Akhir Pertama - 02

166K 10.5K 447
                                    

Gita POV

"Yasmin! Gue nebeng lo ya hari ini."

Matahari yang masih tampak malu-malu menampakkan dirinya itu tidak menurunkan semangatku pada hari ini. Aku berteriak dalam skala yang sangat nyaring sesaat setelah keluar dari pintu rumah. Mendapati Yasmin yang telah siap dengan mobilnya meyakinkan diriku bahwa aku benar-benar berada dalam masa-masa paling beruntung semenjak kejadian kemarin malam.

"Perasaan udah 2 minggu lo nebeng mulu. Tadinya, gue mau cepet-cepet biar nggak ditebengin."

Yasmin tetap tidak akan bisa mengalahkanku dalam kondisi-kondisi perang tersirat seperti sekarang. Aku sudah memiliki firasat dia berniat kurang baik terhadapku hari ini. Meskipun begitu, aku masih memaklumi sikap sahabatku ini karena letak kantor kami memang bisa dibilang berada pada jarak yang tidak dekat, bahkan berlawanan arah. Walaupun dia akan menghujatku sepanjang perjalanan, Yasmin tidak akan pernah tega menolak permohonanku.

"Yas. Gue mau cerita banyak sama lo. Entar makan siang, jemput gue, yah. Terus, kita makan bareng. Okay babe?"  Yasmin masih tampak tidak percaya terhadap apa yang kukatakan barusan. Raut kesalnya semakin tampak alami ketika aku dengan tidak tahu dirinya masuk ke mobilnya begitu saja.

"Sejak kapan gue jadi sopir lo sih, Git?" omelnya sambil duduk di kursi kemudi.

"Gue ketemu cowok ganteng ganteng ganteng banget banget banget!" ucapku dengan suara yang sangat bersemangat.

"Tuh kan, apanya yang nggak bisa move on. I can't move on, Yas." Yasmin mulai menirukan cara bicaraku.

"Tapi yang satu ini beda, Yas. Nanti deh gue ceritain kronologisnya gimana, ya. Sekarang, kita cepet berangkat aja."

***

Langit cerah di luar restoran yang memuat berbagai jenis makanan dari negeri tirai bambu ini seakan mengalirkan energi tambahan kepadaku untuk mengisahkan pertemuan yang sangat memukau kemarin malam kepada Yasmin. Bukan hanya itu, suasana restoran yang belum dipadati oleh pengunjung menambah keleluasaanku untuk bercerita. Aku akan memastikan sesi makan siang kali ini akan sangat menarik bagi Yasmin. Ceritaku kali ini bukan sembarang cerita.

Gini, kan tadi malam gue lagi mau minum nih ya, tiba-tiba habis gue nutup pintu kulkas ada suara merdu gitu. Suara yang seakan ngasih gue pencerahan, Yas. Gini nih cara ngomongnya, 'Kamunya aja kali yang salah ngartiin kebaikan dia. Jangan pukul rata gitu'." Aku yang mengingat dengan sangat baik nada bicara Dean menirukannya dengan tidak kalah baiknya.

"Aneh. Kok dia langsung ngomong gitu, sih?" tanya Yasmin yang masih asyik menyeruput es teh lemon sambil menunggu pesanan makan siang kami tiba.

"Oh, kalau itu... karena gue ngomong sendiri tentang Faras sambil ngambil minum," jawabku santai.

"Tapi ya, Yas. Lo nggak bakal bisa bayangin jadi gue. Dia tuh ganteng banget dan gue baru tau kalau abang gue punya temen seganteng itu."

"Emangnya segitu gantengnya, ya? Jadi penasaran gue." Yasmin masih biasa-biasa saja setelah mendengar ceritaku itu. Padahal, aku yakin dia akan tersihir nantinya jika melihat bagaimana sosok Dean secara langsung.

"Banget. Gantengnya tuh overdosis. Gue cuma tau kalau namanya tuh Dean. Dan lo bayangin aja, gue habis itu langsung buka Instagram dan nulis nama Dean di sana. Hasilnya banyak banget. Enggak sanggup gue ngecek satu-satu."

"Kenapa nggak lo liat di Instagram Bang Iky aja? Sapa tau ada di followingnya."

"Kan gue nggak follow Instagram Abang gue. Mana Instagram Bang Iky kan digembok."

Akhir Pertama [Segera Terbit Open PO]Where stories live. Discover now