MD 21 - Something.

1.3K 108 0
                                    


"Hai, Yo." Sapa seseorang yang membuat Rio menoleh.

Gilang? Yah, masih cuek seperti dulu. Tidak menoleh dan tidak ingin tau ada apa. Karena yang Ia dengar bukan namanya yang disebut.

"Eh.. hai Om." Rio menyalami Seno. Bagaimana bisa dia lupa bahwa sekarang Ia berada di cafe milik Seno? Mungkin karena memang dirinya sudah lama tidak ke sini.

"Lupa apa sama Om sendiri? Mentang-mentang ke sini jadi pelanggan." Seno menjitak kepala Rio yang membuat Rio meringis.

"Iya sih jujur aja lupa." Rio tertawa setelah itu. "Kok Om bisa tau aku di sini?" Tanyanya.

"Cafe cafe gue, ya jelas gue tau dong." Balas Seno dengan gaya sengaknya.

Rio yang melihat Om nya kumat hanya melengos saja.

"Kenapa gak di dalem? Kan ada temen kamu tuh, gak sopan sama temen sendiri juga." Ucap Seno yang membuat Rio bingung.

Sedangkan Gilang antara ingin menoleh dan tidak. Karena dia rasa, Seno mempunyai maksud lain.

"Dia?" Rio menunjuk Gilang dengan dagunya. "Dia sendiri yang minta di luar." Lanjur Rio dengan menggidikkan bahunya.

Seno justru menyatukan kedua alisnya. "Bukan, itu temen kamu yang di dalem. Yang gantiin kerjaan kamu, makanya Om enggak pernah kontak kamu lagi kan."

Bener bukan tebakan Gilang? Ia tidak jadi menoleh dan memilih kembali asik dengan makanannya.

"Oh gitu, jadi karena udah ada yang baru gak butuh gue lagi?" Balas Rio dengan wajah kesalnya. Bukannya membalas, Seno malah menoyor kepala Rio yang membuat Rio tertawa.

"Eh bentar, yang gantiin aku, temen ku? Siapa?" Tanya Rio setelah tawanya berhenti.

Seno mengernyit bingung mendengar pertanyaan Rio.

"Ikut deh yuk." Ajak Seno kepada Rio agar ikut dirinya masuk ke dalam cafe. "Kamu, temennya Rio, ikut juga nggak?" Lanjutnya dengan bertanya kepada Gilang, tangannya menepuk pundak Gilang.

Kali ini Gilang benar-benar menoleh dan tersenyum. "Gilang, Om."

"Enggak tanya nama, perasaan." Balas Seno dengan menaikkan sebelah alisnya.

Gilang mendelik. "Fakk." Umpatnya dengan bergumam lirih.

"Om denger, kali." Celetuk Seno yang membuat Gilang kaget dan meringis geli. Om nya Rio kok nyetil gini sih, baru tau gue.

"Saya di sini aja deh, silakan Om sama Rio kalo mau ke dalem." Ucap Gilang.

Seno hanya manggut-manggut. "Oke oke, gausah terlalu formal sama Om." Sebelum berlalu Seno menepuk pundak Gilang sekali lagi.

Rio terkekeh geli ke Gilang dan di balas Gilang dengan menunjukkan jari tengahnya kepada Rio. Setelah itu Rio mengikuti langkah Seno.

***

"Lagi bete dia mah, jangan digangguin." Celetuk Via dengan mengibas-ibaskan telapak tangannya di udara. Diliriknya Shilla yang sedari tadi cemberut.

"Kenapa? Tengkar sama Iel? Makanya gausah pacaran. Ribet." Balas Ify dengan santai. Sangat santai sampai Ia tidak sadar bahwa ketiga temannya sudah memperhatikannya.

Agni yang terakhir kali menatap Ify, ia sudah terlalu sibuk dengan rengekan Cakka di Line. Dan apakah Ia harus lebih sibuk lagi karena celetukan Ify barusan?

"Paca.. ran?" Tanya Shilla ulang dengan terbata-bata.

"Kenapa? Jangan-jangan lo pacaran beneran ya?!" Seru Ify dengan wajah terkejut. "Wah parah lo parah gak cerita-cerita." Lanjutnya.

Mission Dare [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now