PART 3

9.3K 431 16
                                    

Pernahkah kau berfikir tentang
Hatiku yang selalu memanggil namamu
Dan kau acuhkan setiap saat?

###

Stevan menatap sedih keadaan sang ayah. Kata dokter beliau sudah melewati masa kritis. Tapi kenapa beliau belum juga sadar?

Dady, apakah semua wanita seperti itu? Memberi semua yang mereka miliki pada lelaki yang bahkan tidak mereka ketahui namanya. Masih adakah wanita yang tidak seperti itu,dady?

Tangan Stevan terkepal kuat. Ia teringat lagi pada ibunya.

Mengapa aku begini? Tak pernah bisa mengontrol emosi bila membicarakan tentang wanita itu. Teriak Stevan dalam hati.

Wanita jahat!

Pintu terbuka. Dokter dan seorang perawat yang bertugas mencatat setiap perkembangan ayahnya masuk dan memeriksa beliau.

"Apakah daddy saya lebih baik dok?"

"Ya, mungkin dalam waktu 24 jam ini dia akan siuman" Terang sang dokter.

***

Diandra dan keluarganya telah kembali dari acara keluarganya. "Bagaimana liburanmu?" Tanya Vanya pada Diandra.

"Menyenangkan, Van" jawab Diandra bahagia.

Jangan pernah kecewakan keluargamu. Karena kau takan pernah tau berapa lama waktu tersisa untuk kalian.

Andai mom and dad masih ada, hariku takan sesepi ini. Semua akan penuh dengan tawa. Seperti dulu.

"Van?? Vanya..." Diandra membuyarkan lamunannya.

"Eh.. iya ada apa?"

"Kau sedang memikirkan apa?" Tanya Diandra hati-hati kali ini. Iya melihat air muka Vanya yang tiba-tiba berubah sendu.

Vanya hanya tersenyum simpul dan memandang keluar jendela tidak berniat menjawab. Menerawang kosong ke arah jalanan yang di lewati oleh kendaraan dan banyaknya pejalan kaki yang berlalu lalang.

"Jika bebanmu terlalu berat, ingatlah aku akan selalu ada untuk mendengar semua ceritamu. Jangan pernah merasa kau sendiri, karena kau mempunyai aku sebagai saudaramu"

Vanya menatap lurus kedalam mata Diandra. Tak ada kebohongan didalamnya. Wanita itu sungguh-sungguh menganggap aku saudaranya? Tapi kenapa? Batin Vanya bingung.

Diandra tersenyum lembut kearah Vanya, seolah ia tau apa yang wanita itu pikirkan.

Senyum tulus itu. Seperti awal kami bertemu. Senyumnya sangat manis dan tulus. Siapapun yang menjadi kekasihmu akan sangat beruntung karena kau wanita yang baik, Diandra.

Vanya memandang lagi kearah jendela. Ia tersenyum karena ketulusan Diandra yang perlahan menyentuh batinnya.

***

Kata Evelyn --sekretaris Stevan-- ia akan kembali dalam satu jam lagi. Tapi ini sudah hampir dua jam Adam menunggu dan laki-laki itu belum juga muncul.

Sebenarnya kemana dia pergi? Batin Adam.

Terdengar suara pintu terbuka. Lihatlah dia baru datang setelah dua jam aku di suruh menunggu. batinnya kesal.

Stevan menempatkan dirinya pada sofa di depan Adam. Ia tau Adam pasti marah padanya. "Maaf. Tadi aku kerumah sakit dulu untuk melihat keadaan daddy"

Shit! Mengapa aku lupa kalau ayahnya terbaring di rumah sakit selama ini? Adam mengumpati dirinya kesal.

"Ya. Maafkan aku juga karena sudah lama tidak menjenguk paman Harry" Stevan hanya mengangguk.

I Want You, Just You ✔Where stories live. Discover now