Cha?” Tanya seorang lelaki yang suaranya terdengar dari belakangku tiba-tiba.

HOPEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt