Tayang Emelin

4K 172 4
                                    

Emelin memandangi bayangannya yang terpantul di kaca yang ada dikamarnya.

"Arga kok bisa suka sama gue yaa? Padahal kemarin kan gue nggak tanya alasannya dia suka gue apaan?" Emelin ngedumel.

"Bodo, Emelin!"

DRRT.. DRRT

New messages

Aku sudah ada didepan rumah kamu. Cepetan keluar. Nanti telat lhooo.

Emelin menarik ransel nya dan langsung turun menemui Arga yang sedari tadi menunggunya.

"Hehe maaf"

Arga tertawa. "Ayoo buruan"

Emelin mengikuti Arga dari belakang. "Bentar pamitan dulu sama bibi"

Emelin pergi ke arah dapur menemui Bi Ijah pembantu nya itu.

"Bi aku berangkat sekolah dulu. Kalau kak Deni tanya bilang aja aku udah berangkat dianterin Arga!"

Bi ijah menganggukan kepala. Emelin kembali menghampiri Arga.

"Lah tumben kok bawa motor?" tanya Emelin

"Hehe iyaa penen dipeluk camu telus, tayang" jawab Arga dengan nada kayak anak kecil

"Arga! Jangan cari kesempatan deh"

"Loo cekarang tan camu pacal aku. Cekarang camu tan tayang aku"

"Hihih ngomongnya jangan kayak anak kecil. Jijik" Arga mendengus kesal

"Bodo. Yang penting kamu suka aku"

"Nah ngomongnya normal gitu kan enak di dengar"

Arga mencubit pipi Emelin dengan gemas. "Sakit nyeeet"

Nyeeet? Monyet?

"Nyeeet? Tapi suka kan?" ledek Arga

Kali ini Emelin yang emosi. "Udah ayo berangkat"

Emelin langsung naik ke atas motor Arga. Dan tidak lupa memakai helm.

"Pegangan tayang" Emelin memukul punggung Arga dari belakang.

Emelin memegang pinggang Arga. "Dipeluk tayang"

"Sumpah gue jijik"

Arga tertawa. Ia berhasil menggoda kekasihnya itu.

Akhirnya Emelin memeluk pinggang Arga dari belakang.

"Nah gini dong tayang"

Emelin terdiam. Arga kembali fokus mengemudikan motornya.

"Semoga lhoo yang terbaik dan terakhir buat gue"

"Emelin kok diam?" tanya Arga.

"Haa? Apaan?"

Arga mendengus kesal. "Kamu kenapa?"

"Aku mau nanya sama kamu"

"Bentar! Ngomongnya di parkiran sekolah aja. Bentar lagi sampai kok"

"Iya"

Motor Arga berhenti diparkiran sekolah. Arga turun dari motor. Menatap mata emelin dengan serius.

"Mau ngomong apa?" tanya Arga.
"Apa alasan kamu suka sama aku?"

Arga terdiam. "Bukannya mencintai seseorang itu tidak ada alasannya?"

Emelin menganggukan kepala. "Tapi aku ingin tau"

Arga menarik nafasnya panjang panjang. "Alasan aku mencintaimu adalah kamu yang terbaik"

"Maksudnya?"

Arga tersenyum. "Iya banyak cewek yang menyukai aku, banyak yang mengharapkan aku, dan mungkin banyak yang lebih baik dari kamu. Tapi, aku suka kamu. Aku sayang kamu. Aku nyaman sama kamu. Karna itu aku memilih kamu. Dan itu pula alasan aku mencintai kamu"

Emelin terhanyut mendengar perkataan itu yang keluar dari mulut Arga.

Cukup lama Emelin dan Arga terdiam. Arga memegang tangan Emelin dengan erat.

"Kamu yang paling terbaik dari cewek cewek itu. Dan aku yang paling beruntung bisa milikkin kamu" bisik Arga di telingga kanan Emelin.

"Makasih"

"Aku yang harus berterima kasih. Makasih karna kamu mau kasih kesempatan buat aku jadi pacar kamu" Emelin menganggukan kepala.

Emelin melepaskan genggaman itu. "Jangan pegangan tangan disekolahan"

"Yauda nanti habis pulang sekolah mojok aja" ledek Arga lagi.

"Yaa gini deh kalau punya pacar yang nakal"

"Nakal gimana?" tanya Arga sambil melotot kearah Emelin.

"Suka balapan, hobinya tarung mulu. Nakal kan?"

"Biarin nakal yang penting kamu suka" Arga mencubit pipi Emelin.

"CIEEE CIEEE KAK ARGA" goda siswi siswi yang berlalu lalang.

"Sana sana jangan ganggu gue yaa. Gue baru jadian nih sama Emelin" siswi siswi itu tersentak.

"Haa? Masa gini tipe kak Arga?" bisik siswi siswi yang lainnya.

"Mendingan juga sama Tere" sambung yang lainnya.

"Haduh jangan ribet deh kalian. Yang ngejalanin kan kak Arga sama Emelin. Ngapain lo semua yang repot. Sirik lo?" kata siswi yang agak tomboy dan agak terkesan cuek.

"Lo semua lagi gosipin gue sama Emelin kan? Lo lagi banding bandingin Emelin sama cewek cewek yang pernah deket sama gue kan?" Arga terus menebak

"Lah kak Arga kok tau?"

"Banyak yang lebih baik dan lebih cantik dari Emelin. Tapi gue nya nyaman dan suka sama Emelin, lo semua bisa apa?" tegas Arga dengan menatap adek kelasnya itu dengan tatapan tajam.

"Kalau gue pilih Emelin ketimbang cewek cewek itu. Lo bisa apa? Yang ngejalanin gue! Dan yang ngerasain gue!" semua terdiam. Menundukkan wajah.

"Gue setuju lo sama Emelin, kak" sahut siswi tomboy itu

"Makasih yaa"

Arga menarik nafas panjang panjang lalu menarik Emelin menjauh dari situ.

"Arga" Arga menoleh

"Aku ke kelas sendiri aja. Nggak usah dianterin" Arga menganggukan kepala

Emelin pergi menuju ke arah kelasnya.

"Segitunya Arga perlakuin gue kayak gitu didepan umum. "

Sesampai dikelas Emelin langsung menidurkan kepalanya diatas mejanya.

"Lo jadian yaa sama kak Arga?" tanya Caca. Emelin menganggukan kepala

"Selamat yaa. Gue dukung lo sama kak Arga"

"Makasih"

"Apa gue juga termasuk prioritas nya Arga?"

***

Siapa nih yang rindu Arga? Pengen tau sosok Arga kayak apa? Wkwkwk. Bayangin aja ya. Kritik dan sarannya saya tunggu.

Sampai jumpa lagi di part selanjutnya...

Waiting For youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang