PART 23

4.6K 210 0
                                    

Stevan POV

Aku baru selesai rapat dan sedang bersiap untuk bertemu dengan Vanya. Namun Evelin memberitahuku kalau Vanya mengalami kecelakaan dan sedang kritis di rumah sakit.

Seperti tersambar petir di siang bolong aku langsung berlari secepat mungkin memasuki mobil. Memacunya dengan kecepatan penuh. Tidak perduli dengan kendaraan lain di jalanan aku hanya terfokus pada jalanku agar cepat tiba di rumah sakit.

"Dimana UGD" tanyaku pada suster yang aku temui di depan pintu rumah sakit. Suster tersebut menunjukan arah padaku dan kini aku berdiri di depan UGD. Dari balik kaca ini aku melihat dokter sedang menanganinya.

Tubuh Vanya penuh dengan luka dan kepalanya terluka parah. Terlihat dari perban yang sudah di balut di kepalanya, dan kini dokter tersebut sedang mengeluarkan serpihan kaca dari lengan Vanya.

"Apa yang terjadi. Bagaimana kaca itu bisa berada di kulitmu sayang" ucapku lirih memandang kedalam.

"Stevan"

Adam dan Diandra berlari dengan wajah panik menuju ke arahku.

"Dimana Vanya, Stevan" tanya Diandra dengan air mata yang tak tertahankan lagi.

"Dia di dalam" aku menatap pintu kaca itu.

"Vanya, bagaimana mungkin" Diandra sangat terpukul melihat kondisi Vanya. Dia menangis dalam pelukan Adam.

Aku tahu dia sangat peduli pada Vanya dan aku bersyukur untuk itu. Aku jadi tahu kalau Vanya di kelilingi oleh orang orang yang tulus menyayanginya selama ini.

"Stevan, bagaimana ini bisa terjadi? Mengapa dia terbaring seperti itu dan kau baik baik saja"

"Apa maksudmu" aku tidak mengerti dengan pembicaraannya.

"Tadi dia bilang akan pergi bersama denganmu lalu mengapa sekarang dia di dalam sana. Kalian kemana?"

"Diandra kau salah paham. Kami memang akan bertemu tapi sebelum sempat menemuiku dia mengalami kecelakaan dengan taxi yang ia tumpangi. Aku juga di beri tahu sekretarisku"

"Tenanglah. Vanya akan baik baik saja" Adam mengelus pundak Diandra.

"Tadi dia baik baik saja saat kami makan bersama"

"Tenanglah" Adam memeluk Diandra, berusaha menenangkan wanita itu.

Aku hanya dapat diam dan menatap Vanya dengan kondisinya sekarang. Bagaimana bisa ini terjadi?

Pintu terbuka dan dokter yang tadi di dalam keluar berikut dua orang suster.

"Bagaimana keadaan pacar saya, dok?"

"Luka lukanya cukup serius karena pecahan kaca yang tertancap cukup dalam pada tubuhnya" Diandra dan Adam mendekat untuk mendengarkan.

"Butuh waktu agar dia bisa sadar dan ia juga masih perlu banyak istirahat karena benturan di kepalanya cukup keras jadi di perlukan pengawasan dokter"

"Baiklah, terima kasih dokter"

Terdengar Adam berterima kasih karena aku langsung masuk ke dalam setelah mendengar penjelasan dokter.

"Apakah ini sakit?" Tanyaku saat berdiri di samping ranjang Vanya. Aku menyentuh kepalanya yang berbalut perban putih, tanganku yang satunya menggenggam tangannya dan melihat bekas jahitan pada beberapa luka di tangannya dan memar di sana.

Diandra berdiri di sisi ranjang yang satunya lagi dan menangis.

"Vanya apa yang terjadi. Mengapa kau sampai seperti ini" dia terisak di sisi ranjang yang lain dan Adam lagi lagi memeluknya.

I Want You, Just You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang