PART 26

4.2K 229 1
                                    

Vanya pulang dengan perasaan yang penuh tanya. Ia tidak mengerti dengan maksud Tobias saat di cafe tadi.

Dia masuk ke kamar dan duduk di sisi ranjang.

"Semua yang kamu lihat belum tentu benar, Vanya"

"Stevan dan ayahnya bukan orang baik"

"Aku suka kamu"

Semua perkataan Tobias tadi terus terngiang di telinganya sejak dalam perjalanan pulang tadi.

"Apa maksudnya? Rahasia apa yang Stevan sembunyikan?"

Vanya memikirkan semua hal tentang Stevan, berusaha mengingat rahasia apa yang Tobias maksud? Stevan telah menceritakan semua rahasia yang ia punya pada Vanya, lalu rahasia mana lagi yang Tobias maksud? Mengapa Stevan menjadi sangat misterius sekarang? Apa lagi belakangan ini dia juga sedikit tertutup pada Vanya. Jarang mengajaknya bicara dan terkesan menghindar.

Jika benar ada rahasia yang di sembunyikan Stevan darinya, maka apa itu?

"Aku suka kamu"

Kali ini pengakuan yang tidak di duga dari Tobias terngiang di pikirannya.

Kening Vanya berkernyit tidak mengerti dengan peristiwa siang itu. Tobias terlalu banyak bicara dan membuatnya banyak berfikir.

"Aku akan menanyakannya langsung pada Stevan nanti" putus Vanya mengakhiri perdebatan dalam pikirannya.

Vanya sedang menyiapkan makan malam saat Stevan masuk ke dapur dengan wajah yang sangat kusut dan kelelahan.

"Apa yang kamu lakukan, sweetheart"

Stevan memeluk Vanya dengan satu tangan, karena tangan yang lain masih menenteng tas kerjanya. Lelaki itu langsung menunu dapur begitu melihat wanitanya berada di sana dan sibuk menata meja untuk makan malam.

"Ah.. kamu mengejutkanku"

Stevan mencium pipi Vanya, "Apakah menata meja lebih menarik hingga kau tidak menyadari kehadiranku di belakangmu?" Stevan manyun, membuat Vanya tertawa geli dengan tingkah kekasihnya itu.

"Mandilah. Aku akan memanggil daddy"

"Daddy??" Stevan mengulangi sebutan Vanya pada ayahnya.

Vanya menoleh dan mendapati tatapan curiga dari Stevan. Ia memutar matanya dan berkacak pinggang melototi lelakinya itu.

"Jadi kau tidak ingin aku menjadi anak dari Mr. Charlie? Mengapa? Apa ada calon lain yang akan kamu perkenalkan pada daddymu?"

Tanya Vanya dengan penekanan pada akhir kalimatnya.

"Oh mengapa kau marah? Aku hanya bercanda, sweetheart"

Stevan mendekati Vanya dan merangkul pinggang kekasihnya, menarik Vanya dalam peluknya dan menepis jarak antara mereka.

"Mendengarmu di panggil putri oleh daddy saja sudah membuatku bahagia, apa lagi nanti saat daddy menimang cucunya"

Kening Vanya mengkerut semakin dalam. Tidak mengerti dengan penuturan Stevan yang membingungkan.

"Apa yang kau katakan ini, Stev? Sepertinya kau bekerja terlalu keras hingga bicaramu aneh?"

Stevan tersenyum menahan tawa melihat ekspresi kekasihnya sekarang.

"Kenapa kau begitu polos sayangku" Stevan mengecup bibir Vanya sekilas lalu menangkup wajah Vanya.

"Aku tidak memiliki calon lain untuk di jadikan menantu daddy, karena satu-satunya wanita yang ingin aku jadikan ibu dari anak-anakku adalah dia yang sedang menatapku saat ini"

I Want You, Just You ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora