MD 20 - Secret.

1.8K 125 3
                                    

Ify menguap sembari merenggangkan otot-ototnya. Iya memang libur tapi kan dia tetap harus bangun pagi.

Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah benda yang membuatnya tersenyum-senyum sendiri.

"Yosh! Udah gak ngantuk, udah gak ngantuk." Plak! Plak! Ify menampar-nampar pipinya sendiri kemudian berdiri dari kasurnya.

Ify membereskan kasurnya yang super berantakan sambil bergumam mengapa kasurnya bisa seberantakan ini.

** **
"Yo bangun Yo! Buruannnnn!!" Ify menggedor-gedor pintu kamar Rio yang terkunci.

Tak lama kemudian terdengar suara gedubrak dari dalam.

"Apaan?" Tanya Rio yang sudah membuka pintu kamarnya setengah. Raut mukanya nampak masih sangat mengantuk, ditambah tangannya yang tak berhenti mengelus-elus bokongnya. Sudah paham suara gedubrak tadi apa kan?

"Ayok bantuin gue masak. Ini kan libur." Ify berkata seperti itu dengan wajah judesnya. Sebenarnya itu terlihat imut dimata Rio, karena Ia tahu bahwa Ify sedang salah tingkah.

Dan Ify sendiri, dia berpikir tidak ada salahnya bukan mulai dekat lagi dengan Rio seperti dulu? To be honest, Ify rindu Rio.

"Harus?" Tanya Rio dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Iya lah." Balas Ify dengan singkat.

Rio menggigit bibir bawahnya, Ia mulai berpikir. Ia ingin, sangat ingin bersama Ify seperti itu tapi hari ini Ia ada janji dengan seseorang dan orang itu membuat janji sangat pagi. Mungkin terlihat tidak penting tapi firasat Rio berkata orang itu akan menjadi penting pada waktunya.

"Tapi sorry Fy, gue gak bisa." Balas Rio. "Lagian kan lo pembantu, kenapa malah nyuruh majikannya?!" Lanjutnya dengan kesal.

"Gue tuh pembantu beda dari yang lain. Emang kenapa gak bisa?" Tanya Ify, Ia bahkan tidak tersinggung sama sekali dengan ucapan kedua Rio. Mungkin karena Ia merasa Rio tidak bermaksud berkata seperti itu. Tapi... gue serasa ditolak anjirr.

Rio terdiam sambil mengernyitkan dahi dan menatap Ify lekat-lekat. Cukup lama sampai Ify rasanya ingin kebakar karena tatapan itu. Untung ini kehidupan nyata bukan anime atau lainnya yang jika malu pasti terlihat sekali gurat merah di pipi. Tapi Ify salah, Rio melihat gurat merah itu diwajah Ify. Yah mungkin karena Ify berkulit putih.

Dan secara tiba-tiba Rio menjentikkan jari nya yang membuat Ify sebal karena kaget. "Hayoloh kepo, kepo tanda perhatian loh."

Ify berdecak, "mana ada teori begituan. Ada juga kepo tanda pingin ngerti."

"Ya kepo emang artinya itu, oneng." Rio menjitak dahi Ify dengan pelan.

"Yaudah terus ini gimana dong?! Tau lo mau pergi mending gue tidur pules aja gausah bangun sepagi ini." Gerutu Ify, ngambek ceritanya.

Rio menahan senyum mendengar nada ngambek itu, seperti sudah lama Dia tidak mendengar nada ngambek itu.

"Maksud lo bangun sepagi ini buat bikin sarapan kan? Yah semisal gak bikin sarapan juga lo harus tetep bangun pagi, beres-beres rumah juga tugas lo." Jelas Rio dengan serius. Bagaimanapun juga Ia harus cepat-cepat pergi dari rumah tanpa membuat Ify curiga Ia akan bertemu dengan siapa.

"Iya sih, tapi kan... " bikin sarapan buat lo kali ini gue bakal pake sepenuh hati, Yo. Ify hanya berani melanjutkannya dalam hati. Yah mana mungkin hal seperti itu Ia ucapkan langsung.

"Yaudah, gue mau mandi dulu. Lo...?" Rio menggantungkan kalimatnya dengan menaikkan sebelah alisnya. Dia yakin setelah ini Ify akan meninggalkannya.

Mission Dare [SLOW UPDATE]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin