Chapter 6 : Ciuman Hangat

Start from the beginning
                                    

"Bersiaplah. Aku tidak menerima penolakan." Kenzo menarik tangan Angel untuk berdiri.

"Iya." Angel mengangguk malu dengan rona merah di kedua pipi.

***

Angel menatap penampilannya di depan kaca. Rok putih polos di atas lutut dengan rambut yang dibiarkan tergerai, serta makeup polos di wajah polosnya membuat Angel terlihat cantik. Polesan make up yang setidaknya mampu menutupi kedua matanya yang masih terlihat bengkak dan memerah.

"Ponsel nona tertinggal." Marta menyerahkan ponsel yang berada di atas nakas kepada Angel.

"Ah, iya!" Angel kemudiam memasukkan ponselnya ke dalam tasnya.

"Semoga nona bahagia."

Angel yang baru saja akan menutup resleting tasnya mendongakkan kepalanya, bingung.

"Abaikan kata-kata bibi, sebaiknya nona cepat turun. Nona sudah ditunggu."

"Iya!" Angel menganggukkan kepalanya, lalu berlari keluar kamar dengan langkah tergesa-gesa.

Langkah Angel berubah pelan setelah mencapai pintu utama.

Samar-samar Angel melihat gerombolan perempuan di sisi mobil silver yang berjajar rapi di halaman. Angel tidak menyangka, para anggota cheers ikut merayakan kemenangan tim di rumahnya.

Angel menarik dan menghembuskan nafas berat di hidungnya. Angel tahu mereka tidak pernah menyukainya. Mereka semua membencinya, menjauhinya dan menggunjingnya dengan buruk. Mungkin karena itulah, Angel Angel benci suasana kampus.

"Kenzo, kapan kita berangkat? Kita sudah terlalu lama menunggu!" Sebuah suara sinis terdengar. Angel menyipitkan mata, dan melihat seorang gadis tengah bergelayut manja di lengan Kenzo, yang kini bersandar di bodi mobil, membelakanginya.

"Benar kata Jully. Berangkat sekarang saja." Suara lain dari seorang pria menimpali. Nada suaranya tidak jauh dari kata sinis, bahkan terdengar jengkel.

"Aku tidak meminta kalian untuk menunggu. Kalian bisa berangkat lebih dulu." Kenzo melepaskan kaitan tangan Jully di lengan siku dengan ekspresi yang mulai terlihat jengah.

Jully yang merasa tersinggung, kemudian memutar matanya ke belakang. Saat itulah gadis dengan rambut sebahu itu melihat Angel.

"Akhirnya, gadis manja itu keluar juga." Gumamnya.

Angel yang baru sadar masih berdiri di depan pintu, kemudian melangkahkan kakinya ke halaman. Semua pandangan tertuju padanya, hingga Angel merasakan tangannya berkeringat.

Pipi Angel memerah mendengar bisikan-bisikan yang dilemparkan oleh para gadis yang dia lewati. Dia terus melangkah lurus dengan kepala tertunduk, mencengkram tas kulitnya dengan erat. Lalu merasakan sebuah benda keras menabraknya? Tidak, lebih tepatnya dialah yang menabraknya.

Bruk!

"Ah!" Angel mengaduh. Kakinya seketika goyah. Saat itulah dia merasakan sepasang tangan kokoh melingkar di pinggangnya, lalu menariknya.

"Kalau jalan lihat ke depan." Kenzo menarik dagu Angel, dengan satu tangan masih memeluk punggungnya.

Dengan rambut acak-acakan dan mata biru safir yang kontras dengan warna pada rambutnya, Kenzo menatap tajam pada Angel seorang. Perpaduan gaya streetwear dengan bomber jacket navi-nya membuat Kenzo terlihat begitu gagah. Celana panjang jeans yang dikombinasikan dengan sepatu sneakers, menambah nilai plus untuknya. Penampilan Kenzo terbilang simpel, namun tampak menakjubkan ketika Kenzo yang memakainya. Penampilan yang berhasil membuat Angel tak berkutik untuk sementara waktu.

"Kalau jalan, jangan menunduk. Aku menjadi tidak bisa melihat wajahmu." Kenzo mengambil helaian rambut panjang Angel dan merapikannya.

Senyum hangat yang biasanya Kenzo sembunyikan, kini merekah.

"Kamu cantik sekali." Kenzo mengecup hidung Angel dengan mesra.

Angel terkesiap. Kenzo melakukannya di depan teman-temannya?

Para sahabatnya turut memandangnya dengan wajah terkejut.

Kenzo yang dikenal dingin, bisa selembut ini pada Angel.

TBC

Sudah ada di playstore ya

Sudah ada di playstore ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Spoiled Angel [21+] | ENDWhere stories live. Discover now