2

115K 6.6K 23
                                    

Carissa menatap bayangannya di depan cermin. Gaun putih itu terlihat sangat indah di tubuhnya. Sayangnya, Carissa sama sekali tidak menyukainya. Bukan karena ia merasa tidak cocok, tetapi karena ia tidak siap untuk menikah.

Seorang penata rias yang telah menyelesaikan tugasnya, pergi menginggalkan ruangan itu, setelah berpamitan padanya.

Pintu kembali terbuka dan Carissa melihat Varrel dengan tuxedo putih lewat cermin di depannya. "Apa yang kau lakukan di sini?"

Sudut bibir tipis lelaki itu terangkat, mendengar pertanyaan Carissa. "Aku hanya ingin melihat calon istriku." Varrel berjalan mendekat ke arah Carissa dan berdiri tepat di belakang Carissa.

"Kau sangat cantik." Varrel berbisik di salah satu telinga Carissa.

Carissa menatap bayangan lelaki itu dengan angkuh. "Aku terlalu cantik bersanding dengan pria berhati busuk sepertimu. Aku sudah tahu apa rencanamu."

Varrel menggertakkan rahangnya, lalu membalikkan tubuh Carissa dengan paksa dan mencekal lengan Carissa kuat-kuat. Terlihat tidak terima dengan hinaan yang keluar dari bibir gadis itu.

"Aku tahu recana busukmu. Entah apa yang kau lakukan pada orangtuaku, sehingga mereka menerima lamaran ini," ucap Carissa menatap mata coklat lelaki itu sengit.

"Dengar. Bagaimana pun, hari ini kau akan menjadi istriku. Setelah itu aku tidak akan melepaskanmu," ucap Varrel. Berusaha menahan amarahnya. Lalu pergi dari tempat itu.

Carissa menatap kepergian Varrel dan berpikir sejenak. Ia harus melakukan rencananya. Setelah memantapkan hatinya, Carissa melangkah ke luar ruangan diam-diam dan menyadari bahwa keamanan pesta terlihat renggang. Sepertinya, William menepati janjinya, bahwa ia tidak akan dikekang di hari pernikahan. Namun, pernikahan bukanlah salah satu jalan untuk mencapai keinginannya. Carissa harus mengubah takdirnya.

Di saat menyusuri salah satu lorong, Carissa menemukan pintu besar yang terbuka lebar di hadapannya. Namun pintu itu bukanlah jalan keluar yang aman, karena banyak pengawal di luar sana. Carissa mencari pintu keluar lainnya dan akhirnya menemukan sebuah pintu kecil yang terbuka dan berada di bagian belakang mansion. Tidak ada satu pun pengawal yang menjaga di sana. Ia terpaksa melepas sepatu yang mengganggu langkahnya, lalu berlari secepat mungkin ke arah pintu itu.

Tiba di ambang pintu, Carissa menghentikan langkahnya. Menatap ke bawah dengan terpana, lalu mengalihkan pandangan ke luar. Tinggal selangkah lagi.

"Lady! Anda mau kemana?" Tiba-tiba salah satu bodyguard melihatnya hendak melarikan diri. Bodyguard itu masih terlihat jauh dari posisi Carissa. Terlihat hendak menghubungi rekannya.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Carissa segera berlari. Rambutnya yang baru saja dirias, kini berantakan akibat angin yang menerpa. Carissa tidak memperdulikan apa-apa lagi. Ia hanya ingin bebas dari semua peraturan dan kekangan yang telah ia rasakan sepanjang hidupnya.

Carissa menoleh dan melihat para bodyguard mengejarnya.

"CEPAT KEJAR DIA! JANGAN BIARKAN DIA LOLOS!!"

Carissa berlari sekencang mungkin, hingga akhirnya ia melewati perbatasan wilayah mansion itu. Kawasan itu hanya ada pepohonan yang menjulang tinggi. Sama sekali tidak ada pemukiman atau pun jalan raya. Sebenarnya di mana letak mansion yang telah ia tinggali selama ini? Baru menyadari bahwa mansionnya jauh dari kota. Kakinya semakin lelah. Berapa lama lagi ia bisa bebas dari hutan ini? Ia bahkan belum melihat ujungnya.

Larinya semakin lambat. Tiba-tiba kakinya tersandung batu, membuat tubuhnya jatuh tersungkur. Gaun putihnya menjadi kotor dan robek akibat tersangkut ranting pohon. Carissa berusaha bangkit berdiri dan menahan rasa perih di lututnya.

MY MYSTERIOUS BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang