14

2K 196 12
                                    


A Story by lianacho

Happy reading ~~~

==============================

Kesunyian menyergap. Kyuhyun mengayunkan langkah kakinya perlahan, berusaha menjaga ketenangan ruangan yang di huni Sekyung saat ini.

Wajah pucat itu berbalik menatap Kyuhyun, diiringi seulas senyum yang tertarik begitu lemah. "Apa aku mengganggu waktumu?."

"Apa yang kau katakan. Tidak Sekyung, tentu saja tidak. Keadaanmu lebih mengkhawatirkan dari waktuku." Kyuhyun menarik napasnya perlahan, menghilangkan rasa sesak yang menghimpit dada. Tatapan matanya dipenuhi kecemasan.

"Aku baik-baik saja. Aku hanya merasa kesepian." Sekyung mengulas senyumnya kembali.

"Dokter bilang apa?." Pandangan Kyuhyun menunduk sayu.

"Aku hanya kelelahan dan kekurangan cairan. Jangan berlebihan."

"Bagaimana pun kau harus menjaga kesehatanmu. Jika bukan kau siapa lagi?."

Sekyung melepas tawanya yang singkat. "Arraseo, kau cerewet sekali seperti ibuku."

Mendengar kekehan Sekyung yang lemah, Kyuhyun semakin di liputi perasaan bersalah. Sekyung menahan sakit di hadapannya.

"Kau, istirahatlah. Aku akan di sini menemanimu."

"Anni. Jika aku tidur siapa yang akan menemanimu?."

"Jangan keras kepala. Kau itu sedang sakit."

"Aku baik-baik saja."

"Kenapa kau sulit sekali di atur eoh?." Cemas dan kesal, Kyuhyun menghela napas kasar, memusatkan perhatian kelain arah, menetralkan gemuruh yang menghimpit dadanya. Terdiam sesaat, detik berlalu dalam kebisuan. Sekyung mengamati dengan lekat wajah lelah Kyuhyun yang di penuhi kecemasan terhadapnya, saat itu garis wajah Sekyung menunjukan keharuan yang dihiasi segaris senyum. Kyuhyun tengah mencemaskannya.

"Kyuhyun-ah." Bisiknya, lemah. Kyuhyun kembali menatapnya. Dalam keharuan yang juga tengah menyelimuti hati Kyuhyun, ia tertegun menyaksikan pendaran mata Sekyung yang diselimuti kerinduan.

"Aku merindukanmu. Aku ingin melihat wajahmu lebih lama lagi" Tangan lemah Sekyung meraih pergelangan tangannya, menatapnya dengan mata berselimutkan kabut dan juga bibir bergetar.

"akhir-akhir ini kau jarang sekali bisa ditemui. Aku ingin menceritakan banyak hal padamu."

Dingin menyelimuti hati Kyuhyun, membuatnya sesak ketika tangan Sekyung berpegang pada jemarinya. Maaf. Hanya kata itu yang bisa melukiskan kepiluan Kyuhyun akan keadaan Sekyung saat ini. Angin yang menyingkap tirai membawa kegersangan dikulit wajah Kyuhyun.

"Mianhae." Lirih Kyuhyun. Sekyung mencoba mencibir , namun ia justru terkekeh mendapati wajah Kyuhyun yang diliputi penyesalan.

"Hei, aku baik-baik saja. Jangan menekuk wajah seperti itu. Dan lagi pula, sejak kapan kau bersikap manis seperti ini, ck! Jangan menunjukan wajah menyesalmu Kyuhyun-ah, tidak ada yang salah, jadi, untuk apa disesalkan?."

"Kau pikir aku bisa baik-baik saja melihatmu terbaring lemah disini?." Kyuhyun meredam kesal akan dirinya sendiri, raut wajahnya dirundung kegetiran. Dan di balik pintu berlapis kaca— seseorang tengah menahan riak pilu dihati, menatap kebersamaan Kyuhyun dan Sekyung, yang menjadikan sendi-sendi dalam tubuhnya melemas sedang dadanya seolah terikat dan dihujami benda tajam. Ialah Seohyun yang kini menahan perasaan itu untuk dirinya sendiri, mencoba bersikap baik-baik saja seiring langkah kakinya bergerak maju memecah kebersamaan itu. Cairan panas mendesak keluar dari pelupuk mata, ketika dua pasang mata terkejut menatap kehadirannya. Menahannya, ia hanya bisa menunjukan segaris senyum— mengabarkan bahwa hatinya tiada terluka sedikit pun.

You're My Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang