13

2K 189 13
                                    


A Story by lianacho

Happy reading ~~~
==============================

Pagi telah datang, di sambut hangatnya sinar mentari yang menyelinap melalui tirai. Kicauan burung yang bertengger pada penyangga teras terdengar riuh menyapa, sedang Seohyun yang tengah menyikat gigi di wastafel hanya menatap bingung pada bayangannya yang terpantul di cermin. Dia merasakan sesuatu yang aneh semalam, antara nyata dan sebuah mimpi.

Dalam benaknya, bagaikan siluet di tengah senja, dua sosok tengah bercumbu dalam pagutan bibir, dan dia melihat bahwa dua sosok itu menyerupai dirinya dan Kyuhyun. Apakah dia bermimpi melakukan itu? Apakah perasaannya sudah tak terkendali lagi, hingga benaknya dengan lancang berfantasi seperti itu? Oh, itu benar-benar gila dan menjijikan. Dan di saat yang sama pula Kyuhyun datang dan berdiri disisinya ; melakukan aktivitas yang sama seperti apa yang tengah dirinya lakukan. Karena tak ingin ketahuan, Kyuhyun memandang Seohyun yang pagi ini terkesan dingin padanya melalui ekor mata. Dalam perasaan resah, Kyuhyun bertanya-tanya pada hati kecilnya ; apakah Seohyun menyadari tentang kejadian semalam? Apakah gadis itu akan menuntutnya jika ketahuan? Lalu apa yang gadis itu rasakan terhadap dirinya sekarang?

Tiada kontak mata dan juga percakapan diantara keduanya. Seohyun telah membersihkan sisa-sisa busa yang mungkin saja tertinggal disekitar mulutnya. Dia mengangkat wajah yang sebelumnya tertunduk di dalam wastafel, memandang kearah cermin, lagi, dan lagi. Mengamati dengan seksama, kemudian dia kembali termenung. Benaknya kembali di penuhi bayangan siluet senja yang erotis menyerupai dirinya dan Kyuhyun. Sedang Kyuhyun tengah menatap keadaan gadis itu dengan kening mengernyit. Ada perasaan horor yang terbesit dalam benak Kyuhyun, seolah Seohyun yang di lihatnya kini menyerupai mayat hidup dengan pandangan kosong.

"Arghhhhhhh!!! Michin! Michin! Michin!." Kyuhyun tersedak hingga menelan busa pasta giginya, mendengar jeritan dan hentakan kaki Seohyun berulang kali, sedangkan gadis itu menggelengkan kepala dengan kasar kemudian berlalu begitu saja ; tanpa memperhitungkan hadirnya yang kini menyudutkan diri pada dinding, akibat rasa takut akan aura aneh yang gadis itu pancarkan pagi ini.

-o0o-

'Jangan memanggilku, aku merasa tidak siap menatap wajahmu hari ini. Baiklah, anggap saja aku tengah alergi padamu. Dan yah, kurasa kau akan tersenyum karena mengira bahwa aku merasakan debaran aneh saat disekitarmu. Ku mohon, jangan salah paham, aku hanya merasa kurang nyaman melihat kawah di wajahmu, bisa kau terima? Baiklah, makanlah apa yang kusiapkan. Selamat menikmati^^ '

Kyuhyun meruncingkan bibirnya bergantian arah. Apa-apaan ini?! Dalam sekejap dia tersenyum dan kemudian mendengus karena lagi-lagi penilaian Seohyun tentang wajahnya kembali melukai harga dirinya. Seperti inikah bittersweet? Manis yang berakhir pahit, apalagi melihat icon terakhir dikertas itu.

"Siapa juga yang mengira bahwa kau akan berdebar jika disekitarku." Berbohong pada harapannya sendiri akan apa yang ia nyatakan barusan, Kyuhyun mencibir di hadapan selembar kertas yang Seohyun tinggalkan diatas meja, Alih-alih mematuhi isi memo yang Seohyun tinggalkan— Kyuhyun mencoba cara lain untuk bisa menatap wajah gadis itu pagi ini.

To : penguin bodoh
'Hei, kopinya sudah dingin. Aku ingin yang baru.' Kyuhyun menatap ponsel pintarnya tanpa berniat memalingkan wajah melihat sepiring roti bakar di hadapannya.

From : penguin bodoh
'Kau tidak membaca isi pesanku? Aku melarangmu memanggilku.'

Kyuhyun berjengit kemudian menyeringai. Dia menatap layar ponselnya bagai seseorang yang memenangkan undian.

To : penguin bodoh
'Kau mengatakan jika aku tidak boleh memanggilmu, kau tidak mengatakan jika aku tidak boleh mengirim pesan padamu.'

Seohyun yang bergumul pada selimut tebal hingga menyembulkan bagian kepalanya di dalam kamar mendesis, dan meruntuk kesal membaca isi pesan Kyuhyun. Wajahnya terbingkai penuh guratan frustasi. Dia menekan balasan untuk Kyuhyun pada layar ponselnya dengan kasar.

You're My Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang