20

3.2K 195 28
                                    

Wahai hati. Apa yang tengah kau rasakan dalam kesunyian ini? Adakah kau memanggil namaku? Atau sekadar mengingatnya dalam sedihmu? Adakah juga kau rasakan hadirku, dalam ketiadaanku dari jarak pandangmu? Yang mungkin saja menjadi sebuah alasan bagimu untuk tetap tersenyum.

Cho Kyuhyun. Dialah pria itu. Secara diam-diam telah menemani sunyi yang datang bersama kasihnya. Seo Joo Hyun.

Duka itu tersibak di raut wajah nan sendu. Mengundang tanya dalam benak Kyuhyun. Mengapa kesedihan itu tercipta di raut wajah nan ayu milik kasihnya?

Tak sekali pun ia membayangkan dalam hidupnya, berada dalam posisi sebagai penguntit seperti saat ini. Konyol. Itulah yang Kyuhyun rasakan pada dirinya. Setelah rasa gelisah membuatnya tak dapat berpikir dengan baik, Kyuhyun memutuskan untuk pergi mencari udara segar. Hanya alibi. Karena perasaannya yang kacau kini telah menuntun langkah kakinya pergi dan mengintai Seohyun secara diam-diam. Memastikan apa yang ingin istrinya lakukan bersama pria lain di belakangnya. Dan di sinilah Kyuhyun sekarang. Duduk bersandar disalah satu bangku yang berjejer dan saling berhimpit satu sama lain di sebuah taman kota dengan menyembunyikan wajah di balik sebuah buku. Seohyun berada tepat di balik punggungnya, di sudut kiri dari tempatnya bernaung. Menunduk dalam dengan sepasang earphone yang menempel di kedua telinga. Tak menyadari hadirnya.

Tanpa sadar Kyuhyun meremas pinggiran buku yang menutupi wajahnya. Merasakan kehadiran seseorang yang kini duduk di samping istrinya. Menyapa wanita-nya dengan sangat akrab.

"Hyun-i."

*

Ada sejumput kesedihan di hati, yang mengundang kesenduan di wajahnya. Seohyun memejamkan mata. Wajah Kyuhyun yang menjadi alasannya untuk tersenyum dan bernapas hadir dalam pancaran mata. Menciptakan riak-riak yang menggetarkan jiwa dan raga. Hingga bahagia itu Seohyun temukan dalam dirinya. Dan tak berapa lama, bahagia itu berganti menjadi sejumput kepedihan ketika bayangan Young Hwa hadir memenuhi benaknya. Merangkai kenangan tentang keberadaan pria itu yang selalu menemani tawa dan sedihnya, namun tak dapat menawan hatinya. Jika bahagia itu tengah Seohyun rasakan bersama Kyuhyun, maka tak lengkap bila Young Hwa tidak merasakan apa yang hatinya rasakan. Namun, apakah mungkin?

Dalam kesunyian itu Seohyun berbisik pada hati kecilnya. "Maaf, telah menyakitimu terlalu banyak."

Seohyun tak dapat memaksa Young Hwa turut bahagia atas hubungan yang terjalin dalam ikatan suci antara dirinya dan Kyuhyun. Young Hwa -- seperti yang Sekyung katakan padanya, bahwa lelaki itu telah menyimpan rasa untuknya. Mencintainya dalam diam. Sebuah rasa yang tak pernah bisa dibalas olehnya.

"Hyun-i."

Suara lelaki itu datang di antara kepedihannya, embun itu pun hadir menghiasi pancaran mata.

"Oppa."

Dan seseorang yang telah mengabaikan rasa sakitnya, dan justru turut bersedih, kini merasakan hantaman keras di dada. Sapaan hangat yang jelas bukan untuknya, telah mengalun sayup dari bibir wanita-nya. Kyuhyun meraup udara yang kian tipis, menyesakkan dada.

*

Ukiran kaku di sudut bibir nan ranum itu menarik perhatian Young Hwa. Membuatnya menerka tentang perasaan gadis itu padanya. Mereka bertemu setelah sekian lama tak jumpa. Dan kini, wajah gadis itu terlihat bermuram durja.

"Kau baik-baik saja?."

Wajah sendu di hadapannya mengangguk.

"Baik."

"Kau tak seriang biasanya. Pundak kecil itu terlihat menyimpan begitu banyak beban. Malang sekali." Young Hwa melirik pundak Seohyun sembari terkekeh nyaring. Mencairkan suasana. Membuat seseorang yang berada di balik punggungnya mendengus kesal.

You're My Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang