HOPE (chapter 5)

2.5K 43 1
                                    

Tentang perasaan

Aku mematikan laptopku dan aku membaringkan tubuhku, sejenak kupejamkan mataku. Gelap...

Drrrt... drrrt... drrrt...

Ponselku bergetar

From 08xxxxxxxxxx : zahria?

Hah? Siapa nih?

Sent : apa?

From 08xxxxxxxxxx : kok apa? Emg lu tw sapa gw?

Sent : ga

From 08xxxxxxxxxx : dih, dasar...!!!! ngeselin bgt sih lu!!!!!

Dih, dasar orang gak jelas! Marah-marah gak jelas? Tanda serunya kurang banyak tuh!! Grrr...

Aku mengambil ponselku dan mengirimkan pesan singkat untuk kak Sandy. Aku memutuskan untuk menanyakan nomor itu pada kak Sandy, siapa tahu saja ia kenal?

Kak Sandy : ga kenal, Cha. Emang kenapa?

Sent : dia sms ocha

Kak Sandy : oh ya, ocha kenal Shinta?

Shinta? Kalau tidak salah Shinta itu kakak kelasku yang menyukainya?

Sent : kenal, knp?

Kak Sandy : kalo ada sms gajelas cuekin aja, mungkin aja itu Shinta. Shinta orgnya suka nekat klw sms

Sent : trus?

Kak Sandy : mending ocha ga ush sms kk. Kk tkut klw ocha kena imbas dari Shinta

Apa?

Aku langsung melempar ponselku sampa membentur kasurku dan aku nyaris mengeluarkan air mata. Apa segitunya? Apa aku harus berhenti berusaha agar ia mencintaiku? Apa usahaku hanya cukup sampai disini saja? Kenapa dia memintaku untuk berhenti berkomunikasi lagi dengannya??

                                       *           *           *          

“Keterlaluan lah!! Kalo dia emang suka sama lo, dia pasti bakalan melindungi lo apapun yang terjadi!!” Suara Dinda meninggi “Dia mungkin emang beneran gak suka sama lo, Cha. Jangan terlalu berharap sama dia!”

“Da... mungkin caranya dia aja yang salah... mungkin dia...”

“Apa sih, Cha? Kalo dia beneran suka sama lo pasti dia nggak nyuruh lo buat ngejauhin dia!”

Rasanya aku seperti dijatuhkan...

“Gue ngomong begini, gue gak tahan, Cha liat lo terus berada di hayalan semu aja. Demi dia lo rela membuang-buang sesuatu yang paling berharga, yaitu waktu! Ingat waktu lo nungguin dia dari jam setengah dua belas sampai jam 5? Cuma demi liat dia main futsal setengah jam aja!”

“Gue nggak mengharapkan balasan! Dan itu yang gue mau. Ya, gue emang bego, dan gue suka dengan ke-bego-an itu! Orang yang jatuh cinta bisa ngerubah segalanya, bisa mengubah orang jenius seperti orang bodoh” Balasku “Gue mau pulang duluan” Aku bergegas keluar dari kantin, air mataku ingin turun, kata-kata Dinda begitu menusuk. Aku ingin cepat sampai dirumah!

Saat aku melangkahkan kaki, kulihat kak Sandy yang sedang menuju kantin bersama temannya. Akupun berlari secepat yang kubisa sambil menunduk, sekilas kurasakan sebuah tatapan yang menyorot kepadaku, namun kemudian rasa itu seketika hilang begitu aku semakin menjauh.

Kalian tahu jika orang yang amat kalian sukai meminta kalian tuk berhenti berkomunikasi dengannya lagi, hanya karena ia khawatir kalian terkena masalah jika kalian berhubungan dengannya. Aku, terkadang aku ragu, apakah yang ia ucapkan itu memang rasa khawatir yang sesungguhnya atau hanya basa-basi belaka? Ataukah ia berbohong? Membuat cara itu agar bisa menyingkirkanku?

HOPEWhere stories live. Discover now