Anything For You

2.6K 121 1
                                    

Sesampai di kelas Arga langsung menidurkan kepalanya sambil memainkan game yang ada di ponselnya.

Kangen Emelin. Rindu Emelin. Padahal gue baru aja ketemu sama dia.

Arga membayangkan gadis itu. Gadis yang ia kangenin tiap waktu. Arga tau, kalau sikapnya ini berlebihan. Tapi, ini yang di rasakan Arga.

"Gue ngga mau kehilangan lo, dan lo ngga boleh kehilangan gue" gumam Arga pelan.

Arga memandangi foto Emelin yang ada di layar ponselnya. Gadis itu, gadis yang pernah ia permainkan. Namun, malah gadis itu sendiri yang mempermainkan perasaannya. Gadis itu berhasil membuat Arga jatuh hati kepadanya.

Arga memikirkan awal pertemuan dirinya dengan gadis itu. Ia tak menyangka bahwa gadis itu akan menjadi miliknya. Dan Arga juga tidak menyangka kalau dirinya bisa memiliki Emelin.

"Pertemuan kita lucu ya" lirih Arga pelan

Gila!

Arga berbicara sendiri sambil mengelus Emelin yang muncul di layar ponselnya.

"Gue sayang sama lo" ucap Arga

"Woy! Daritadi lo itu ngomong sendiri, gila lo" ucap Doni tiba-tiba

"Widih makin hari Emelin makin cantik" sahut Doni lagi setelah dirinya melihat foto Emelin di layar ponsel Arga.

"Cantiklah"

"Gue beruntung punya dia" ucap Arga dan Doni terkekeh

"Karna cantik?" Arga menggeleng

"Gue beruntung punya dia. Karna dia itu segalanya di hidup gue"

"Dia itu teman gue, sahabat gue, pacar gue, adek gue. Intinya segalanya lah" sahut Arga

"Anything for you" ucap Arga

Arga memasukkan ponsel itu ke dalam saku celananya.

"Don" panggil Arga dan Doni menoleh ke arah Arga.

"Apaan?"

"Hari ini lo bawa motor ngga?" tanya Arga to the point

"Ngga. Kenapa?"

"Nanti lo bawa motor gue pulang ke rumah gue" ucap Arga

"Terus? Lo pulang naik apa?"

"Naik angkutan umum, sama Emelin juga?" tanya Doni

Arga menganggukan kepala. "Yakin? Emelin bakal mau pulangnya naik angkutan umum?"

Arga terdiam. "Emelin kan anaknya manja, kayak anak kecil"

Arga terkekeh mendengar pernyataan Doni.

Karna itu juga gue cinta sama Emelin.

"Yauda, nanti motornya gue bawa"

Arga langsung memberikan kunci motornya ke Doni.

"Makasih broo" Arga menepuk bahu Doni dan Doni menganggukan kepala

"Bentar lagi bel pulang, gue ke kelas Emelin dulu" Doni menganggukan kepala.

**
Arga dan Emelin berjalan menyusuri trotoar ini sambil celingukan ke jalan raya. Arga terus menggandeng tangan Emelin. Sangat erat. Seperti tak ingin kehilangan Emelin.

"Ini mau kemana? Motor kamu kemana? Kita pulangnya naik apa? Pan-" jari telunjuk Arga mendarat di bibir Emelin.

"Kalau nanya satu-satu" Emelin menganggukan kepala dan Arga langsung menjauhkan jari telunjuknya dari bibir Emelin.

"Motor aku di bawa Doni. Kita pulangnya naik angkutan umum. Kamu mau kan?" tanya Arga dan Emelin langsung terkejut.

"Pan-" ucapan Emelin terpotong

"Iya aku tau panas. Manja deh" Emelin langsung mendengus kesal.

"Ngga mau sama gue yang manja kayak gini, yauda. Ngga mau sama gue yang kayak anak kecil, yauda. Cari yang lain aja" ucap Emelin dengan dingin.

Emelin langsung berjalan meninggalkan Arga.

"Ngambek kan tuh anak" lirih Arga pelan dan Arga langsung mengejar langkah Emelin yang sudah terlalu jauh.

"Emelin, tunggu deh" teriak Arga namun Emelin tak merespon.

Setelah berhasil mengejar Emelin, Arga langsung menahan tangan Emelin.

"Maaf"

Hanya itu yang Arga ucapkan. Satu kata tapi bisa menenangkan keadaan.

Emelin menoleh lalu menganggukan kepala dan Arga langsung mencubit kedua pipi Emelin dengan gemas.

"Jangan manja, jangan kayak anak kecil, lo itu anak siapa sih? Kok gemesin"

Emelin meringis kesakitan gara-gara cubitan Arga.

"Sakit"

"Habisnya, lo itu gemesin, gue makin cinta sama lo"

Arga langsung menggandeng tangan Emelin.

"Itu angkutannya" Emelin menunjuk ke arah angkutan itu.

"Mau naik?" tanya pak sopir

"Iya pak" jawab Emelin.

"Tapi sempit neng"

Emelin melihat ke arah Arga sekilas dan Arga menganggukan kepala.

"Gapapa pak"

Emelin dan Arga langsung masuk ke dalam angkutan umum itu. Sempit. Tempat duduknya juga desak-desakan.

Arga melihat Emelin yang tidak nyaman dengan keadaan seperti ini.

"Panas ya" bisik Arga dan Emelin menganggukan kepala.

Arga langsung menghapus keringat Emelin dengan telapak tangannya.

"Ciee romantis banget anak zaman sekarang" ucap wanita parubaya. Seisi penumpang angkutan umum memperhatikan Emelin dan Arga.

"Pacarnya cantik, nak" sahut wanita itu lagi

"Makasih bu" ucap Emelin.

"Kalau lihat kalian pacaran kayak gini, keinget zaman muda ibu dulu" Arga dan Emelin terkekeh mendengar ucapan wanita parubaya itu.

"Nak ini,  kayaknya sayang banget sama pacarnya" ucap wanita itu lagi dan Arga melihat Emelin sekilas.

"Kalau saya ngga sayang sama dia, saya ngga mungkin bertahan sejauh ini, bu" ucap Arga dan seketika penumpang seisi angkutan umum memberikan tepukan untuk Arga.

"Arga, mulai deh" bisik Emelin dan Arga terkekeh.

"Pacar saya ini pemalu, bu. Kalau lagi saya gombalin pipinya gampang merah, bu. Kayak sekarang ini" ucap Arga dan seketika semuanya memperhatikan Emelin.

"Kalau kata anak zaman sekarang, namanya baper, nak" lagi dan lagi Arga terkekeh.

"Pacar saya ini anaknya baperan, bu" goda Arga dan seisi angkutan umum terkekeh.

"Semoga kalian bahagia terus" ucap wanita itu dan Arga Emelin menganggukan kepala.

"Amin" ucap Arga dan Emelin bebarengan.

Semoga dia pemilik hati saya.

Arga menatap Emelin lalu tersenyum.

"Semoga dia pemilik hati saya" ucap Arga dan Emelin hanya tersenyum.

Penumpang yang ada di situ ada yang ikut senyum-senyum memperhatikan Arga dan Emelin.

**
CHAPTER KALI INI SAYA BIKIN BAPER DULU. OH IYA YANG MAU TAU SIAPA SURUHAN TERE NANTIKAN DI CHAPTER-CHAPTER YANG AKAN DATANG. KRITIK DAN SARANNYA SAYA TUNGGU.

FOLLOW INSTAGRAM SAYA: Dviasaputri25

FOLLOW TWITTER SAYA: ViaSaputri_IF

ADD ID LINE SAYA: Viasaputri29

GO FOLLOW ACC MEDIA SOSIAL SAYA. SEE YOU. GOOD NIGHT ALL.

Waiting For youWhere stories live. Discover now