Romantika 04

1.6K 76 2
                                    

Tugas terakhir untuk mencintaimu adalah mencari penggantimu.

💔

Malam ini aku tidak melihat bintang. Membuat rinduku padamu tumbuh dengan begitu liar. Namun, mengapa merindukanmu terasa salah?

×

Om Gunderuwo

Satu titik
Dua koma
Hey cantik,
Lagi apa di sana?

Makan soto sama Seto

Seto lagi maghriban 👀

Seto-ran bayar soto 😂

Gak pas kali.
Ini baru pas.
Makan soto
Ditemenin siti
Gak usah sotoi
Kita nyantai

Jago bikin pantun Omku

Jangan takut
Jangan khawatir
Ini kentut
Bukan petir.

Heh?

Aku sudah gila. Bagaimana bisa aku masih menyimpan saksi bisu kisah kita berdua?

"Truth or dare?"

"Truth."

"Apa arti Pak Anugrah buat lo?"

Aku cemberut mendengar pertanyaan Vera. Menyebalkan, ada-ada saja pertanyaan cewek itu. Lagi pula, kenapa harus bawa-bawa kamu?

"Sirius."

"Maksudnya?"

"Dia seperti Sirius dalam hidup gue--bintang yang bersinar paling terang. Semua orang di bumi dapat melihatnya dan mengaguminya. Tapi, dia terlalu jauh dan tidak akan pernah mampu untuk gue jangkau."

"Aish... Ngomong sama penulis emang beda. Definisinya terlalu tinggi."

"Mojito rastrawberry dan mie goreng level 2."

"Kok cuman level dua?"

Pak Roma nyengir lagi, membuatku jengkel dan ingin mencambuk laki-laki ini. Sabar, Cantik, sabar. Nanti dipecat Bos Veron.

Tapi, Bos Veron adalah CEO yang bijaksana. Ia tidak akan menjual karyawannya demi kepentingan kerjasama dengan perusahaan lain. Bos Veron menjunjung tinggi profesionalitas kerja, jadi jika Pak Roma berbuat tak senonoh pada karyawannya pasti Bos Veron paparkan pada media.

Uh, siapa yang tak kenal Veron Alexander?

Aku jadi ingat, dulu ketika Bos Veron dan Mbak Vanilla bertengkar hebat, Mbak Vanilla pernah nabrak bahuku kencang. Tapi kesialan itu justru datang pada Mbak Vanilla sendiri. Mug yang dilukis Mbak Vanilla untuk Mas Veron pecah.

Mbak Vanilla marah padaku, tetapi Bos Veron tetap membelaku karena memang Mbak Vanilla yang menabrakku. Sebagai gantinya, Mas Veron harus melukis mug untuk Mbak Vanilla.

Mungkin gara-gara itu Mbak Vanilla dendam padaku. Setiap kali kami tidak sengaja bertemu, Mbak Vanilla selalu meminta Mas Veron menciumnya.

"Kemarin Pak Veron bilang kamu izin tiga hari karena diare. Kebanyakan makan pedas."

"Astaga!" Aku menepuk jidat, kenapa juga Mas Veron harus laporan itu kepada Pak Roma?

"Pak Veron tahu saya ngajak jalan kamu. Sudah seperti Ayah ya, dia. Saya nggak boleh ajak kamu pergi lebih dari jam 8 malam, harus memastikan makanan kamu sehat dan nggak pedas."

"Kayaknya saya harus siapin surat resign. Parah banget Mas Veron sampai ikut campur gini."

"Setuju, kamu resign saja dari Alexander Corp dan melamar pekerjaan di Dalton Corp."

Aku meniup poni ke atas, ini lagi.

"Pak Roma nggak usah aneh-aneh dulu deh. Lebih baik Pak Roma panggil orang bengkel untuk benerin ban motor saya di AC(Alexander Corp)"

"Yah, percuma saya benerin sekarang kalau besok saya punya niat bocorin lagi."

"Apa?" Aku melotot setengah galak kepadanya.

"Biasa aja kali."

Sungguh! Aku benar-benar ingin membelah laki-laki ini menjadi banyak. Mulutnya kalau bicara benar-benar bikin orang lain kesal, dia senang asal bicara.

"Pokoknya kalau sampai besok pagi saya lihat ban motor saya masih kempes, saya akan tuntut Pak Roma ke penjara dengan tuduhan merusak barang milik orang lain dengan pasal 406 KUHP."

Laki-laki itu bengong. Apa yang salah? Benar 'kan pasal yang kuucapkan?

Tak lama, ia terkekeh. Membuat aku tak sengaja melemparinya kerupuk--yang entah bagaimana bisa masuk ke mulutnya.

Refleks, Pak Roma tersedak. Aku ngakak. Dasar, untung saja aku tidak bekerja di Dalton Corp. Bisa gila punya Bos edan seperti ini.

"Memangnya kamu ada bukti? Di sana belum ada CCTV. Saya bisa saja tuntut balik kamu dengan tuduhan pencemaran nama baik melalui pasal 45 ayat 1."

"Susah ngomong sama Pak Roma."

"Susah ngajak kamu jalan."

Aku mendengus.

Jika begini, hidupku tidak akan bisa tenang setelahnya.

RomantikaWhere stories live. Discover now